~Happy Reading~
Peluh membanjiri pelipis lalu terduduk di atas kasur dengan napas yang masih terengah. Heli mencoba mengumpulkan kesadaran nya, mimpi itu begitu nyata, rasanya sesak tiada tara.
Bagaimana sang ibu memaki dan menyalahkan nya sambil menangis. Lalu ibu nya itu berlutut padanya mempertanyakan kesalahan dari anak bungsu nya.
Dan ucapan terakhir dari sang ibu benar-benar membuat heli ketakutan. “kalau gitu, biar ibu bawa Xeon pulang...”
Mengingat itu heli menggeleng cepat, lalu mengusap wajah nya dengan kasar, membuang napas gusar, Heli meraih gelas air di atas nakas di samping tempat tidur, lalu, meneguk nya hingga tandas.
Setelah di rasa cukup tenang netranya bergulir melihat jam. Jam 09:24, pemuda itu mengumpat karena sudah terlambat untuk pergi ke rumah sakit.
Heli berjalan di koridor rumah sakit dengan tenang sambil merapikan jas Dokternya. Berniat masuk ke ruangan tempat Wiliam di rawat, langkah nya terhenti begitu melihat sosok yang sejak bangun tidur mengganggu pikiran nya.
Xeon duduk di kursi besi yang ada di samping ruang rawat Wiliam. Saat mendengar langkah kaki mendekat, pemuda itu mendongkang hingga menemukan sang Kaka yang sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan.
Terdiam beberapa detik ketika netra keduanya saling bertubrukan. Melihat bagaimana netra itu begitu sama dengan sang ibu heli membuang pandangannya, langkah nya bergerak untuk masuk sebelum Xeon menahannya dengan tatapan memohon.
“Bisa bicara sebentar.”
Heli diam menimbang, kemudian mengangguk, mengikuti sang adik duduk di kursi yang semula Xeon tempati. Xeon masih diam sementara heli menunggu apa yang akan di sampaikan sang adik.
Hampa, itulah yang heli rasakan begitu Xeon meninggal nya sendiri dengan kehangatan bekas pelukan mereka berdua. bagaimana pemuda itu meminta maaf serta mengucapkan kata rindu dan terimakasih padanya, benar-benar seperti tamparan keras untuk heli.
Entah kenapa suara sang ibu kembali menggema di pikiran nya. Tidak, tidak, Xeon bertingkah seolah-olah akan pergi meninggalkan nya dalam kubang penyesalan, sebelum itu terjadi heli segera beranjak dari tempat duduk nya.
Heli terdiam begitu sampai di pekarangan Rumah sakit dengan napas yang tidak beraturan, mata nya melihat sekitar, siapa tau Xeon belum pergi menjauh.
Tidak menangkap kehadiran sang adik heli tak kehabisan akal, pemuda itu berlari ke arah parkiran di mana mobil nya tersimpan.
Hingga pergerakan nya terhenti saat ponsel di saku nya berdering nyaring dengan Lina sang mamah sebagai penelpon.
Heli menegang begitu mendengar suara sang mamah terdengar serak dan tersendat-sendat.
“kak, kamu di mana sayang? Papah mu bilang adik mu kritis. Kamu bisa kesini segera? Temani mamah, mamah takut kak, mamah tunggu.”
Tut.
Sial, heli benar-benar bingung sekarang. Meraup wajah dengan kasar, Heli kembali berlari untuk masuk ke dalam rumah sakit.
🤍🤍🤍
Di sinilah Xeon berada, di ruangan sepi yang hanya terdengar bunyi monitor yang berjalan sesuai irama. Xeon duduk di samping ranjang pesakitan sang bunda, menggenggam tangan dingin yang semakin keriput.

KAMU SEDANG MEMBACA
Xeon {REVISI}
FanfictionTentang kehidupan Xeon (Seon) setelah kedua saudara Xeon meninggal kan nya di panti asuhan. Sejak Xeon sadar bahwa dirinya sengaja di tinggalkan ia tidak pernah berharap apapun lagi, Xeon hanya menjalani hidup nya tanpa protes. Namun darah lebih ken...