Semesta tahu, ikatan takdir adalah ikatan yang paling kuat di antara semua jenis ikatan yang ada. Meskipun bereinkarnasi ke kehidupan selanjutnya, ikatan itu akan selalu ada.
Tanpa melakukan kontrak darah, sebenarnya hubungan mereka akan tetap bertahan.
Entah apa yang dilakukan oleh pria itu hingga dirinya bisa tertangkap di Centerra, Megi sendiri tidak tahu apakah dirinya harus merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan pria manis kesayangannya itu atau sedih karena harus melihat pria itu berada di balik jeruji besi.
Karena itu, saat malam hari, dirinya yang menawarkan diri untuk menjaga Kirman. Tentu saja dirinya tidak sendirian, Diablo juga berada di sana untuk mengawasi keduanya.
Bagaimanapun, Aliansi belum sepenuhnya percaya kepada Megi yang merupakan mantan Ragnarok.
"Hal bodoh apa yang kau lakukan ini, Kirman? Astaga ... memangnya tidak ada cara lain lagi?" ujar Megi saat dirinya tiba di depan penjara Kirman.
Pria bermata sipit itu pun tertawa. "Oh ayolah, hanya ini satu-satunya momentum yang tepat untuk melarikan diri dari Ragnarok."
Megi pun menepuk dahinya. "Aduh Kirman, ini sama saja kau mengumumkan secara langsung kepada Ubi bahwa kau berkhianat darinya ...."
"Bukankah sama saja hasilnya dengan kita melakukannya secara sembunyi-sembunyi? Ubi akan tetap mengincar kita berdua," balas Kirman sembari mendengus, dirinya kemudian menatap ke arah Diablo. "Ah maaf, apakah kau keberatan melihat kami berbincang? Kalau iya, aku akan menutup mulutku hingga esok pagi saat Ragnarok tiba di sini."
Diablo kemudian menggeleng. "Sama sekali tidak. Apakah kau tidak diberi tahu oleh Megi bahwa aku yang akan menjamin kalian berdua di Asgard kepada Aliansi?"
"Ah, bagaimana bisa aku lupa hal itu," kekeh Kirman, dirinya kemudian bersidekap dada. "Terima kasih atas kemurahan hatimu, Diablo. Aku sangat bersyukur atas hal itu."
Pria itu pun tertawa. "Bukan masalah besar." Dirinya kemudian berdeham sebelum menatap Megi dan Kirman secara bergantian. "Apakah kalian keberatan untuk memberitahu hubungan kalian sebenarnya kepadaku? Aku tidak memaksa."
Megi pun tertawa mendengar pertanyaan Diablo tersebut. "Apa yang kau pikirkan, hei? Aku dan Kirman hanyalah teman ... untuk saat ini."
Tentu saja tiga kata terakhir itu tidak dirinya ucapkan dengan lantang, dirinya sudah berjanji kepada Kirman untuk menyembunyikan hal itu. Lagipula, memang belum ada hubungan resmi di antara keduanya selain pertemanan.
Kirman butuh waktu, tentu ia tahu akan hal itu. Selagi menunggu pria itu memberikan jawaban, dirinya akan terus berusaha membuktikan diri. Jika suatu hari kalimat penolakan yang ia dapatkan, maka dirinya akan tetap berada di sisi pria itu.
Setidaknya hingga pria manis itu dapat menemukan sosok yang mampu mendapatkan hatinya. Sakit memang, namun itu sudah menjadi keputusannya.
Mencintai atau menyukai sesuatu belum tentu harus memilikinya.
"Aku akan memberi kalian waktu privasi, aku tahu kalian membutuhkan hal itu," kekeh Diablo sebelum berjalan menjauhi keduanya, kemudian melemparkan permata ender ke salah satu dahan pohon dan duduk di atas sana.
"Wow, dirinya sangat perhatian," kekeh Kirman, dirinya kemudian tersenyum ke arah pemuda yang berdiri di hadapannya. "Jadi ... bagaimana kabarmu?"
Megi pun tersenyum. "Melihat senyummu yang indah itu, aku baik-baik saja. Sungguh ... aku merindukanmu."
"Diamlah ... orang-orang bisa mengira ada hubungan di antara kita," desis Kirman. "Tapi syukurlah kalau kau baik-baik saja."
Megi pun tertawa. "Jadi ... kau sekarang akan tinggal di sini bersamaku, kan?"
"Tentu saja! Kau tidak tahu betapa tersiksanya diriku sendirian di Ragnarok," gerutu Kirman. "Di sana aku hanya dijadikan budak, bahkan lebih parah dibandingkan dengan saat di Valhalla."
"Tentu saja. Tidak ada diriku yang menemani dirimu di sana, bukan?"
"Ah sial, kau memang ada benarnya."
Semesta tersenyum melihat keduanya akhirnya bisa bersatu kembali. Keduanya bukan hanya terikat oleh benang, namun rantai suci takdir. Sekuat apapun pihak lain yang mencoba memisahkan keduanya, semesta akan senantiasa mendukung mereka.
Keduanya terus berbincang dengan mesranya, dengan Diablo yang mengawasi keduanya dari atas dahan pohon. Dengan segenggam wortel emas di tangannya, dirinya mengawasi interaksi keduanya.
"Sungguh manis ... membuatku sedikit iri." Diablo kemudian menggigit wortel tersebut. "Ah, di mana aku bisa mencari kekasih?"
"Tidak ada hubungan apanya? Teman biasa tidak mungkin seperti itu, apalagi di dunia seperti ini."
T. B. C.
So don't forget to vote, spam comments, follow, and share if you like this story!
Pendek aja karena bingung mau nulis apa lagi awkwkwkkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN [Completed]
FanfictionMain cast : Megi (Megane) BxB area! Brutal Legends Universe! Tidak perlu pengakuan dari semesta untuk menyatukan dua insan, cukup keduanya yang mengetahui sebesar apa asmara yang bergejolak di dalam relung hati mereka. Dari hina menjadi terhormat, b...