an chocobong short au.
Tentang Keandra yang bingung dengan perasaannya sendiri mengenai pemuda manis yang sama-sama menunggu jemputan di halte yang sama denganya.
dedicated to solayage Oh my this is my first chocobong au special buat kak Soya since she was the first person who made me board this ship. I wrote this story in a short manga style, but I hope Kak Soya and other readers like it 😵💫🗯🎀🫶🏻
Meet the main characters,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Supporting characters,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🥋🥽
Keandra selalu percaya dirinya sebagai laki-laki normal yang tertarik pada perempuan cantik dan manis, yang membuatnya merasa harus melindungi. Tapi, rasa yang ia alami saat ini membuatnya bertanya-tanya. Apakah normal jika jantungnya berdetak lebih cepat saat berada di dekat seorang pemuda manis di halte bus?
“Aru!”
Keandra meremas ujung bajunya saat pemuda itu menoleh tepatnya ke arah seorang gadis yang mendekat dari sisi tempat Keandra berdiri. Gadis itu dengan senyum lebar mendekati mereka dan langsung merangkul Aru dengan hangat. “Kamu sudah di sini aja! Pulang bareng aku, ya?” Tanyanya dengan penuh antusias yang ternyata di angguki setuju oleh sang pemuda.
Keandra memperhatikan mereka dari sudut matanya, merasakan rasa kesal yang menggelora. Rangkulan akrab gadis itu dengan Aru terlihat begitu alami, sementara Aru sendiri tampak semakin keren dengan tangan yang santai dimasukkan ke dalam kantong celananya.
“Aru! Aru! Manja banget...” gumam Keandra, “Aku juga mau.”
Ini sudah kesekian kali mereka bertemu di halte. Keandra yang selalu menunggu kakak perempuannya yang akan menjemput setelah latihan taekwondo, sementara pemuda bernama Aru itu sepertinya baru saja selesai berenang. Rambutnya tampak basah dan lepek serta pipinya yang bersemu merah, mungkin karena flu—semua itu menarik perhatian Keandra.
“Keandra!” Suara yang sangat akrab membuatnya menoleh. Di seberang sana, kakak perempuannya melambaikan tangan dengan penuh semangat.
