Prolog

2 0 0
                                    

Di sebuah musim dingin Seorang anak yatim piatu harus bertahan hidup dari kerasnya kehidupan dengan menjual korek api, ia tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga, hari-harinya diisi dengan kesedihan dan kehampaan, berharap ada seorang yang baik hati membeli koreknya, anak tersebut terus berjalanan menyusuri pinggiran kota dan menawarkan korek api miliknya pada semua orang yang ia lewati, namun tak ada satupun dari mereka yang menghiraukan anak tersebut, dari pagi hingga menjelang malam tak ada satupun yang membeli koreknya, anak tersebut sudah sangat kelaparan, badannya sangat kurus dan hanya tersisa tulang, tubuhnya gemetar karena kelaparan dan kedinginan, namun dengan secercah harapan ia terus berusaha untuk mendapat satu pelanggan.


Malam pun tiba, hingga tengah malam ketika lampu-lampu jalan menyala, dan orang orang beristirahat, jalanan menjadi sepi tiada penyitas, anak itu masih berjalan bungkuk dengan lemas menyeret kakinya untuk terus melangkah, sepotong roti adalah makanan termewah yang bisa ia bayangkan saat itu, ia melangkah semakin jauh dan akhirnya ia tidak kuat untuk berjalan dan jatuh terduduk di sebuah gang buntu diantara kedua rumah, aroma roti bakar dengan selai tercium sampai hidung anak tersebut, membuat perutnya semakin perih, namun ia hanya bisa mencium aromanya tanpa mencicipi rasanya.


Hari semakin malam, udara diluar sangat dingin hingga menusuk tulang, tangan anak tersebut sudah mati rasa, bibirnya pucat, tubuhnya gemetar, yang ia hanya miliki hanyalah korek yang ia jual, tak memiliki pilihan lain ia menyalakan satu tangkai koreknya untuk menghangatkan tubuh.

*cckkss

Sebatang korek ia nyalakan untuk menghangatkan tubuhnya, tangannya menbentuk kubah untuk melindungi api dari angin supaya tidak padam, rasa hangat mulai terasa di telapak tangannya, namun tidak bisa melindungi dirinya dari udara malam yang semakin dingin, tak berselang lama koreknya padam, ia menyalakan sebatang korek lagi.

*cckkss

Kehangatan ia rasakan lagi untuk sesaat sebelum korek tersebut kembali padam.

*cckkss

Korek ketiga ia nyalakan, kemudian karena kelelahan anak tersebut mulai mengantuk, ia memejamkan mata dan berharap dapat tertidur pulas malam ini, tak berselang lama, ia terbangun di sebuah tempat, tempat yang hangat dengan hamparan rumput dan bunga - bunga yang indah, pohon - pohon rindang berdiri kokoh memberi tempat berlindung dan berteduh, sampai seseorang menghampirinya, belum sempat ia melihat wajah orang tersebut ia terbangun karena korek api yang padam.

*cckkss

anak itu kembali menyalakan korek api dan kembali memejamkan mata, ia kembali ke tempat di mimpinya, dia melihat kembali orang tersebut yang semakin mendekat, sampai cukup dekat wajahnya mulai terlihat, seorang gadis kecil yang manis dengan rambut putih sebahu yang dikepang kepinggir mengintar kepalanya, gadis itu hendak mengatakan sesuatu namun anak itu kembali terbangun.

*cckkss

korek kembali dinyalakan, ia kembali ke mimpinya dan bertemu kembali dengan gadis kecil itu.

"hai, aku lilly, siapa kamu?" gadis itu memperkenalkan diri sebagai lilly suranya sangat lembut bagaikan angin di musim gugur, namun anak kecil itu tidak menjawab dan hanya terdiam melihat lilly.

"kau tidak tahu namamu?, tidak masalah aku kemari ingin memberimu penawaran." belum sempat mendengarkan apa penawaran lilly, anak itu terbangun kembali

*cckkss

ia kembali memejamkan matanya, dan kembali ke tempat ia bertemu lilly.

"waktumu tidak banyak, kita persingkat saja, aku akan membawamu ke tempat yang lebih layak dari sekarang, dunia dimana kau bisa bahagia, dunia dimana kau bisa makan makanan apapun yang kau mau tanpa terkecuali, kau tidak akan kelaparan dan sakit-sakitan, dan kau juga tidak akan bersedih, dengan syarat kau harus sedikit bekerja untuk mencapai itu, jika kau menerima tawaran ku genggamlah tanganku" lilly mengulurkan tangannya, anak tersebut tidak pikir panjang menggenggam tangan lily yang lembut dan hangat, kemudian hembusan angin mulai menerpa mereka, lilly mulai melayang dan membawa anak tersebut bersamanya menuju langit yang lebih tinggi.

"terimakasih sudah menerima tawaran ku" ujar lilly sambil menatap lembut kepada anak tersebut, anak itu membalas senyuman lilly, ia merasa bahagia menemukan seorang teman.

keesokan pagi warga ramai-ramai berkumpul di sebuah tempat karena ada sebuah peristiwa, yang mengejutkan bagi mereka, polisi datang dan melihat apa yang sedang terjadi, dan ternyata mereka menemukan seorang anak yang sudah tak bernyawa karena kelaparan dan kedinginan di sebuah gang buntu, diantara dua rumah, terlihat bunga es di bibir dan bulu matanya, namun yang membuat warga merasakan perasaan yang campur aduk adalah senyuman tipis di wajah anak tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SkylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang