Twelve

596 48 9
                                    

~Asley's pov~

"ASLEEEYYYY!" Sheina berteriak sangat keras membuat Rey yang baru saja tidur sedikit terganggu.Ia merengek kecil dengan cepat kugoyang-goyangkan tempat tidurnya hingga ia terlelap kembali.

"Bisakah tak berteriak seperti itu?" Aku menjitak kepalanya.Ia menyengir dan menyodorkanku kresek warna hitam.

"Apa ini?"

"Apalagi kalau bukan mainan untuk Rey?" Aku mendengus kecil.

"Rey itu masih berumur seminggu.Mana tahu mainan seperti ini.Kasian Rey punya aunty bego sepertimu."

Sekarang giliran Sheina yang menjitakku.

"Kau jahat sekali!"

"Kenyataannya!"

"Mom akan kesini minggu depan."

Oh tidak.

Aku tidak siap bertemu keluarga besar bersama Rey.

"Apakah kita akan mengadakan pertemuan keluarga besar?" Sheina mengangguk."Itu artinya Dad dan Mom Clara dan adik kembarku juga datang?" Sheina mengangguk lagi sembari mengunyah permen karetnya.Sejak kapan ia makan permet karet.Okay itu tak penting.

"Kau akan baik-baik saja." Ya gampang untuk mengucapkan hal itu.Susah untuk dilakukan.

"Aku takut mereka tak bisa menerima Rey."

"Sejak kapan keluarga kita tak bisa menerima anggota baru?Ingat saat ayahmu menikah lagi?"

"Ya tapi itu butuh proses yang cukup lama.Apalagi dengan grandad yang tidak terima dad menceraikan mom."

"Everyting will be just fine.Trust me."

**

Aku berkeringat dingin sembari menunduk.Dihadapanku sudah duduk Gemma.Yes,dengan tiba-tiba ia datang kesini.

"Maaf menganggumu." Ia tersenyum kecil.Niall duduk disebelahku,ia memang kesini dengan Gemma.

"Tidak apa-apa." Jujur aku belum siap untuk bertemu dengan keluarganya.

"Aku sudah tahu semuanya sayang.Keluargaku juga.Aku minta maaf atas nama Harry."

Aku mendengus kecil.Sudah cukup muak mendengar namanya.

"Apakah aku bisa melihat keponakanku?" Aku menggeleng kecil.Perasaan overprotectiveku tiba-tiba muncul.Mengingat adik dari perempuan dihadapanku ini hampir menjual anaknya sendiri.

Gemma tersenyum.

"I understand."

"Lebih baik kau pergi." Ujarku dengan wajah datar.Deep deep deep deep in my heart.I feel guilty.Gemma tak salah apapun dan aku memperlakukannya seperti ini.

"Aku akan mengantarmu pulang Gem,dan juga aku harus bertemu dengan Harry.Kau yakin ia tak tahu bahwa aku tahu tentang ini semua?" Ujar Niall.Gemma tersenyum lalu menggeleng.

"Bisakah aku melihatnya hanya sekilas?" Aku menggeleng cepat.

"Kubilang pergi."

Gemma mengangguk mengerti.

"Aku pulang dulu,As,titip salamku untuknya." Niall tersenyum.Aku mengangguk pelan.

**
Aku menatap Rey dalam gendonganku.

"Kenapa kau sangat mirip dengan dadmu sih?Dad kan jelek," ujarku merengut kesal."harusnya kau mirip mom saja,lebih baik dari sijelek nan brengsek itu."

"Kapan kau akan menyelesaikan masalah dengan Si keriting?" Aku mendongak dan mendapati dad menatapku yang sedang berbicara dengan Rey.

"Mungkin tidak akan pernah."

"Rey membutuhkan ayahnya sayang." Aku meringis pelan lalu merasa hatiku sesak.

"Tapi ayahnya tak menginginkannya." Dad menghela nafas dan duduk disampingku.

"Boleh?" Aku mengangguk lalu memberikan Rey ke gendongannya.

"Dad tahu rasanya menjadi seorang ayah.Dad tahu Harry mempunyai semua penjelasan di balik perbuatannya tempo hari." Aku tersenyum sinis.

"Aku tak tahu dan tak ingin tahu apa alasannya.Yang terpenting ia ingin menjauhkanku dari anakku."

"I know you still love him," ujar Dad memainkan jari Rey yang masih sangat kecil dan rapuh.

"Dad."

"And you will always do."

Aku menangis lalu menyenderkan kepalaku di bahunya.

"Aku lelah dad.Dengan semua ini."

"Akan ada akhir yang bahagia untuk orang yang bersabar."

Aku mengangguk.Walau nasehat Dad terkesan sangat benar.Tapi kebencianku pada Harry belum berkurang sedikitpun.

**
~Harry's pov~

"Hi dude." Aku menatap Niall yang duduk disampingku.

"Kau habis darimana dengan Gemma?"

"Pergi ke cafè." Aku mengangguk mengerti.Keadaan menjadi hening.Aku masih bergulat dengan fikiranku.

"Maaf tentang tempo hari." Aku terkekeh.

"Aku sudah terbiasa.Tapi aku masih penasaran tentang alasanmu memukulku."

"Kau akan tahu."

"Mengapa kau tak beritahu sekarang?" Niall tersenyum kecil.

"Lagipula yang harusnya penasaran itu aku.Apa ada yang kau sembunyikan?" Jantungku berdegup kencang lalu aku memasang ekspresi datar.

"Tidak hanya masalah kecil."

"Kecil huh?" Niall bergumam.

"Ada apa?"

"Tidak,aku akan ke London hari ini.Sebaiknya kau secepatnya selesaikan masalahmu.Uncle Simon mulai mengamuk karena tiba-tiba kau mengambil cuti lagi."

"Lalu apa sebenarnya maksud kedatanganmu kesini?" Ujarku terkekeh.

"Meminta maaf,membujukmu untuk balik ke London,dan menjenguk seseorang." Niall bangkit lalu meninggalkanku.

Seseorang?

..........................................

Hi semuanyaaaahhhhh!Ada yang kangen gak?Gak ya?Wkwkwk gak tahu si chapter berapa aku berencana buat flashback waktu Asley sama Harry masih pacaran *HeHeHe* Masih rencana sih belum tentu kejadian kan #evillaugh# And thank you for some of your feedbacks in the previous part that's mean alot! Bunch of lovee!xx

Come Back {h.s} (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang