Halo, gue Arkana aksaranata lo boleh panggil gue apa aja terserah gue tinggal satu kost-san sama sahabat kecil gue janus, kadang dika manggil dia kak anus
"gue se anus itu ya sa? muka ganteng gini di panggil anus" itu yg janu bilang haha,gue bingung mau ngomong apa lagi intinya kisah ini menceritakan tentang kisah gue, sahabat gue,dimana dan bagaimana gue menemukan cinta gue. so can we start?"jadi gimana bang? ada kamar kosong ga?" ucap seseorang dari sebrang sana
"ada bim, satu kamar,hari ini juga udah bisa lo tempatin" balasnya
"beneran bangg??? wah! okedeh gue kayaknya agak sorean kesana"
"oke oke kalo perlu bantuan ketok aja pintu kamar gue nomor 05"
"siap bang sekali lagi makasih ya bang" ucap si penelpon kegirangansetelah menerima panggilan tersebut aksa melanjutkan kegiatan nya yaitu mengotak ngatik kamera aksa memang memiliki hobi foto memfoto makanya tak aneh jika ia kemana pun as always bawa bawa kamera, hari ini hari minggu jadi kebanyakan mahasiswa pasti menghabiskan waktu di asrama atau pun di kost-san nya hanya untuk tidur atau bahkan main game.
ting
ting
ting
suara notifikasi ponsel aksa mengalihkan perhatian nya pada benda pipih yang bertengger di sebelah tangannya, diliriknya notifikasi tersebut bertuliskan nama "anus janus" aneh padahal ini hari libur bisa bisanya makhluk bernama janus ini mengganggu ketentraman seorang aksaranata.
"ck, mau gedeg sahabat sendiri" aksa pun membereskan barang nya dan bersiap siap menuju pintu kamar janus yang kini bersebelahan dengan kamarnya yaitu kamar 06,dengan ootd simple kaos hitam dan celana coklatnya sambil membawa cine-cam kesayangannya.
tok tok tok
pintu dibuka menampilkan sosok yang sangat aksa bosankan dengan setelan baju abu celana navy dan topi NY nya di sertai senyuman yang amat menjengkelkan di mata nya
"hehe, sepet amat muka lo" ucapnya sambil mengunci pintu kamarnya
"muka gue tiap hari emang begini"
"lo mau ngajak gue nongki dimana?""lo ikut aja si pokoknya tempat nya bakalan seru" tanpa protes aksa pun mengikuti apa yang dikatakan si janus janus ini
setelah melewati gerbang aksa bertanya "ga naik motor jan?"
"elaaah deket doang ke taman sebrang" aksa mengangguk entah apa yang akan di lakukan sahabat nya ini yang jelas aksa tidak peduli, setelah sekitar 3 menit berjalan "stop, beli kopi nya dulu sa ceritanya kan nongki kita" mereka berhenti di sebuah minimarket pinggir jalan, aksa menunggu diluar katanya "ribet lo aja yang beli".
dan disini aksa sekarang di taman yang berhadapan langsung dengan sungai di temani dua kopi botolan di samping nya, melihat pemandangan matahari sore sambil mendengarkan curhatan sahabatnya tentang para mantan mantan nya yang lagi lagi memutuskan nya dengan alasan yang sama.
terkadang aksa heran mengapa janus sangat mudah jatuh cinta dan sangat mudah mencari pasangan padahal umur mereka hanya berbeda dua bulan. Aksa akui pesona janus memang lebih dominan di banding aksa jadi tak aneh perempuan lebih banyak meliriknya berbeda dengan aksa yang terkesan dingin dan acuh pada orang lain , dan juga aksa pun tidak pernah mencari tau tentang seseorang ia terlalu malas untuk melakukan relationship dengan seseorang tidak ada trauma atau hal lain semacamnya yang membuat aksa malas melakukan hubungan hanya ia terlalu malu dan...entahlah hanya aksa dan tuhan yang tau.
YOU ARE READING
ʜᴀʙʀᴏᴍᴀɴɪᴀ
Short Story"𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘰𝘳𝘰𝘵 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘪𝘸𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘶𝘩 𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘶, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘭 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘱𝘢𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘵𝘮𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘶 𝘬𝘢�...