Setiap sore, Olivia selalu menunggu Bagas di bawah pohon mangga tua di belakang sekolah pohon mangga itu saksi bisu kisah cinta mereka yang sederhana namun begitu berarti.
"Bagas, lo bawa buku PR nggak?" tanya Olivia sambil tersenyum.
"Bawa,kok. Nih,sama pulpennya," jawab Bagas sambil menyodorkan buku tulisnya.
mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama di bawah mau pohon mangga itu. berbagi cerita, tertawa lepas, atau hanya diam menikmati suasana sore yang tenang.
"Gue nggak nyangka ya, kita udah sahabatan dari kecil. Sekarang udah kelas XII," Ujar Olivia sambil menatap langit.
"Iya, waktu cepat banget ya. Dulu kita sering main petak umpet di sini," sahut Bagas sambil tersenyum mengenang masa kecil mereka.
Mereka bermimpi tentang masa depan titik ingin kulihat di universitas yang sama, lalu menikah dan punya keluarga kecil. Namun, takdir berkata lain.
"Gue nggak bisa ninggalin loh, Olivia," ucap Bagas dengan mata berkaca-kaca.
"Gua juga nggak mau kehilangan lo,Bagas," jawab Olivia sambil memeluk Bagas erat-erat seolah enggan ingin melepaskannya.
Mereka berjanji akan tetap berhubungan, meski jarak memisahkan mereka. Namun, sering berjalannya waktu, komunikasi mereka semakin jarang. Olivia merasa Bagas mulai menjauh.
Hingga suatu hari, Olivia mendapat kabar bahwa Bagas telah menjalin hubungan dengan gadis lain. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia merasa dikhianati oleh orang yang paling ia cintai.
Olivia kembali di pohon mangga tua itu. Di tempat di mana mereka berbagi banyak kenangan indah, air matanya mengalir deras membasahi tanah.
"Kenapa,Tuhan? Kenapa harus seperti ini?" lirih Olivia.
Sejak saat itu, Olivia jarang terlihat lagi disekolah. Ia memilih mengurung diri di kamar, hatinya yang dulu cerita kini tertutup duka.
Akhir yang Tragis
Beberapa minggu kemudian, terdengar kabar duka. Olivia ditemukan meninggal dunia di kamarnya, penyebab kematiannya adalah sakit yang dideritanya karena terlalu memikirkan Bagas.
Kabar kematian Olivia membuat Bagas sangat terpukul, ia menyesal telah menyakiti hati gadis yang sangat mencintainya. Dia baru menyadari betapa berartinya Olivia dalam hidupnya setelah gadis itu pergi untuk selamanya.
Pohon mangga tua itu seakan ikut berduka. Daun-daunnya berguguran, seolah menangis atas kepergian Olivia. Kisah cinta mereka yang indah berakhir tragis, meninggalkan duka yang mendalam bagi mereka yang mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan shortstory
Короткий рассказDi bawah sinar matahari sore yang hangat, Olivia dan Bagas duduk di ayunan kayu tua di halaman belakang rumahnya. Mereka telah bersahabat sejak kecil. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati yang harum. "Ingat nggak, dulu kita sering main peta...