Keadilan Dan Pemberian

314 23 3
                                    

Karis Berlari Untuk Pergi Ke Sekolah Dikarenakan Sedikit Lagi Telat

Saat Sudah Sampai Disekolah Ia Terdiam Didepan Loker "Ugh Kenapa Perasaan Gw Ga Enak Banget Hari Ini?"  Ia Pun Tak Memperdulikan Hal Itu Dan Langsung Menuju Ke Ruangan Kelasnya

Di Setiap Langkah Dia Tidak Bisa Menghentikan Feeling Yang Sangat Tidak Mengenakkan Dirinya Disekolah, Tepat Disaat Depan Pintu Kelas Dia Benar Benar Gemetar Untuk Membuka Pintu Ruangan Tersebut, Seperti Didirinya Menyuruhnya Untuk Tidak Membuka Pintu Itu Dan Kembalilah Ke Rumah

Tapi Dirinya Tidak Mengikuti Perkataan Dari Otaknya Sendiri, Dia Bersekolah Ingin Menjadi Lebih Pintar, Jadi Tidak Usah Memperdulikan Hal Hal Tersebut, Tapi Akankah Hal Tersebut Membuatnya Bertambah Masalah Hidup?, Sepertinya Iya, Dan Untuk Saat Ini Dia Memberanikan Diri Untuk Membuka Pintu Dan Langsung Duduk Di Kursinya

'Kreeekk'

Suara Pintu Terbuka Di Area Ruangan Tersebut, Semua Pandangan Orang Orang Disana Seketika Melihat Ke Arah Karis Dengan Tatapan Tajam Yang Sangat Aneh, Dia Sempat Berfikir, Kesalahan Dia Selama Di Sekolah Ini Apa? Sampai Sampai Di Ditatap Seperti Ini

"Kenapa Sih Ini? " Katanya

Salah Satu Murid Disana Hendak Membuka Suara, Tetapi Pak Yoo Yang Bekerja Sebagai Guru Langsung Menyuruhnya Untuk Diam Dan Tidak Membuat Keributan Di Pagi Hari Yang Cerah Ini "Sudah Nanti Saja, Jangan Ada Yang Ribut, Karis Kamu Ke Tempat Duduk Sekarang"

Karis Berjalan Dengan Perasaan Campur Aduk nya Itu Menuju Meja Belajarnya, Aura Aura Dikelas Ini Sangat Tidak Menyenangkan Bagi Karis, Semua Orang Di Kelas Itu Seperti Tidak Senang Akan Kehadiran Karis Di Sekolah Ini, Hal Itu Membuat Karis Tidak Bisa Memperhatikan Pelajaran Dengan Seksama Dikarenakan Memikirkan Hal Hal Barusan

Pak Yoo Melihat Karis Sedang Melamun Sambil Menatap Jendela Yang Menghembuskan Angin Sepoy Sepoy, Memang Pemandangan Hari Ini Sangatlah Indah Untuk Dipandang Oleh Mata "Karisma! Saya Sedang Mengajar, Mohon Diperhatikan! " Aku Sontak Terkejut Dengan Perkataan Tiba Tiba Itu Dengan Nada Yang Sedikit Keras, Aku Langsung Mengalihkan Pandangan Ku Ke Arah Pak Yoo Untuk Memperhatikan Pelajaran Yang Barusan Ku Acuhkan Begitu Saja

Setelah Aku Memandang Pemandangan Tersebut, Akankah Hidupku Akan Terus Indah Seperti Indahnya Langit?

Pak Yoo Ingin Melontarkan Pertanyaan Kepada Kita, Saat Sudah Memberi Pertanyaan, Murid Dikelas Ingin Mengangkat Tangan Untuk Mendapatkan Nilai Tambahan, Tapi Bedanya.. Kenapa Saat Aku Mengangkat Tangan Mereka Semua Mengucapkan Ku...

'Pembunuh? '

"Eh Kamu Pembunuh Ngapain Sii Mau Jawab?, Cuma Cuma Pinter Kalau Ga Ada Rasa Manusiawi" Perkataan Yang Barusan Dilontarkan Oleh Kai Sangat Membuat ku Kaget Dan Bingung, Maksud Kalian Semua Apa?, Aku Hanya Menatap Mereka Dengan Tatapan Bingung Aku Tidak Jadi Menjawab Pertanyaan Tersebut, Aku Lebih Memilih Duduk Kembali Daripada Mereka Melontarkan Perkataan Yang Membuat Ku Bingung

Jam Demi Jam Berlalu, Tiba Saat Nya Bell Istirahat Berbunyi Dan Memberitau Kepada Semua Murid Untuk Beristirahat Dari Pelajaran Sebelumnya

Aku Ingin Sekali Mengajak Alana, Bintang, Dan Untuk Menuju Kantin Bareng Saat Ini, Namun.., Firasat Ku Mengatakan Sebaiknya Tidak Usah Memanggilnya Mereka

Namun Pernyataan Yang Karis Impikan Hari Ini Adalah Hari Terindah, Ternyata Tidak, Tidak Sesuai Harapan Anak Ini, Kai.. Dia Pembully Disekolah Ini, Sekolah SMA Dirgantara, Sudah Lama Sekitar Awal Dia Berteman Dengan Anak Yang Bernama Jeje, Mereka Dua Orang Yang Hobinya Membully Membully Dan Membully, Tidak Ada Habisnya, Sampai Sampai Teman Terbaikku Pergi Dari Dunia Untuk Selamanya..

Kai, Dia Memukuli Ku Habis Habisan Dengan Tingkat Andalannya, Yaitu Tongkat Baseball, Entah Dia Dapat Darimana Tongkat Tersebut, Tiba Tiba Dia Berbicara Dengan Bahasa Yang Kasar Dan Bernada Tinggi, Yang Tentu Saja Membuatku Kaget Setengah Mati

Emang Musuh Bisa Berteman? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang