hallo semuanya,kenalin dulu aku Nia.
Sebelum baca dianjurkan untuk kalian yang belum follow, follow dulu ya.
supaya kita makin kenal.
kasih tau aku juga kalian tau cerita ini dari mana?!
siap buat baca ceritanya?!
selamat membaca.Gadis dengan seragam yang sudah banyak noda tanah dan wajahnya yang dipenuhi lebam terus berlari dijalan setapak kecil tanpa menggunakan alas kaki dengan diiringi rintik hujan,jalan itu sepi tanpa ada orang yang lewat satupun.
"Tuhan tolong aku."teriaknya dalam hati.
Napas gadis itu semakin ter egah-engah ketika ia harus terus menghindari se gerombolan gadis seusianya yang terus mengejar dirinya.
"berhenti ga lo agness."teriak salah satu dari mereka.
Agnes veronika atau sering dipanggil agnes,gadis berusia 16 tahun kini sedang menahan diri untuk tak menimbulkan suara saat dirinya tengah bersembunyi dibalik semak-semak lebat ditepi jalan tersebut.
"sialan kita ketinggalan jejaknya." ucap nesya ketua dari para pembully itu.
"mending pulang aja ga sih,ujannya makin gede." usul felichia
"ayo balik guys." nesya dan kawan-kawannya pun akhirnya pergi.
agness bernafas lega saat melihat mereka semua akhirnya pergi meninggalkan tempat ini.
"terima kasih tuhan kau menolongku lagi kali ini."
agnes akhirnya pulang kerumahnya dengan keadaan basah kuyup.
Sampilah dirinya dirumah besar miliknya,saat ia membuka pintu,PLAKKK
tamparan keras dari seorang pria paruh baya mendarat mengenai pipi mulusnya.
"Bagus ya,anak gadis sudah larut gini baru pulang,mau jadi pelacur kamu hah?! mau mepermalukan saya?! sini ikut saya." Erik menarik rambut agnes sangat kuat.
"ampun pa,sakittt." agnes menangis sejadi-jadinya.
Erik membawa dirinya kedalam bak mandi dan menenggelamkan kepala agnes sampai agnes hampir kehabisan nafas.
"Ampun pa hiks."
"kamu harusnya mencontoh kakakmu,jangan buat saya susah tiap hari." setelah mengucapkan hal itu erik pun pergi meninggalkan agnes sendirian.
"mampuss." bisik sang kakak yang memang sedari tadi melihat hal tersebut.
dengan badan gemetar agnes pun pergi menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah kuyup.
dirinya melihat cermin besar yang terpasang di almari kamarnya dan meratapi semua kesedihan yang ia dapatkan sejak kecil."apa salahku tuhan?!" ucap agnes sambil menangis.
••••
pagi harinya
agnes sudah rapi menggunakan seragam sekolahnya.
dia merasa sangat tak semangat karena sekolah adalah tempat yang paling ia benci.
dia berjalan menuruni tangga,melewati meja makan yang terlihat sang kakak dan kedua orang tuanya tengah menikmati sarapan tanpa menghiraukan agnes."nanti kamu ada ulangan kan,pastikan nilaimu 100,sampai nanti nilaimu dibawah 100 siap-siap saja menanggung resikonya." ucap dingin erik.
tanpa menjawab ucapan sang papa agnes pun pergi meninggalkan rumah yang menurutnya adalah neraka baginya.setiap kali ia ada ujian/ulangan pasti selalu dituntut untuk mendapatkan nilai yang sempurna bahkan bukan hanya itu,nilai tugas lainnya pun harus sempurna.
Di sekolah
saat menginjakan kakinya di sekolah itu sungguh hatinya selalu tak tenang,satu sekolah sudah mengenal agnes dengan anak pembawa sial,tatapan penuh kebencian dan bisikkan-bisikkan jahat terdengar di telinga agnes sendiri.
"ku dengar setiap anak yang mendekatinya pasti akan tertimpa kesialan."
"aku tak mau kena sial gara-gara dia."
"kenapa dia harus sekolah disini sih?!"
"kemaren kelas sebelah setelah berteman dengan agnes aja langsung kecelakaan."
"The real anak pembawa sial."
"ayo pergi saja,aku muak melihat wajahnya."
Sungguh sakit saat agnes mendengar ucapan-ucapan itu,air matanya tak terasa pun jatuh.
dirinya mengusap kasar air mata tersebut dan pergi berlari menuju kelasnya,
disana terlihat sudah ada guru yang mengajar mapel pagi."agness selalu saja terlambat,keterlambatan mu mengganggu konsentrasi siswa lain ngerti ngga?!" bu isti yang mengampu mapel pagi ini sangat marah karena setiap kali ia mengisi mapel pagi selalu mendapati agnes yang terlambat masuk kelas.
"maaf bu."ucap agnes pelan.
"Setelah ini tidak akan ada lagi kata maaf dari saya,duduk." agnes berjalan menuju kursinya sambil menunduk,semua mata tertuju pada dirinya.
"huuu."sorak salah satu dari mereka dan diikuti sorakan-sorakan dari murid lainnya bahkan mereka melempari agnes dengan kertas yang dibuat menjadi bulat,yang mereka siapkan sebelumnya.
"tenang anak-anak mari kita mulai pembelajaran."bu isti mencoba menenangkan kebisingan dikelas ini.
pembelajaran pun selesai sampai tibalah waktu istirahat,
"oke saya akhiri pembelajaran hari ini,tugasnya jangan lupa dikerjakan ya,selamat siang.""siang bu."
saat guru meninggalkan kelas agnes,datanglah 5 anak dari kelas favorit,ya itu adalah sang tukang bully.
mereka bertiga mendekati meja agnes."heh culun."nesya mendekati agnes sambil memainkan rambut panjangnya yang tergerai.
"rajin amat belajarnya,boleh kalik ajarin kita-kita ya ngga hahahah."mereka tertawa seakan mengejek.
"yaps kita juga pengen pinter." sambung Alice.
"btw pulang sekolah jangan berani-berani pulang duluan." ucap tara.
"DENGER GA?!" teriak nesya.
"I-iya."
"bagus,awas aja kalo kabur."nesya menepuk pelan pipi agnes dan pergi meninggalkan kelas tersebut.
semua murid sudah tak heran dengan perilaku nesya and the circle,hal itu sudah menjadi hal biasa bagi mereka semua.
tak ada satupun yang berani melaporkan kelakuan nesya yang suka membully di sekolahnya karena nesyalah pemilik sekolahan ini.
bahkan korban bullying nesya sampai ada yang gila karena setiap hari mendapatkan perlakuan memalukan didepan semua murid yang bersekolah disini.Bab pembukaan segini dulu ya
****
Bab selanjutnya bakal aku bikin lebih panjang
jangan lupa spam komen ya biar aku juga tambah semangat 😉.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG YANG HILANG
Teen Fiction"sederet luka yang tak ada habisnya" Agnes,seorang gadis SMA yang selalu menjadi target bully oleh satu sekolahnya. bahkan mereka membullynya dengan sangat kejam dan tidak manusiawi. tiba-tiba keberuntungan berpihak padanya,ia dipertemukan dengan so...