Rahagi's Fam

4 1 0
                                    

"Mas, kalo makan duduk!"

Mahes refleks duduk setelah mendapat teguran dari sang ibu, hari ini seharusnya dia bisa bersantai dan menghabiskan waktu di rumah namun karena ada sesuatu tak terduga dia harus tetap pergi bekerja.

Wanita cantik itu menggeleng pelan saat melihat putranya makan dengan buru-buru, dia mendekat sembari mengulurkan segelas air minum. Mahes langsung meraihnya sembari menyimak berita pagi.

"Terimakasih sarapannya, Mahes berangkat." Pamit Mahes ditahan sang ibu.

"Pelan-pelan aja nyetirnya." Wanita itu merapikan dasi putranya.

"Iya bunda sayang." Balas Mahes sembari tersenyum tipis. "Mahes berangkat."

Mahes memeluk bundanya sebentar lalu pamit untuk yang kesekian kali, Mahes tau pasti bundanya khawatir karena dia sangat buru-buru setelah mendapat kabar dari rekan kerjanya.

Di sepanjang perjalanan, Mahes mendengar perkembangan situasi melalui berita lokal. Jujur dia sendiri belum tahu kronologi kejadian dan alasan dibaliknya karena semua rekannya sedang sibuk.

(Siaran radio)
Kembali lagi dengan kami, thewild news. Danuja Rahagi dilarikan ke rumah sakit saat mengisi kuliah umum di salah satu universitas ternama. Sampai saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai kondisinya.

Mahes merasa ini masalah yang serius melihat bagaimana situasi di luar rumah sakit, belum lagi dengan beberapa wartawan yang sengaja menunggu di basement rumah sakit.

Mahes segera masuk dan bergabung dengan rekannya yang lain untuk menjaga Danuja Rahagi. Kabarnya pria paruh baya itu belum siuman sehingga membuat seluruh keluarga khawatir.

Satu jam setelah kejadian, satu persatu keluarga Rahagi mulai berdatangan di rumah sakit, media makin penasaran dengan kondisi Danuja Rahagi. Dengan itu para wartawan masih setia menunggu.

"Kirimkan schedule kakek pada sekretaris ku." Ujar seorang gadis berpakaian serba putih disambut anggukan sekretaris pribadi Danuja Rahagi.

Kenalkan dia adalah Celia, cucu keluarga Rahagi yang aktif mengikuti kegiatan sosial. Celia juga dikenal sebagai direktur yayasan sosial yang berada di bawah naungan perusahaan sang kakek.

"Baik, akan kirimkan detailnya hari ini juga." Celia mengangguk pelan. "Saya pamit." Pria itu berlalu pergi karena masih ada urusan.

"Jaga kesehatan, jangan sampai seperti kakek mu terlalu kelelahan dan berakhir drop seperti ini." Ujar wanita paruh baya itu menasehati.

"Emm, aku akan mengingatnya." Jawab Celia seadanya. Dia mengalihkan pandangan ke arah kakeknya yang terbaring lemah. Padahal semalam beliau baik-baik saja.

'Bagaimana kondisinya?'

'Apa sudah siuman?'

'Apa kata dokter?'

Celia menatap satu persatu anggota keluarga yang tiba dengan raut wajah khawatir. Jarang sekali anggota keluarga Rahagi berkumpul seperti ini mengingat kesibukan masing-masing yang tak bisa ditolerir.

Sayang sekali mereka harus berkumpul di saat seperti ini. Apa yang terjadi pada kakek cukup mengejutkan hingga membuat anak dan cucunya datang untuk melihat kondisinya.

Celia membayangkan betapa bahagia sang kakek apabila melihat semua keluarga berkumpul, mengingat setiap kali ada acara di kediaman kakek pasti ada saja yang tidak hadir dengan berbagai alasan.

Meski begitu kakek sama sekali tidak protes dan melanjutkan acara yang sudah direncanakan tanpa perasaan kesal sedikitpun. Beliau sadar semua anak dan cucunya punya kehidupan sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The (Wild) FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang