Hampir lima belas menit Jungwon membongkar tasnya serta rak bukunya. Namun barang yang ia cari tak kunjung ia temukan. Padahal barang itu hanya satu-satunya dan sepertinya tidak ada salinannya lagi. Dan ini sudah percobaannya yang ketiga kali semenjak kemarin.
"Duuuh! Ke mana sih tu foto?" Ia garuk-garuk kepalanya kasar. Lalu ia buka lembar demi lembar buku pelajarannya. "Kayaknya waktu itu gue taruh sini, deh."
Lemas, ia jatuh terduduk di kasur. Padahal waktu itu ia sudah sekali lagi bertanya kepada nenek Jay, apakah ia benar boleh menyimpan foto tersebut. Eyang langsung mengizinkan dan bilang Jungwon tidak perlu minta izin untuk hal yang seperti itu. Tapi kini, Jungwon malah menghilangkannya.
Satu pesan masuk sehingga suara pemberitahuannya membuat Jungwon sedikit terkejut. Ia lihat nama si pengirim, dari Jay. Bertanya apakah jadi Jungwon ke rumahnya malam ini.
Jungwon pun mendesah kecil. Ia balas pesan itu. Dengan berat hati ia harus menghentikan pencariannya dan bergegas mengambil buku fisikanya. Selain ada yang ia ingin bicarakan pada Jay, ia juga sudah bilang pada cowok itu untuk mengajarinya beberapa materi yang membuatnya bingung.
Saat keluar kamar dan berjalan menuruni tangga, papa mendongak setelah menyeruput teh hijaunya.
"Mau ke mana Dek malem-malem gini?"
"Ke rumah Kak Jay, Pah." Jungwon mengangkat bukunya. "Mau nanyain pelajaran."
"Ooh, Jay pinter, ya? Papa denger dari mama, katanya Jay hampir mau ikut Olimpiade Fisika. Bener tuh, dek?"
Jungwon menyerngit. "Mama tau dari siapa?"
"Ya dari mamanya Jay lah. Dari mana lagi."
Kembali Jungwon bingung. Ia kira masalah Jay yang tidak ikut olimpiade itu hanya warga sekolah yang tau. Ternyata mama Jay juga sudah tau.
"Kalo gitu Jungwon ke luar dulu ya, Pah. Kalo mama udah pulang tolong bilangini."
"Iya, jangan kemaleman ya , Dek."
"Siiiip!"
Bulan yang tidak nampak terang karena tertutup awan menyambut Jungwon saat ia membuka pagar. Sambil bersenandung kecil, ia berjalan begitu cepat dan kini sudah berdiri di depan pagar hitam rumah Jay. Ia pencet bel sekali, namun tidak ada tanda-tanda sang penghuni rumah keluar. Sekali lagi Jungwon pencet bel itu seraya memanggil anam Jay, persis seperti saat ia ingin menghampiri Jay main dulu.
"Ke mana sih ni orang? Tadi ngechat gue." Alhasil Jungwon jadi menggerutu.
Ragu, ia buka pagar itu. Meskipun Jay dan Tante Elena sudah bilang jika Jungwon ingin main ke rumah, ia tinggal masuk saja, tak perlu memencet bel. Tapi tetap saja Jungwon merasa tidak sopan.
Ia berhenti sejenak, bau tidak sedap masuk ke indera penciumannya. Buru-buru ia buka sendal dan berlari menuju pintu. Sialnya dikunci dari dalam.
"KAK!! KAK JAY DI DALEM? KAK?"
Bau yang seperti ada yang terbakar tercium begitu kuat. Jungwon pun semakin panik.
"KAAAK!! KAK JAY? TANTE ELENA?!!"
Hampir saja Jungwon menambah volume suaranya jika pintu di depannya ini tidak terbuka dalam beberapa detik ke depan. Untungnya suara kunci yang diputar terdengar. Sosok Jay muncul dengan pakaian yang dipenuhi noda putih. Bau gosong itu tambah tercium. Jungwon menyerngit sambil menatap Jay dari atas sampai bawah.
"Lo abis ngapan?"
Alih-alih menjawab, Jay tersenyum canggung sambil menggaruk keningnya. "Anu ... itu ... duuuh, lo masuk dulu, deh."
![](https://img.wattpad.com/cover/356051172-288-k192506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Milky Way and The Lost Stars [jaywon]✔️
FanficSepasang mata meninggalkan sepasang mata lainnya. Gelap, dingin, membingungkan. Jay membisu karena janji yang pernah ia ucapkan meledak menjadi ruang kosong yang mampu menyerap apa pun di sekelilingnya. Salah satunya termasuk mimpi Jungwon. Warnin...