Author POV
Hari ini Mira sedang duduk di kelas dengan memainkan pulpen yg ada di jarinya dia melihat sekitar kelas, ada yang sedang pacaran, foto-foto selfie gak jelas, ngerjain tugas dari guru, baca novel, ada juga yang makan padahal baru saja istirahat. Karena dia mulai suntuk dengan keadaan kelas dia memutuskan untuk ke kamar mandi sambil jalan-jalan keliling sekolah.
"Aku izin ke kamar mandi dulu ya boss" katanya pada ketua kelas.
"Okee, tapi jangan lama-lama ya" kata Rendra.
"Siapp pak boss" kata Mira dengan tangan hormat seperti anak Tonti.
Mira pun keluar kelas, saat mau membuka pintu kelas, Tiwi sahabat Mira memanggil.
"Miraii Ocha!!! Mau kemana lo?"
"Mau ke kuburan, mau ikut?"
"Ogah ahh, gue masih terlalu cantik dan muda untuk mati sekarang"
"Gue gak ngajakin lo mati kan? Cuma nawarin mau ikut ke kuburan atau enggak?"
"Okee deh gua ikut!!"
Tiwi langsung berlari ke arah Mira. Mereka berdua menuju toilet cewek yang ada di ujung komplek anak IPA.
"Mir, kenapa sih harus ke komplek anak IPA? Males banget tauu Mir, liat deh kompleknya sunyi kayak gak berpenghuni, kagak ada suara sama sekali."
"Daripada ke komplek anak IPS, yang isinya singa semua"
"Ya mending lah Mir, lah ini kayak di kuburan, sunyi bangeettt"
"Kan gue udah bilang tadi, mau ke kuburan"
"Heemm iya juga sih Mir"
Mira dan Tiwi ini masih kelas 10 dan komplek anak kelas 10 berada di ujung dan terpecil, sampe-sampe ke kamar mandi aja harus lewat ke komplek anak IPA.
Sampai di kamar mandi cewek dia langsung masuk ke toilet. Sedangkan Tiwi hanya menunggunya di luar. Setelah selesai dari kamar mandi, Mira melihat Tiwi yang melamun dan berniat untuk mengagetkannya.
"Heii!!!" tepuk Mira pada bahu Tiwi yang daritadi terlihat melamun.
"An**r, kaget guaa!!!" kaget Tiwi dengan mata melotot dan tajam.
"Hahaha habisnya daritadi melamun terus"
"Heemm, udah yukk males nih lama-lama di sini" ajak Tiwi.
Mereka berdua pun berjalan menuju kelas dan Mira yang masih tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Tiwi tadi. Mereka berdua melintas di antara kelas 12 IPA2 dengan 12 IPA3. Mereka berdua melihat ke arah kakak kelas yang tingginya tidak memenuhi kapasitas anak remaja pada umumnya, sampai-sampai mereka berdua harus melihat ke atas untuk menatap wajah kakak kelas itu.
"Permisi kak" kata Tiwi dengan nada lembut dan sok manisnya.
"Sok manis banget sih loo di depan kakak kelas, gantian sama gua aja nada lo tinggi kayak penyanyi seriosa" bisik Mira dengan nada mengejek.
"Berisik amat sih lo!!" bisik Tiwi.
Melihat tingkah mereka berdua, membuat kakak kelas itu tertawa dan terus melihat ke arah Mira. Tiwi yang melihatnya pun mengkerutkan dahinya. Dan mulai meninggalkan mereka.
"Don, kenapa lo kok ketawa sendiri?" tanya Ari
"Gakpapa Ri" kata Dony dengan cengar-cengir.
"Tadi ketawa sendiri sekarang bengong, lo kurang obat ya Don?" ejek Ari
Dony hanya diam.
"Busett bener-bener dah ni anak kayaknya dapet gejala pandangan pertama" ejek Ari lagi.
"Gak jauh beda kan sama lo?" Ejek Dony dengan alis sebelah kirinya yang naik.
"Enak aja lo!!" kesal Ari.
"Malu-malu kucing kan lo sekarang? Terus anak yang lo pandangin sampe gak kedip kemaren itu gimana?" ejek Doni lagi yang semakin membuat Ari kesal. Ari yang tidak mau mendengar banyak ejekan dari Dony langsung masuk kelas.
**
**Tiwi POV
"Mir, gua mampir rumah lu yaa.. Gua males di rumah gak ngapa-ngapain"
"Bukannya emang setiap pulsek lu mampir kerumah terus ya?"
"Hehehe, bener juga ya, tapi lu nunggu bentar gue di gazebo ya gua ada rapat OSIS dadakan nih"
"Iya iyaa gua udah biasa kok lu nomer duain di pikiran lo"
"Lo tetap di hati gue Mira ku sayangg, tetap nomer satu" ejek Tiwi sambil menunjukkan jari telunjuknya.
"Ahh bikin mabuk laut aja lu Wi"
"Udah yuk kebawah gua mau rapat nih, udah telat"
"Iya sayangg"
Aku dan Mira langsung turun ke bawah, aku menuju ke ruang OSIS dan Mira ke gazebo dekat taman sekolah.
**
**Mira POV
Aku duduk hampir satu setengah jam menunggu Tiwi yang gak keliatan batang hidungnya daritadi. Aku cuma bermain jari dan gadget yang ada di hadapanku sekarang.
Bel pulang les untuk anak kelas 12 berbunyi yang menandakan udah jam 16.00 sore. Aku masih nungguin Tiwi yang belum keluar juga. Tiba-tiba ada yang duduk di sebelahku, aku yang menyadari hal itu berpura-pura untuk tidak menyadarinya. Aku merasakan ada yang menepuk pundakku.
"Heii?? Ayo buruan udah sore nih" ajak Tiwi.
"Busett lama amat sih luu!! Gua hampir jadi batu karang di sini nungguin eluu"
"Hahaha iya sayangkuh maafkan kekasihmu ini" kata Tiwi yang mulai membuatku geli.
"Ketawa lagi lu? Udah yuk buruan"
Aku dan Tiwi langsung menuju ke parkiran sekalian nebeng Tiwi. Hehehe.
**
**Tiwi POV.
"Udah nyampe rumah dengan selamat sentausa tidak ada bekas luka sedikit pun, silahkan turun nyonya" ejekku pada Mira.
"Lebayy lu"
Mira pun turun dari motor vario ku dan membukakan pintu gerbangnya, aku langsung masuk ke dalam halaman rumah Mira untuk memakirkan motorku. Aku turun dan langsung masuk ke rumah Mira. Udah biasa kayak rumah sendiri langsung nyelonong masuk ke rumah orang.
"Kok sepi Mir? Bokap nyokap lo kemana?"
"Bokap ama Nyokap lagi keluar kota, gua di sini sama bibi aja"
"Kasian banget sih kamu sendirian sebatang kara di rumah ini"
"Heemm, yuk masuk ke kamar"
Aku langsung merebahkan badanku ke ranjang Mira. Aku mengangkat kepala sambil melihat Mira yang menaruh tasnya di kursi meja belajarnya.
"Mir, lu tau gak? Tadi pas kita lewat komplek IPA kan ketemu kakak kelas tu, yang tinggi itu ngeliatin lu terus"
"Masak sih? Gilakk gua baru berapa bulan sekolah di sana udah punya fans aja ya" kata Mira dengan nada sombingnyaa.
"Najiss, gua seriuss Mira!!"
"Gua juga serius keless"
"Ahh tauah, ngomong ama lu kayak ngomong sama tembok"
"Bearti sebelum ngomong ama gua, lu pernah ngomong sama tembok beneran?"
"Ahhh Mira!!!" teriakku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
RandomMira adalah anak yg ceria, pandai dan cantik. Setiap hari dia selalu ceria hampir tidak ada kesedihan di dalam hidupnya, tetapi ada saatnya Mira merasakan kesedihan yg mendalam dan tidak bisa di sangka-sangka.