Chapter 2

10 0 0
                                    

"Kapan bikin cerita bulannya?" Aku terdiam sejenak sambil mengerutkan alisku. Tumben, batinku heran. Karena bukan tanpa alasan, pria ini adalah manusia yang sangat jarang melihat story instagramku, bahkan bisa dihitung dengan jari soal berapa kali dia melihat postinganku. Maka tak heran jika aku bigung soal darimana dia tau jika aku sangat senang memotret bulan dan mempostingnya di story instagramku. 

"Orang dilangit lagi gaada bulan terus juga aku lagi gak ada cerita yang bisa aku ceritain." Balasku.

"Yah kurang beruntung." Jangan tanyakan bagaimana ekspresiku sekarang, aku semakin bingung dan bertanya-tanya setelah membaca balasannya. "Even tho i rarely seen ur instagram story, i always check ur highlights, so take ur time cause i wont miss anythin" Lanjutnya, pipiku terasa panas, jantungku berdebar kencang, bahkan sekarang aku bisa mendengar suara detak jantungku sendiri.

"Kamu ngapain Alfi, kenapa tiba-tiba mukamu merah banget?" Piti bertanya dengan mulutnya yang penuh degan bakso. "Hah, engga" Ujarku gugup, aku menutup mulutku dan berteriak kecil sambil menggulingkan badanku kekanan dan kekiri. Aku tidak bisa menyembunyikan senyum dibibirku, aku malu tapi aku juga sangat senang, belum pernah sebelumnya ada orang yang memperhatikan hal kecil tentangku.

"Gila, kira-kira habis ini aku nikah pake adat apa ya guys." Seketika teman-temanku memberikan tatapannya yang beragam, Nana dengan muka sinisnya, Sari dengan muka gelinya, dan Piti, "Kamu itu abis ngapain sih anjir?!" 

"Arek gendeng, pasti habis chat sama cowok, iyakan?" Tebakan Nana membuat senyumku semakin lebar. "Kalian tau kan sesuka apa aku sama bulan?" Ucapku dengan penuh antusias.

"Huum terus?" saut Nana dengan tidak sabar. 

"Bentar aku bales dia dulu, belum ak..ANJING SAKIT!" Aku memegang kepalaku dan menatap Nana jengkel setelah manusia sialan itu melemparku dengan bolpoinnya.

"Kamu yang anjing, cerita setengah-setengah banget." Omel Nana.

"Iya bentar dong, monyet sakit beneran ini." Gerutuku sebal, sementara Nana hanya mendecakkan lidahnya kesal.

Kembali menatap ponselku, membuatku kembali menerbitkan senyumku. Perutku terasa geli, tanganku mengetikkan beberapa kata dengan senyum yang tak bisa lepas dari bibirku, "Ini kamu serius ngga sih, kenapa kamu jarang lihat storyku tapi kamu liatin highlightku?!" 

"Iya serius, lu taruh ceritanya disitu kan?" Jawabannya membuatku semakin melambung tinggi, Aku sampai bingung harus bereaksi seperti apalagi, ini terlalu tiba-tiba. "It's not only your story yang ga gua liat cia, everyone story." Lanjutnya lagi yang mana berhasil membuatku berteriak dan kembali mendapatkan lemparan, kali ini penghapus. "NANAAAAAA SAKIT LOH!" Benar benar sialan, kali ini bibirku yang harus menjadi korban.

"Mampus, lengah dikit cipokan sama penghapus kan." Nana menaikkan kedua bahunya tidak peduli. "Sari lihat deh, aku kena kdrt disini anjir!"  Aduku kesal sambil mengusap bibirku yang terasa panas, sementara Piti hanya tertawa kencang dan melanjutkan memakan bakso kesayangannya itu.

"HAHAHA lagian kamu dari tadi kayak orang gila, kenapa sih, ada apa?" Aku tersenyum canggung, aku malu...

"Kalian kal..." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku mereka sudah menyiapkan diri dengan duduk melingkar dihadapanku, lucu. "Ayok ngomong, kenapa diem lagi?" Protes Nana tak sabaran, dasar sumbu pendek. "Kok kalian gemes sih, aku kan jadi baper kalau kalian kayak gini."

"Al kamu cerita atau mulutmu itu tak sumpel pake baksoku, ini pedes loh cok!" Ucap Piti sambil menyodorkan garpunya kedepan mukaku. 

"Dasar sensian semua, uhm kalian pernah gak sih punya orang yang perhatiin detail kecil dari kalian, kayak dia tuh notice kalau aku suka foto bulan sambil kasih cerita random soal apa aja yang  aku laluin tiap hari, terus aku salting karena dia nanyain kapan aku update lagi." Ucapku dengan malu-malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang