𝐁𝐄𝐆𝐈𝐍

45 7 4
                                    

Aku hanya siswi biasa. Ngga pinta-pintar amat. Tapi juga ngga bodoh. Aku selalu masuk peringkat tiga besar di kelas. Pelajaran kesukaanku, tidak ada. Aku tidak mengkategorikannya. Lagipula, kalau hanya memfavoritkan satu atau dua mapel, percuma sebenarnya. Karena semuanya pun akan dipelajari.

Kalau boleh jujur, aku tidak suka sekolah. Lebih tepatnya, orang-orang yang ada di dalamnya. Entah itu guru yang selalu membanggakan prestasi murid yang paling pintar, padahal setiap orang kemampuannya berbeda. Guru yang selalu merendahkan dan meremehkan muridnya hanya karena si murid lebih tahu. Kebiasaan ghibah yang entah manfaat nya apa. Atau tindakan buruk murid-murid pembuat onar.

Kehidupan sekolah memang melelahkan dan banyak drama. Aku ngga suka drama. Kalau drama Korea, bolehlah. Aku suka nonton film atau anime. Anime yang akhir-akhir ini aku tonton judulnya Mashle : Magic and Muscle. Isinya kocak. Tokoh-tokoh nya kayak orang bener, padahal waras nya kurang.

Aku menonton anime itu sebagai bentuk pelarian dan mengistirahatkan otakku dari materi pembelajaran. Gadis sepertiku dipaksa berkelahi dengan Logaritma, Dasar dan Sistem Ekonomi, Klasifikasi Makhluk Hidup, Teks Laporan Hasil Observasi, bla bla bla, yang banyak nya ngga ngotak?

Burnout? Udah sering. Aku bisa mengantisipasi nya dengan menggunakan konsep 'Istana Pikiran'. Cara mengingat ala Arthur Doyle. Caranya cukup simple. Kunci utamanya ialah memiliki imajinasi yang tinggi. Dan Aku punya kunci utama itu.

Tugasku banyak. Hari ini saja aku dapat PR matematika dan ekonomi. Belum lagi besoknya aku ulangan harian geografi. Aku pasti bisa, sih. Bisa gila.

Tapi aku sudah membulatkan tekad. Sepulang sekolah aku ingin nonton anime. Dan hal itu ngga bisa diganggu gugat. Belajar buat ulangan? Besok pagi saja, saat aku sampai di sekolah. Sistem SKS sebenarnya cukup efektif buat ku. Tapi resikonya jadi gampang burnout dan capek mental.

"Oh iya, sekalian beli stok cemilan satu minggu."

⊱∘∘∘∘∘∘⊰

Rayne bukan tipikal orang yang pikun atau pelupa. Rayne juga tahu, ia seharusnya sedang memberi makan kelinci yang diam-diam dipeliharanya. Tapi, secara tiba-tiba sebuah lubang hitam memerangkapnya masuk dan berakhir di sebuah kamar bernuansa minimalis dengan furnitur aneh; tak pernah ia lihat sebelumnya.

Dan ada seorang gadis; yang Rayne duga pemilik kamar ini. Gadis itu tiba-tiba datang setelah menutup pintu yang terdapat tulisan ' I'm a BITCH. Beautiful, Intelligent, Talented, Charming, and Hot'. Rayne menelisik penampilan gadis itu.

Pun si gadis yang menunjukkan raut wajah keheranan. GG, tiba-tiba ada cogan di kamarku? batin gadis itu takjub.

"Namaku [Name] Ayunindya." Gadis itu memperkenalkan diri. Ia merapikan anak rambutnya yang berantakan. Seragam dan roknya ditepuk-tepuk, menghilangkan debu yang mungkin menempel. Ia harus berpenampilan baik dan rapi dihadapan cogan. Si cogan itu juga unik. Rambutnya model belah tengah. Warnanya setengah kuning keemasan, dan setengahnya lagi hitam pekat. Ada dua garis vertikal aneh di pipinya.

"Rayne Ames." Matanya sekali lagi menelisik penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Baru pertama kali ia melihat seragam yang dikenakan oleh [Name]. Akademi mana yang gadis itu tempati?

Oh, cogan ini namanya Rayne, toh. Walah, namanya aja ganteng. [Name] menganggukkan kepala nya. "Oh, salken."

Tapi, namanya terasa familiar. Siapa ya?

⊱∘∘∘∘∘∘⊰

Publish : 02 September 2024

𝗗𝗜𝗙𝗙𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ; 𝗥𝗮𝘆𝗻𝗲 𝗔𝗺𝗲𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang