𝗗𝗜𝗙𝗙𝗘𝗥𝗘𝗡𝗖𝗘 ; 𝗥𝗮𝘆𝗻𝗲 𝗔𝗺𝗲𝘀

↺ 𝟎𝟏 𓃹

"Aku tidak bisa menggunakan sihirku." Alis Rayne menukik tajam. Hal ini ia ketahui setelah mencoba sebanyak sepuluh kali mengulang mengucapkan mantranya. [Name] hanya mangut-mangut.

Tadi, Rayne menjelaskan memberikan penjelasan bagaimana ia bisa ada di kamar gadis itu dan menceritakan tentang 'dunia' nya. [Name] cukup mengerti. I mean, Rayne merupakan salah satu tokoh di Anime Mashle; yang ditonton nya kemarin malam. Salah satu tokoh pendukung. Dan salah satu anggota Divine Visionary.

"Tidak perlu merasa gelisah. Justru, hal ini menjadikan mu lebih aman." [Name] mengucapkan pendapat nya. Dan hal itu benar. Kalau Rayne menggunakan sihirnya, dia bisa terkena masalah. Jaman sekarang, yang mendominasi ialah teknologi canggih. Tidak ada orang pada jaman modern saat ini yang percaya pada sihir. Atau, jika yang di tayang kan pada film-film dan daerah pelosok yang masih kental dengan hal-hal mistis, mungkin akan percaya.

Kalau Rayne menggunakan sihirnya, hal itu pasti akan menggemparkan masyarakat ramai dan mengundang aparat negara. Pasti urusannya rumit.

"Sebenarnya ini di mana?" Rayne bertanya-tanya. Ia tidak menemukan penjelasan lebih; kenapa dia ada di sini? Bagaimana bisa kekuatan sihirnya tidak muncul?

Melihat tampang Rayne yang gelisah dan sepertinya tertekan. Kasihan. Ia akan membantu pemuda itu kembali. Ke dunia asalnya. "Oke. Dengarkan penjelasanku dan jangan menyela." [Name] sudah membuat keputusan final.

"Saat ini, kamu sedang berada di 'Dunia Modern'. Di mana, dunia telah berevolusi secara keseluruhan. Yang dulunya menggunakan tenaga manusia untuk bekerja, sekarang menggunakan tenaga mesin, atau bahkan lebih canggih, namanya teknologi. Disebut Revolusi Industri. Saat ini, kita hampir mencapai—atau bahkan sudah sampai Revolusi Industri 5.0" [Name] mencoba menjelaskan apa yang ia ketahui secara komunikatif. Ia tak begitu pandai sejarah atau sosiologi.

"Manusia jaman sekarang, tidak menggunakan 'sihir' seperti kamu, atau seperti di 'dunia' mu. Kami melakukan kegiatan dengan bantuan teknologi; seperangkat alat-alat canggih yang diciptakan oleh orang-orang cerdas. Manusia yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berambisi besar, mereka terus-menerus berlomba-lomba membuat penemuan baru, yang lebih canggih dan efisien. Dengan ilmu pengetahuan dan inovasi, manusia jaman sekarang bisa menciptakan hal-hal yang dulunya mustahil. Bahkan, penemuan baru yang akhir-akhir ini dibuat, mampu mengalahkan kecerdasan manusia yang menciptakannya. Namanya Artificial Intelligent atau biasa disingkat AI. Dan AI ini termasuk ke dalam Revolusi Industri 5.0.
Hal itu sangat mengerikan sebenarnya." [Name] berhenti sejenak. Memikirkan penjelasan selanjutnya.

"Intinya sih, tidak ada sihir. Adanya teknologi. Tidak ada naga terbang bebas. Tidak ada akademi sihir, adanya akademi militer atau sekolah biasa. Tidak ada sistem bangsawan di negara ini. Tapi, di beberapa negara lain ada. Sistem sosial di sini juga sangat berbeda dengan 'duniamu'. Kami tidak wajib memiliki sihir. Kami hanya manusia biasa. Keseharian kami sangat normal. Kalau kamu penasaran, aku akan mengajak mu pergi keluar, melihat dunia modern ini. Tapi, tidak sekarang. Saat akhir pekan saja. Aku sibuk sekolah. Aku dimabuk tugas yang sangat bejibun." [Name] memijat keningnya pelan. Sial, dia keinget tugas terus.

"Kamu paham tentang apa yang aku jelaskan?" [Name] menatap langsung wajah Rayne. Si pemuda mengangguk. "Ya. Terimakasih sudah menjelaskan, [Name]."

Gadis itu menampilkan senyum tipis. Untunglah Rayne memahami penjelasan nya. "Baiklah. Kalau kamu lapar, makan saja lauk pauk yang tersedia di meja makan. Aku akan mandi." [Name] berlalu pergi sembari menenteng handuk di pundaknya. Sementara Rayne hanya memandangnya tanpa membalas.

꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳

Derap langkah terdengar. Rayne menuruni tangga. Kamar gadis itu di lantai dua. Setelah menuruni anak tangga yang terakhir, Rayne menyapu pandangan ke penjuru rumah. Di lantai bawah ini, Rayne lebih banyak menemukan benda-benda aneh. Ia perlahan mendekati sebuah tempat dengan satu deretan sofa berwarna abu-abu, meja kecil yang diatas nya ada tanaman berduri, dan sebuah benda persegi panjang berwarna hitam melekat di dinding yang menarik perhatiannya. "Apa ini?"