***
24 Januari 20xxAdela sekarang sedang membongkar lemari lemari lama di kamarnya. niatnya dia ingin membersihkan lemari kayu di bagian luarnya hanya saja intusi wanita selalu merasa tidak nyaman ketika dia tidak membersihkan semuanya.
Hingga saat inilah Adela Rasya Putri ini atau di sebut dengan Dela membongkar isi tumpukan lemari dan di letakan di lantai. Berbagai macam jenis tumpukkan di dalamnya dari majalah, koran,komik dan hal lainnya.
Dia menaruh semua itu terlebih dahulu di bawah lantai dan mulai makin menguak isi lemari itu. Dela melihat sebuah buku yang nampak lebih besar dan beda dari lainnya. tidak seperti majalah atau pun koran terlebih lagi ada sebuah tanda khusus di depan buku itu, tanda kupu-kupu.
"Sebuah album?" Pikir Adela
Dia mencoba meraih Album itu walau harus penuh dengan debu debu yang membuat Dela hingga bersin dan batuk batuk tapi itu sepadan untuknya. Terulas senyum terukir di wajahnya itu benar Album Masa kecil nya.
Adela menatap lamat buku itu terlebih sampul Kupu-Kupu di Album itu hingga seketika ingatan kala itu mulai terulang lagi.
***
"Satu,Dua.. Tiga Senyum!" Ucap seorang lelaki baya yang berumur 28 tahun. Elanga namanya dengan lantang dan semangat memberikan arahan. Yang sekarang sedang memegang kamera memfoto seorang anak perempuan yang tertawa riang di ayunan.Elangga, lelaki itu tersenyum puas lalu mendatangi anak perempuan itu. iya itu adalah Adela. Saat itu Dela yang masih berumur 9 tahun sedang berada di sebuah taman dekat ayunan untuk anak anak.
Hari Minggu untuk Adela saat itu adalah masa di mana dia menghabiskan waktu dengan Ayahnya. hari di mana ayahnya tidak sibuk dan mempunyai waktu bermain dengan anak perempuannya.
"Dela cantik ga pa?" Tanya Dela dengan wajah polosnya melihat Ayahnya. Elangga sebatas senyum lalu memperlihatkan sebuah foto pada Dela. "Iya anak Papa pasti cantik dong, nih buktinya nih papa fotoin kamu" Jawab Elangga, Adela Lalu tersenyum lantang dan memeluk sang Ayah. "Makasih pa, papa memang yang terbaik". Adela memeluk ayahnya erat, bahkan sangat erat lalu ayahnya balas memeluk.
Hingga sepertinya mereka lupa bahwa ada seorang perempuan baya bersama mereka yang baru saja datang sehabis mengajak anak keduanya jalan jalan. "Aduh asik banget nih sama Adela nya sampai istrinya sama anaknya yang kedua di lupain" Ucap Alasya Ibu dari Adela. Dan seorang anak perempuan kecil di samping Alasya menatap bingung dengan wajah lugu nan polos tidak mengerti.
Bella namanya, adik yang berbeda 3 tahun jarak tahun lahirnya dengan Adela. Umur Bella saat itu baru saja menginjak 5 tahun dia melihat Kakaknya dengan perasaan senang lalu lari menuju arah kakaknya. lalu memasang wajah cemberutnya ke Elangga sang ayah, karena tidak ikut mengajaknya bermain Ayunan dengan Adela.
"Tuh Bella jadi ngambek lagian salah kamu ga ajak dia" Ucap Alasya sembari tertawa. Elangga hanya menggaruk tenguk lehernya yang tidak gatal dan menepuk puncuk kepala putri keduanya ini. "Maafin papa ya, besok besok kita main berdua deh, jadi jangan ngambek lagi" bujuk Elangga pada Bella. lalu mengangguk mengiyakan "Janji ya?" tanya Bella lagi memastikan. "Iya papa janji" .
Alasya tersenyum lembut dan memanggil Bella menuju arahnya, Bella menuruti ibunya dan berlari kecil menuju ke samping ibunya. "Dela mau mama fotoin sama ayah ga?" Tawar Alasya. Dela mengangguk semangat menatap berbinar binar ke arah ayahnya. tentu saja Elangga mengiyakan dan duduk di sebelah Ayunan dekat Dela. dan menampilkan deretan gigi putih senyum mengambang. "Siap ya? Mama fotoin, Satu, Dua.. Tiga!".
***
Della tersenyum tipis, hari itu membahagiakan sekali bagi dirinya. Sehingga dia berpikir Boleh ga sih waktu itu diulang?. Dia menatap lamat foto dengan ayahnya itu ketika Peran Ayahnya mengisi hatinya sewaktu kecil. Adela membuka halaman halaman berikutnya Foto dia dengan Ibunya dan Ayahnya juga adiknya keluarga itu masih utuh lengkap dengan Perannya masing masing. tapi hanya kala itu.
Cklek
Suara pintu terbuka terdengar dan jelas sekali yang muncul di sana adalah Alasya, ibunya. Adela membalik arah kepala ke arah pintu dan meneguk air liur dengan perasaan cemas. sepertinya dia tau arti dari tatapan ibunya dengan dahi yang mengernyit itu berarti ibunya sedang stress. "Ngapain kamu?" Tanya Alasya dingin. Adela menutup Album itu dan menyimpannya di lantai "Dela lagi beresin kamar ma" jawabnya. "Aduh ini kamu berantakin lagi lemarinya? Biarin aja kayak gitu gausah di berantakin lagi kan jadi berhamburan" keluh Alasya.
"Tapi ma, Dela kan mau beresin lagian biar enak juga di liat, Dela rapihin lagi kok nanti kayak semula" Alasya berdecak kesal "paling ga bisa kamu rapihin lagi, kamu itu ya taunya berantakin barang aja". Dela menunduk dia tau akan begini lagi. Kenapa orangtua hanya selalu melihat sisi buruk saja. Apa mereka tidak percaya pada anaknya sendiri.
"Iya ma, maaf Dela salah" ucapnya dengan nada bersalah. "Yauda cepat beresin lagi, pokoknya mama mau tau ini semua sudah bersih pas mama selesai mandi" ucapnya lalu menutup pintu dengan keras.
Adela menghembus napasnya, dia melihat lagi ke arah Album lama tadi dia niatnya ingin melihat lihat lagi tapi pasti akan membuang waktu pada akhirnya nanti Ibunya akan memarahinya lagi. Pada akhirnya Adela segera lemanjutkan beres-betesnya lagi.
***
Adela sedang berada di kamar di depan Laptop mengerjakan tugas Kuliah. Adela sekarang ini berumur 19 tahun dan sedang menjalani masa pendidikan di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Dia mengambil jurusan Manajemen dan sekarang adalah tahun keduanya memasuki dunia perkuliahan.Adela melihat ke arah handphonenya sekarang sudah pukul 10 malam. Sudah waktunya dia beristirahat pikirnya lalu menutup laptop dan beranjak ke kasur merebahkan badannya sembari memandang handphone. Besok ada dua mata kuliah yang akan dijalani Adela.
Dia harus segera tidur tapi ini masih terlalu cepat baginya. Alhasil dia bermain handphonenya membuka WhatsApp melihat pesan pesan yang belum terbalas. Ada pesan dari Sahabat Karibnya di kuliah. Bina namanya.
Chat
Bina: "Woii Del, lu mau ikut nongkrong ga besok malem?"
"Boleh nih bosen amat nih" :Adela
Bina: "Yauda besok gua jemput lu ya jam 7 malam inget"
"Iya gua inget bawel" :Adela
Dia tersenyum lembut melihat chat ajakan dari sahabatnya ini. Ada rasa hangat yang di dadanya membayangkan rasa senang hari esok untuk bertemu Sahabatnya dan teman temannya yang lain. Karena hanya itulah satu satunya cara membuat Adela.
untuk membuat rasa kesepian hilang dari dirinya.
***
"Gak, papa gak izinkan"Adela menatap ayahnya mencoba meyakinkan "Tapi kenapa pa? Dela cuma ngumpul sama temen temen Dela kok" Bela Dela pada dirinya. Elangga menatap layar handphone lagi tidak melihat ke Arah Dela "kamu itu perempuan ga baik pulang malam" tegas Elangga.
Alasan itu lagi?
Batin Adela mulai mencurahkan isi hatinya tapi tidak terucap oleh mulutnya. akhirnya Dela menyerah lalu berpikir meminta izin kepada ibunya. Mungkin saja kalau ibunya mengizinkan ayahnya juga akan setuju.
"Kamu itu hakikat perempuan di rumah aja gausah keluyuran, bener yang di bilang papa kamu itu, 'kamu itu perempuan' . Mama setuju sih sama papa kamu". Ucap Alasya. "Mama sama Papa tau apa yang kamu butuhkan, kami juga begini karena khawatir" tambahnya. berpikir Ibunya akan membela anaknya dan mengerti apa yang anaknya inginkan setidaknya karena ibunya juga perempuan tapi ternyata sama saja.
Adela lagi lagi termenung lidahnya kelu untuk menjawab. Rasa takut dan cemas menghantui dirinya.
Sejak kapan kalian tau apa yang Dela butuhkan. Sebenarnya..
Itu kebutuhan untuk Dela atau kalian?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Hanya Butuh Peran Kalian
Teen FictionAdela Rasya Putri namanya. Keluarga itu menurut orang orang adalah Rumah Pulang paling nyaman untuk seorang anak bukan. bagi orang orang mempunyai keluarga Lengkap tanpa terkendala Ekonomi itu adalah hal yang paling membahagiakan dan Adela dalam pos...