Jaejen Markno (ex)

728 29 3
                                    

"Papi, kenapa orang tua aku ada tiga?" Jeno terkesiap oleh pertanyaan putranya yang sangat tiba-tiba. 

Liam merupakan anak laki-laki berusia enam tahun, dan dia bukan putra kandungnya. Anak itu merupakan putra dari mendiang kakak perempuannya yang ditinggalkan oleh kakak iparnya. Keluarga besannya mengatakan kalau mereka tidak sanggup mengurus Liam tanpa ibu kandungnya. 

Tanggung jawab itu kini dilimpahkan kepada Jeno karena ketika usia Liam mencapai tiga tahun, kedua orang tua Jeno menjadi korban tabrakan beruntun yang akhirnya meninggalkan Jeno berdua dengan Liam. 

"Ko tiga?" tanya Jeno bingung. Seingatnya dia tidak pernah mengenalkan siapapun sebagai ayah Liam. 

Liam mengeluarkan tiga jarinya ke hadapan Jeno. "Iya papi, coba hitung. Satu, papi Jeno. Dua, papa Jaehyun. Tiga, ayah Mark".  

Jeno melongo tidak percaya. Kenapa bisa putranya itu menyebutkan Jaehyun dengan Mark bersamaan. Seingat Jeno selama ini dia mengenalkan Jaehyun dan Mark sebagai temannya pada Liam, bagaimana bisa Liam sendiri menyebutkan keduanya dengan sematan papa dan ayah. 

Liam masih mengamati wajah papinya yang belum juga menjawab. 

"Papi, soalnya temen aku ada yang nanya. Kenapa kamu punya papi tapi gak punya mami. Terus aku jawab aku gak punya mami soalnya papi aku ada tiga". 

Jeno masih belum tahu bagaimana harus menjawabnya. 

"Terus abis itu temen aku nanya lagi, ko bisa papi aku ada tiga. Ko bisa pi, papi aku ada tiga?" 

Melihat bagaimana binar mata milik Liam begitu penasaran memandangnya, Jeno akhirnya hela nafas pasrah. "Liam, sebelum papi jelasin sama kamu. Papi mau tanya dulu boleh?" 

Liam mengangguk, tidak keberatan sama sekali. 

"Kenapa Liam panggil Jaehyun papa dan panggil Mark ayah? Mereka kan temannya papi, bukan pasangannya papi?" 

"Soalnya waktu kenalan sama papa Jaehyun, papa bilang dia pacarnya papi jadi dia suruh Liam panggil papa kalau lagi gak sama papi". 

"Kalau lagi gak sama papi?" tanya Jeno mengulang jawaban Liam. Bisa-bisanya Jaehyun mengatakan hal itu yang mana berarti dia meminta Liam memanggilnya papa hanya di belakang Jeno. 

"Terus ayah Mark?" tanya Jeno lagi. 

Kali ini Liam tersenyum dengan manis. "Soalnya Liam suka sama ayah Mark. Dia baik banget sama papi jadi Liam pengen panggil ayah". 

Jeno tidak habis pikir dengan penjelasan putranya. Padahal sejak awal dia mengenalkan Jaehyun dan Mark sebagai temannya justru agar Liam tidak perlu mengira kalau mereka pasangannya. 

Jeno belum siap untuk menceritakan pada Liam bahwa hubungan yang ia jalani baik dengan Jaehyun maupun dengan Mark itu tidak sama seperti hubungan yang dimiliki oleh kakek dan neneknya ataupun ayah dan ibu kandungnya.

"Ayo sekarang papi kasih tau Liam. Liam udah jawab". 

"Oke. Sebelumnya papa Jaehyun cerita gak dia sama papi ada apa?" tanya Jeno yang dijawab Liam dengan gelengan pelan. "Kalau ayah Mark cerita sesuatu gak soal papi sama ayah Mark?" 

Gelengan pelan yang lagi-lagi diterima Jeno agaknya membuat Jeno sedikit lega. 

"Liam, papinya Liam itu cuma papi Jeno ya. Papa Jaehyun itu dulunya teman baik papi, tapi sekarang kami udah jarang ketemu". 

"Pantesan papa kalau ke sekolah Liam suka sendirian". 

"Papa ke sekolah Liam?" tanya Jeno lagi semakin terkejut. Itu artinya Jaehyun menemui Liam tanpa memberitahu Jeno lebih dulu kan? 

all in 234 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang