BAB 3 MENGENAL BARA_2

54 9 0
                                    

Pagi ini Jihan tidak langsung masuk ke dalam kelas, ia dihubungi dosennya untuk menemuinya begitu tiba di Kampus. Saat akan menaiki tangga, ia bertemu dengan Bara. Bara terlihat lebih segar dan santai kali ini, ia mengenakan kaos lengan pendek berwarna biru dongker, celana panjang warna krem dan ransel dibahunya.

Melihat Bara menatapnya dengan pandangan aneh, Jihan melihat penampilannya lagi. Ia mengenakan kaos lengan panjang berwarna biru dongker dan celana baggy pant berwarna krem. What? Kenapa mereka seperti couple sih? Jihan merapikan rambut panjangnya ke belakang telinga, sembari berdehem.

"Aku duluan ke atas, aku nggak mau dibilang kalau kita janjian pakai bajunya." Kata Bara lalu menaiki tangga lebih dulu.

Jihan menghentakkan kakinya kesal, "Geer amat." Gumamnya pelan, setelah itu menaiki anak tangga pelan-pelan. Tidak ada yang akan menyadari pakaian mereka, apalagi mereka punya kepentingan yang berbeda, itulah yang diyakini Jihan.

Namun, apa yang diyakininya ternyata salah. Begitu masuk ke dalam ruangan Pak Kurniawan, Bara telah duduk terlebih dahulu. Jihan terpaku di pintu.

"Kenapa hanya berdiri di pintu? Ayo masuk." Kata Pak Kurniawan.

Bara menoleh ke arah pintu, ia melihat Jihan berdiri seperti patung disana. "Biarin aja Pak, untuk apa dia kesini?" tanya Bara malas.

"Kamu diam saja, Bara." Kata Pak Kurniawan.

Jihan masuk ke dalam, dan terpaksa duduk di sebelah Bara. Ia tidak menoleh sedikitpun ke arah Bara.

"Aku memanggil kalian kemari tentu karena ada sesuatu. Kalian dari Angkatan yang berbeda, apa kalian saling mengenal?" tanya Pak Kurniawan.

"Tidak, Pak." Jawab keduanya kompak.

Pak Kurniawan mengangguk, "Kalau begitu biar bapak perkenalkan, Jihan, ini Bara, dia mahasiswa semester akhir. Dan Bara, perkenalkan, ini Jihan. Dia adik tingkatmu, sekarang ada di semester 4."

"Iya, Pak." Jawab keduanya kompak.

"Bapak memanggilmu kemari untuk meminta bantuanmu, Jihan. Bapak ingin kamu membantu Bara mengerjakan tugas observasi tentang perkembangan anak. Bara sudah mengambil jurusan ini sebelumnya, hanya saja Bapak ingin dia belajar lebih banyak lagi. Keluarga Bara memiliki biisnis yang bergerak di bidang Pendidikan. Orang tuanya ingin setelah wisuda nanti, Bara akan langsung mengelolanya. Jadi, Bapak minta tolong sama kamu Jihan." Jelas Pak Kurniawan Panjang lebar.

"Apa nggak ada orang lain, Pak?" tanya Bara.

Jihan menoleh ke arah Bara, tatapannya penuh kekesalan tentunya. Jihan berpikir untuk memberi Bara perhitungan. "Bapak jangan khawatir, aku akan membantu Bara untuk melakukan observasi." Kata Jihan sembari tersenyum.

"Kamu jangan khawatir, kami akan membayar jasamu nanti." Lanjut Pak Kurniawan.

"Kamu tidak perlu melakukannya kalau tidak mau." Kata Bara sembari menaikkan ranselnya di punggung begitu mereka berada di luar ruangan Pak Kurniawan.

"Kenapa aku harus menolak? Aku akan mendapat bayaran dari sana. Aku mau masuk kelas, nanti kita bicarakan lagi tekhnisnya seperti apa." Kata Jihan.

Bara memperhatikan punggung Jihan yang berjalan menuruni tangga. Ia menggeleng, bagaimana bisa ia terjebak dengan gadis itu.

***

Akhirnya hari itu datang juga, hari ini Jihan dan Bara pergi ke Yayasan Pendidikan milik keluarga Bara. Mereka akan mengobservasi anak-anak TK, mereka akan melihat tentang bagaimana metode belajar mengajarnya.

Jihan merasa canggung berada satu mobil dengaan Bara, ia memainkan ponselnya untuk mencoba menghilangkan perasaan itu.

Bara melirik Jihan yang sibuk dengan ponselnya, ia berdehem kemudian berkata, "kamu sudah makan?"

Telu PurnomoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang