Halo, selamat datang pembacaku yang baik dan budiman🤗
Jangan lupa vote dan comment-nya sebelum kalian baca ya! Terimakasih!.
.
.
Gelap... Di sini sangat gelap.
Hanya ada suara tetesan air yang menggema di dalam ruangan hampa ini.Beberapa kali aku terbatuk keras. Udara di sini sangat pengap, nafasku sesak.. tolong..
Tidak, aku tidak bisa mengeluarkan suara.
Setelah puluhan kali mencoba untuk sadarkan diri, mataku perlahan terbuka. Dan apa yang kulihat? Hanya ruangan gelap yang hampa.
Tubuhku kaku, tidak bisa bergerak. Apa yang terjadi? Dimana ini?
Perlahan sinar hangat mulai terlihat, merambat sampai ke wajahku. Kurasakan belaian hangat dari sinar mentari di atas sana. Eh... Ini benar-benar sinar matahari, kan?
Aku mencoba untuk tetap sadar, memperhatikan sekelilingku untuk menemukan sesuatu. Dan ada yang jatuh.
Itu adalah sehelai daun maple merah, daun favorit-ku saat musim gugur. Ah, apakah itu salah satu koleksiku?
Pengelihatan ku semakin jelas, kesadaranku kian bertambah saat helai-helai daun maple berjatuhan dari atas, mengikuti arah cahaya, sesekali menyentuh wajahku dan jatuh ke bawah.
Ah.. apa ini?
Sebenarnya aku berada dimana?
Sepertinya ini tempat yang sama seperti terakhir kali.
Tempat gelap yang hampa, hanya ada aku dan daun musim gugur yang berjatuhan.
Oh, apakah ini adalah hari ulang tahunku?
.
.
.
"Maple! Maple!"
Terdengar suara hentakkan kaki dari arah luar. Sepasang kaki mungil berlari masuk ke kamar, menerobos pintu dengan ceroboh. Kedua tangan kecilnya yang terlihat berisi mengangkat sebuah bola merah. Rambut pirangnya berkilauan ketika terpapar sinar matahari, sangat cantik. Bocah laki-laki itu tersenyum cerah saat melihat seorang gadis kecil yang sekarang sedang sibuk membaca buku di dekat jendela.
"Maple! Ayo bermain denganku!" Bocah laki-laki itu berseru. Tangannya semakin menggenggam bola dengan semangat.
Gadis kecil bernama Maple itu memiliki rambut coklat berkilauan. Bibirnya semerah mawar dengan iris mata berwarna merah madu yang indah. Pipinya yang bulat memerah ketika terkena sinar matahari yang merambat lewat jendela.
Maple hanya memasang wajah datar seakan acuh tak acuh, melirik bocah kaki-laki itu sebentar kemudian kembali fokus pada buku yang ia baca.
"Oh, ayolah!" Bocah laki-laki itu mendengus. "Ayo kita bermain! Jangan sia-siakan liburanmu dengan membaca buku."
Maple lagi-lagi hanya melirik bocah itu singkat dan kembali membaca buku. Sepertinya ada yang salah dengan Maple hari ini.
Suara langkah kaki dari luar mengalihkan atensi kedua anak itu. Seorang wanita muda dengan rambut dikuncir kuda masuk ke dalam kamar dengan senyuman lembut di wajahnya. Tangannya menyentuh pundak bocah laki-laki itu yang mulai gemetar menahan tangis.
"Elijah," wanita itu memanggil nama anak pemilik rambut pirang itu dengan lembut.
"Mungkin Maple sedang tidak ingin bermain saat ini. Kau bisa bermain dengan teman-temanmu yang lain, ya?"
Manik biru Elijah bergetar antara rasa sedih dan kecewa. Ia menoleh ke arah Maple dan wanita muda itu secara bergantian. Elijah menunduk dengan raut wajah sedih dan murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adopted By Autumn
Teen FictionMaple sering berpikir bahwa tidak ada tempat untuknya di dunia ini. Tinggal di panti asuhan, hidup dalam kesendirian, berdiri sendiri tanpa ibu maupun ayah. Sampai akhirnya keluarga Rowan memutuskan untuk mengadopsinya, dan saat itulah Maple menyada...