Bagian 1

6 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reader POV:

Aku tak tau apa yang terjadi. Segalanya berlalu dengan cepat. Aku masih ingat lelaki aneh itu.

Aku kembali merenung di dekat danau. Danau yang indah.

Aku masih bertanya-tanya siapa pria itu? Mengapa dia menolongku?

Yah, kejadian kemarin dulu masih berputar dikepalaku. Untungnya aku sudah bisa keluar dari rumah sakit. Mereka bilang biayaku sudah dibayar oleh seseorang, tapi mereka tak mau memberitahu siapa orang itu.

Ah, sudahlah.

Kembali kupejamkan mataku menikmati semilir angin yang meniup pelan surai pendekku. Ahh, udara sore disamping danau ini memanglah menenangkan. Jika bisa, aku ingin tinggal ditempat ini.

Normal POV:

Gadis dengan surai hitam pendek itu menjamkan matanya menikmati semilir angin sore di pinggir danau. Danau yang selalu ia kunjungi bila merasa sedih.

Saat sedang menikmati waktu sore harinya sendiri, seorang pria datang menghampirinya.

"apa kamu sudah sehat?" tanya pria itu sambil duduk disamping (name)

(name) yang kaget segera membuka kedua matanya. Matanya terpaku pada seorang lelaki yang duduk disampingnya. Lelaki dengan surai cokelat dan mata savir yang indah.

Mata (name) membola menyadari lelaki didepannya adalah lelaki yang kemarin ia lihat ditoilet. Mungkin, ia juga tak bisa memastikannya.

Menyadari gadis disampingnya hanya terpaku saja membuat lelaki itu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah gadis itu.

"aa, apa nona baik-baik saja?"

Hal itu membuat lamunan (name) buyar segera membalas ucapan lelaki yang sedari tadi dia perhatikan.

"A-ha aku tak apa-apa kok" ucap (name) disertai senyuman

"kamu gadis yang kemarin ditoilet itu kan?"

"ah-iya. Makasih ya udah nolongin aku" ucap (name)

"iya, sesama makhluk kan harus saling membantu." perkataan itu membuat (name) kembali tersenyum.

Lelaki itu juga ikut tersenyum. Ada hal yang janggal menurut (name). Lelaki itu- apa memang kulitnya aslinya pucat ya? Ia ingin bertanya, tapi ia tak ingin membuat lelaki itu tersinggung.

(name) tak mengambil pusing akan hal tersebut.

"nama kamu siapa?" tanya lelaki itu sambil memiringkan sedikit kepalanya.

"A-ha namaku Arayan (Name). Kamu bisa panggil aku (name)" ucap (name) sambil tersenyum. "kalau kamu?"

"namaku Fredelino Ericko. Panggil Erick aja. Kamu mau temanan sama aku?"

"tentu" balas (name) sambil tersenyum

Erick juga membalas senyumannya. Menampilkan deretan gigi putih dan kedua gigi taringnya yang membuat (name) terpana. Sebab ketampanan orang disampingnya ini bertambah berkali-kali lipat.

Disore itu, danau sore hari dan bunga-bunga mawar yang bermekaran menjadi saksi bisu dimana kedua sejoli ini bertemu. Menjalin pertemanan yang akan terus tumbuh.












To be continue

To be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Love||OCXREADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang