PROLOG

9 2 0
                                    

Halo kalian
Ada yang tau mantra pemanggil readers? Butuh banget soalnya qiqiqi
Semoga banyak yang suka, yaa
Dan selamat membaca

*
*
*

Venus dibuat pusing oleh Gracia, mamanya sendiri. Entah tahu dari siapa, padahal Venus sudah diam-diam dan hanya pacaran di area kampus saja, tapi tetap saja mamanya itu tahu lalu mengundang pacarnya untuk makan malam di rumah. Dan setelah pacarnya pulang, Gracia akan menilai dan menyuruh Venus untuk mengakhiri hubungannya.

Tepat seperti saat ini, Venus duduk dengan menyilangkan kedua kakinya sembari bersedekap dada. Kedua matanya melirik Gracia yang terlihat santai. Berbalik dengan dirinya yang seolah sudah ada asap yang keluar dari telinga kanan dan kiri.

Rafael, pacarnya sudah pulang sekitar 10 menit yang lalu. Dan Gracia mencegahnya untuk masuk kamar. Katanya ada yang mau dibicarakan. Venus sangat yakin, mamanya itu masih memikirkan alasan agar ia bisa putus sama Rafael.

Venus menghela napas.

"Dia mukanya kayak preman." ujar Gracia setelah keheningan. Berhasil membuat Venus menganga.

Preman? Maksudnya Rafael seperti preman? Di bagian mana? Venus tidak mengerti.

"Mama nggak suka." lanjut Gracia.

"Kayak preman darimananya, ma? Rafael itu anak baik-baik. Mama aja pertama kali ketemu." Venus tidak terima. Gadis itu bingung Gracia mendapat alasan darimana. Karena menurutnya Rafael cukup tampan.

"Feeling mama itu nggak pernah salah, Ve. Dia itu nggak baik buat kamu."

Venus tidak mengerti lagi. Selalu saja berakhir seperti ini. Ini bukan kali pertama dirinya dipaksa putus oleh Gracia. Venus tidak tahu pasti apa rencana mamanya itu. Tapi Venus benar-benar muak. Jika Venus tidak menurutinya, Gracia akan menerornya tanpa henti untuk melaksanakan apa yang ia perintahkan.

"Jadi maunya gimana, ma?" tanya Venus pasrah. Venus merasa keras kepalanya menurun dari Gracia. Mamanya itu tidak bisa diganggu gugat.

"Ya putusin si Rafael." Venus kembali melotot. Kan, mamanya itu sesuka hati sekali. Padahal Venus sudah terlanjur sayang sama Rafael.

"Bilang aja kalau kamu nggak cocok sama dia."

"Nggak bisa gitu dong, ma. Main putus-putus aja." sergah Venus

"Lebih sayang mana, sama mama atau sama Rafaelmu itu?" tanya Gracia masih fokus dengan majalahnya. Wanita 43 tahun itu tampak tenang. Sangat jauh berbeda dengan Venus yang sudah ingin mencak-mencak.

Venus mengubah posisinya menjadi tegap. "Jangan disamain gitu dong ma,"

"Tinggal jawab aja apa susahnya, sih, Ve,"

"Ya Venus sayang sama mama. Tapi sayang sama Rafael juga."

Gracia menutup majalahnya. "Pilih salah satunya Venus. Kalau kamu sayang sama mama, putusin pacar kamu itu. Percaya deh sama mama, dia itu nggak baik buat kamu."

"Terus yang baik buat Venus itu yang mana?" tanya Venus mencoba menekan tanduk yang ingin keluar di kepalanya.

"Rafael kayak preman. Morgan ga punya sopan santun. Nichol cintanya cuma pura-pura. Setelah Rafael jangan-jangan pacar aku kayak barongsai menurut mama,"

Venus masih ingat alasan Gracia menyuruhnya putus dari pacar-pacarnya sebelumnya. Dan itu sama sekali tidak masuk akal menurut Venus.

Morgan yang katanya nggak punya sopan santun perkara numpang ke toilet saat di rumah gadis itu. Nichole yang katanya cintanya cuma pura-pura ketika Gracia tidak sengaja melihat Nichole bersama perempuan lain meski sudah dijelaskan bahwa yang dimaksud Gracia itu adalah adik perempuan Nichole sendiri.

"Bisa jadi itu. Memangnya kamu mau punya pacar mirip barongsai?" tanya Gracia sebari meletakkan majalahnya ke atas meja.

"Mama sih ga mau. Apalagi jadi menantu mama. Amit-amit deh."

Venus terdiam. Ia speechless pada mamanya sendiri. Yang benar saja Venus pacaran sama barongsai. Mau ditaruh dimana mukanya? Di belakang lukisan Monalisa? Jauh.

Gadis itu cemberut. Sangat tidak mudah jika harus berdebat melawan mamanya.

"Mama tahu cowok yang baik buat kamu." ujar Gracia. Venus diam tidak menjawab. Malas juga sebenarnya. Tenaganya sudah habis sejak tadi.

"Kamu mau tahu nggak, siapa orangnya?"

"Siapa?" tanya Venus pasrah.

"Rahasia. Yang jelas kamu harus putusin pacar kamu itu. Mama ga mau tahu pokoknya,"

Setelah mengatakan hal itu, Gracia pergi menuju kamarnya meninggalkan Venus dan kekesalannya. Tanduknya tidak bisa ia cegah lagi.

*
*
*
Halo guys
Jangan lupa tinggalkan jejak, ya
6Sep2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mars dan VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang