Seorang gadis berjalan memasuki perkarangan rumahnya dengan keadaan baju basah basah dan kotor tanah.
Ia langsung masuk tanpa permisi, ia tidak menyadari jika papanya duduk di sofa ruang tamu.
"Ratara" panggil papanya lembut dan berjalan menghampiri putri bungsunya itu.
"Kamu kenapa? Baju kamu basah sama kotor gini?" tanya Geno papa Ratara khawatir namun dengan nada halus.
"Ratara gak papa kok, habis ziarah dari makam mama dengan Zaror tadi" jawab Ratara lembut seraya tersenyum tipis.
"Yaudah mandi sana, nanti sakit. Habis itu makan jangan lupa minum vitamin kamu ya" peringat Geno pada Ratara putinya itu.
"Iya pa, kalau gitu Tara masuk dulu ya" ucapnya dan berjalan meninggalkan papanya yang masih menatap putrinya hingga nenghilang lalu melanjutkan kerjaannya.
***
Setelah mandi ia duduk di sofa kamarnya sambil menonton film kartun kesukaan dua kembar berkepala botak, dengan handuk masih dililitkan di kepala.
tok..tok..tok..
Suara ketukan dari luar ia yakin ini pasti Bi Nara, yang membawakan jus mangga pesanannya tadi. Padahal ia baru saja duduk dan sangat mager untuk saat ini.
"Masuk aja pintunya nggak dikunci kok bi" ucap Ratara yang masih fokus dengan film kartun di televisi.
Seorang laki-laki masuk sambil membawa dua gelas jus mangga ditangannya. Dan berjalan menghampiri gadis yang sedang asik menonton film kartun kesukaannya sedari kecil.
"Tara"
Ratara, diam dan sangat mengenali suara itu. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Regar kakak lelakinya yang saat ini sedang menempuh pendidikan di University of New South Wales, di Australia.
Ia langsung beranjak dari sofa dan memeluk tubuh Regar sangat erat, jujur saat ini ia sangat merindukan kakaknya ini.
"Tara rindu kak Regar tau" ujarnya manja dan masih memeluk erat Regar seakan tidak ingin melepaskannya.
"Iya kak Regar juga" balasnya dan mencoba meleraikan pelukan Tara.
Tara mengajak Regar duduk disofanya, meletakkan jus mangganya diatas meja. Tara masih memeluk Regar seakan tidak ingin kakak lelakinya pergi karena jarangnya berada di rumah.
"Manja banget sih adek gue" ujar Regar seraya mengelus kepala adiknya dengan sayang.
Setelah cukup puas membalas rindu yang selama ini belum tergapai dikarenakan bedanya benua.
"Gimana sekolah kamu Tara?" tanya Regar penasaran karena adiknya Tara ini tidak akan bercerita sebelum ditanya.
"Ya, gitu aja nggak ada yang menarik" jawab Tara tanpa minat.
"Gak ada cowok gitu yang kamu taksir" penasaran Regar yang berusaha menggoda Tara.
"Gak"
"What makes you dislike someone?"
"Idih, sok inggris banget sih loh kak"
"Biarin" balas Regar dan menjulurkan lidah seakan meledek Tara yang tidak bisa bahasa Inggris.
"Ra"
Tara hanya mengalihkan atensinya menatap wajah tampan kakak laki-lakinya.
"Kamu masih gamon sama dia" ucap Regar membuat Tara diam membeku seakan tahu maksud kata 'dia' yang diucapkan kakaknya.
Perlahan air matanya luluh membasahi pipinya. Regar yang menyaksikan hal itu, langsung membawa Tara kedalam pelukan hangatnya.
"Kakak minta maaf ya Ra, aku nggak bermaksud loh" ucap Regar meminta maaf.
Tara hanya bisa mengangguk pelan dan menghapus kasar air matanya.
"Pliss kak, jangan ungkit-ungkit dia lagi ya"
***
Ratara
Gadis itu saat ini masih duduk di balkon kamarnya. Menikmati langit malam dengan hikmat seraya memandangi bulan purnama yang bersinar sangat terang.
"Kenapa kamu mampir dihati aku, kamu tahu nggak sih? sakit banget rasanya karena waktu aku tahu kamu bakal pergi ninggalin aku" ucap Tara sendiri seakan ia sedang curhat bersama temannya.
Tidak disangga seseorang yang hadir didalam hidup ini bisa mengubah segalanya.
Tara mengambil bingkai foto dirinya dan seorang laki-laki yang sedang berada dibelakang sekolah.
Air matanya jatuh seakan kenangan itu kembali di ingatannya. Dadanya terasa sesak seakan ingin sekali kejadian itu terjadi kembali. Gelak tawanya yang tak pernah satu orang pun melihatnya, dihadirkan seorang lelaki kutu buku yang membuat masa terpuruknya kini menghilang sedikit demi sedikit.
"I hope you are happy even though you are not here"
Air matanya jatuh seakan mengalir deras, ia berusaha mengatur pernapasannya yang terasa sesak dan menghapus air matanya.
"Hidup tanpa kamu itu terasa sulit ya" ucap Tara sendu dan mengulumkan senyumannya
......
Hallo guys! Gimana nih seru gak?
Aku minta support ya sama kalian untuk cerita pertamaku
jangan lupa kasik vote dan komentar ya!
Bantu aku untuk promosi ceritaku ke teman dekat kalian ya
THANK YOU VERY MUCH GUYS
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratara
Teen Fiction~ Mencintai kamu itu bagaikan pelangi awalnya indah dan menghilang ~ 𝗥𝗮𝘁𝗮𝗿𝗮 *** Pelangi Adalah ciptaan Tuhan yang paling RATARA suka, indah namun hanya sebentar kemudian menghilang entah kemana. Jika ditanya RATARA ingin spek laki-laki sepert...