"Can ... Ssst ..., Canny ...!"
Canny yang sedang berjalan di koridor kelas menghentikan langkah. Matanya mencari-cari sumber bisikan yang tadi memanggilnya. Sepertinya, bisikan itu datang dari arah taman depan kelas yang tampak sepi. Canny hanya melihat semak-semak dan pohon-pohon yang dahannya bergoyang ditiup angin pagi.
"CANNY!"
Bisikan itu terdengar agak keras sekarang. Itu dia. Dari balik semak sebelah kanan, muncul kepala Rora dan Hyein. Tangan mereka melambai-lambai, meminta Canny mendekat.
Canny pun menghampiri dengan langkah-langkah panjang. "Lo pada ngapa, dah?" Tanyanya dengan kening berkerut menyaksikan dua temannya itu duduk di bangku taman yang tersembunyi di balik semak perdu tinggi. "Ngapain pada ngumpet di sini? Lima menit lagi kelas masuk, woi!"
"Aduh, jangan bawel! Duduk sini dulu. Biasanya juga lo telat masuk kelas, kan?! Nggak usah sok kerajinan, lo bocil!"
"Ck!" meski dengan tampang kesal, Canny tetap menuju ke taman dan duduk di antara dua gadis yang jika dilihat-lihat bisa saja menerkam Canny jika perintah mereka tidak dituruti. "Apa?! Lo berdua ngarepin gosip dari gue?!"
Rora dengan cepat mengulurkan ponselnya. "Lo lihat ini, deh, Cil."
Canny pun melihat secara seksama foto yang terpampang di ponsel si gadis panda. Dari sudut manapun dilihat, Canny tentu sangat mengenal sosok yang ada di foto tersebut. Kedua alis lebatnya menukik tajam, tidak paham dengan tujuan Rora memperlihatkan foto tidur kakak perempuannya, kepadanya.
"Apa maksud? Ini kan kakak gue." Kerut di kening Canny semakin dalam.
"Can," Hyein menyela tidak sabar, "maksud Rora itu tuh, KOK LO PUNYA KAKAK SECANTIK ITU NGGAK PERNAH BILANG-BILANG?! ANJIR SIH! Adeknya bentukan kayak lo, tapi punya kakak spek bidadari."
Suara lengkingan dari Hyein sontak membuat Canny buru-buru menutup telinga kanan. Masalahnya mulut toa teman kelasnya itu benar-benar berkoar tepat di telinganya. "Bisa nggak, sopan dikit sama kuping gue, Yeyen! Cemprengnya lo tuh nggak ngotak banget!" Sembur Canny semakin kesal. Niat hati dia berangkat pagi agar bisa tidur lagi di dalam kelas, rencana Canny malah dikacaukan oleh gadis-gadis bermulut besar itu.
"Tapi serius, Can. Kok lo nggak pernah cerita ke gue sih, kalau lo punya kakak cewek modelan kayak Kak Ritha? Tau gitu kan, gue bisa comblangin kakak gue sama kakak lo dari dulu." Tambah Rora menggebu, sudah semalaman dia menahan hasrat untuk menyerang Canny dengan banyak pertanyaan.
"Hellow! Lo sendiri yang bilang kalau kakak lo di Jepang dan pasti bakal dapet cewek Jepang buat jadi pacarnya kan? Terus ngapa gue harus cerita ke lo, Bambwang..."
"Yakan, itu dulu, Cil! Sekarang kakak gue udah di Indo." Rora mencoba mencari alasan.
"Ya terus, apa urusannya sama gue?"
"Kan lo, adeknya, Can." Timpal Hyein.
Canny menarik napas frustasi, sama sekali tidak paham arah pembicaraan duo perusak mood paginya itu.
"Roro Jonggrang beserta Dayang Yeyen..." Canny mencoba berbicara lembut, "Udah ya, jangan bikin Pangeran Canny pusing, deh." Canny pun bangkit dari duduknya. "Pangeran tampan ini mau ke kelas."
"Eiitsss!" Hyein menahan lengan Canny. "Buru-buru amat sih kayak mau lahiran aja."
"Apa lagi?!"
Kini, wajah imut Rora berubah begitu serius. "Gue serius mau jodohin kakak gue sama kakak lo, Can. Lo harus bantuin gue."
"Itu mah urusan mereka lah, Ra. Gue nggak mau ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
ToGetHer | RuPha [ABANDONED]
FanfictionKawai Aruka Damanik dipulangkan dari Jepang demi menunaikan titah agung keturunan para Damanik. Anak baru gede itu tiba-tiba diberi tugas perjodohan oleh sang ayah akibat abangnya sendiri yang memberontak tidak mau dijodohkan dan berakhir kabur dari...