Lelah, letih, kantuk, bahkan sampai pusing, semua itu ia rasakan oleh pemuda ini. Pemuda yang baru saja tiba dari Tokyo ke Jakarta karena kehendak orangtuanya. Keberangkatannya sama sekali tak ditemani oleh orangtuanya, ia berangkat seorang diri dari Tokyo hingga ke Jakarta.
Orangtuanya sudah lebih dulu tiba di Jakarta dikarenakan pekerjaan mereka. Mau tak mau, pemuda ini harus mengurus kepindahan sekolahnya dari negeri kelahirannya ke negeri orang. Lelah sekali rasanya, namun tetap ia paksakan hingga keluar dari bandara, ia dapat melihat ibunya yang telah berdiri disana sembari melambaikan tangannya.
Dengan tenaga yang seadanya, ia seret koper miliknya itu hingga menghampiri dimana posisi ibunya saat ini. Ia tersenyum menatap ibunya kemudian memeluknya dengan erat. Sedikit air mata ia keluarkan karena rasa rindunya pada sang ibu yang pergi lebih dulu 6 bulan darinya.
Pemuda tinggi itu melepas pelukannya dan menghapus sedikit air matanya "mama, lama tak bertemu. Apa kabar mama? Mama sehat?" tanyanya.
Wanita paruh baya yang dipanggil mama itu tersenyum. Ia meraih kedua pundak milik putranya "mama baik nak. Mama sehat. Mama hanya kangen sama kamu, tetapi sekarang kamu sudah ada disini, artinya mama tidak perlu khawatir lagi dengan keadaanmu"
Hirugami Sachiro, pemuda berusia 16 tahun itu telah terbang dari Tokyo ke Jakarta seorang diri karena pekerjaan orangtuanya. Dirinya terpaksa menunggu 1 semester berakhir demi menyelesaikan kelasnya waktu itu. Saat ini, ia sudah berada di bangku SMA kelas 11.
"Ayo nak, kamu pasti lelahkan?" ucap sang ibu menatap wajah lesu pada putranya "masuklah ke dalam mobil dan segera lah beristirahat didalamnya ya"
Tenaganya sudah terkuras habis hingga ia hanya bisa mengangguk sebagai balasan dari sang ibu. Ia masukkan dulu kopernya ke dalam bagasi lalu kemudian ia pun mendudukkan diri pada sebuah kursi penumpang di mobil yang dikendarai oleh ibunya itu.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, hingga Hiru sendiri dapat melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi selama dalam perjalanannya. Ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kakinya ke Jakarta, maka saat ini ia masih belum mengenal siapapun disana.
Jalanan yang macet membuat rasa kantuknya kembali menyerang. Ia berfikir bahwa Jakarta adalah kota yang sangat sibuk sebelum akhirnya ibu kota negara dipindahkan ke wilayah Kalimantan. Kemacetan yang biasa terjadi di Jakarta itu mampu membuat dirinya tertidur pulas di dalam mobil.
Setibanya di rumah, ibunya membangunkannya. Dengan cepat ia langsung terbangun, walau masih sedikit terasa pusing di kepalanya. Ia keluarkan koper dari bagasi mobil dan kemudian perlahan ia menginjakkan kakinya ke dalam rumah milik ibunya itu.
Rumah yang sangatlah luas, bahkan lebih luas dari rumahnya yang berada di Tokyo. Beberapa pelayan menyambut dirinya dan membawakan kopernya.
"Ikutilah pelayan itu nak. Mereka akan menyediakan segala keperluanmu mulai saat ini" ucap sang ibu lalu mengambil jas miliknya "ibu mau pergi bekerja, ibu harap kamu bisa beradaptasi disini ya"
Setelahnya, ibunya pergi dengan terburu-buru. Sepertinya ia sudah terlambat karena sempat terjebak oleh macet yang panjang.
"Ke arah sini, tuan muda" ujar sang pelayan mengarahkan Hiru ke arah menuju kamarnya. Lorong-lorong itu dihiasi dengan beberapa benda mewah seperti lemari kaca, lukisan, dan bahkan foto keluarga yang dimana dirinya ada ditengah-tengah antara ayah dan ibunya. Tanpa ia sadari, saat ini ia sudah berada di depan pintu kamar miliknya.
"Ini kamar anda, tuan muda" ucap pelayan itu kembali "bila anda memerlukan sesuatu, anda bisa memanggil saya atau pelayan yang lain di rumah ini"
Hiru mengerti apa yang dibicarakan oleh pelayan yang ada dihadapannya ini. Dengan tersenyum, ia menunduk "terima kasih banyak bibi" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarata High School || Haikyuu Story
FanfictionTarata High School, sebuah bangunan megah dibangun ditengah padatnya Kota Jakarta. Sebuah sekolah elit nan bergengsi yang berdiri kokoh disebuah tanah seluas 700 Ha, menjadi pusat perhatian setiap orang bila melintasinya. Sekolah ini terdiri dari SD...