pejuang demokrasi

9 0 0
                                    

"kembalikan hak kami!"
"kembalikan keseimbangan harga jual!"
"stop penaikan pajak!" sorak serempak para mahasiswi di depan aparat kepolisian yang mengawal kepemerintahan.

"BUBAR KALIAN SEMUA!" ucap polisi mendorong para demonstran.

tak gentar mereka semakin kuat mendorong para aparat,"DENGARKAN SUARA HATI RAKYAT!-" ucap salah satu mahasiswi dengan sebuah toak kecil di genggaman tangannya.

"BATALKAN KENAIKAN PAJAK DAN NETRALKAN HARGA PASARAN!" teriak mahasiswi itu lagi

"BATALKAN! BATALKAN! NETRALKAN!" gertak serempak para mahasiswi berucap tegas.

putus asa, para aparat mulai melakukan aksi pembelaan dengan cara memukul, mengancam bahkan menculik beberapa mahasiswa. para aparat polisi juga menggertak dengan menembakkan beberapa tembakan membuat para mahasiswi mundur.

ada yang terkena beberapa gerakan tembakan membuat mereka saling membantu untuk lari sejenak dari para keparat.

"tolong bantu teman-teman yang lain!" teriak salah satu petugas PMR

semua petugas PMR langsung bergerak membawa kotak P3K. dengan telaten tangan mereka lihai membalut luka-luka yang di dapat para mahasiswi.

warga yang melihat para mahasiswi yang cedera langsung membantu para mahasiswi PMR yang sedang mengobati teman-teman mereka yang cedera.

"diminum dulu neng biar reda" ucap ibu-ibu pada salah satu mahasiswi

"buk,, terimakasih sudah membantu kami, maaf kami gagal hari ini" ucap salah satu mahasiswi pada salah satu warga.

"gapapa neng ,, kalian anak-anak hebat-" ucapnya lemah lembut

"terimakasih sudah mau mengutarakan isi hati rakyat biasa seperti kami nak" ucap ibu itu lagi.

disisi lain...

di gedung pemerintahan, dua orang mahasiswi yang mereka culik itu mereka hajar habis-habisan.

"cepat katakan siapa yang memimpin demokrasi ini!" ucap aparat polisi itu lagi.

"sampai mati pun kami gak akan buka mulut pak. ini semua demi keadilan rakyat biasa" ucap mahasiswi itu mempertahankan tekat mereka.

Plak!

"BAPAK PUNYA ANAK PEREMPUAN GAK SIH?! SEANDAINYA PUTRI BAPAK DI GEBUK SEPERTI INI APA BAPAK MASI-"

DOR! DOR!

dua peluru melayangkan dua nyawa sekaligus,"dasar manusia tidak berguna, di duduk hanya untuk membantah negara" ucap petinggi itu tanpa perasaan.

"perkuat pertahanan dan culik para pemberontak itu agar kita mendapatkan informasi lebih agar demokrasi ini berhenti secepatnya" ucap petinggi itu.

para polisi itu mengangguk meninggalkan lokasi menyisakan para petinggi itu.

"arghh bocah-bocah ingusan itu membuat ku frustasi!" ucap petinggi 1

"tenang saja, rencana kita pasti akan berhasil. kita pasti akan bisa menguasai negara ini karena para warga bodoh itu hanya diam mengkritik para mahasiswi itu" ucap petinggi 2

"tapi , jika para warga itu tiba-tiba berbalik dan berpihak pada mereka bagaimana?! ughh menyebalkan sekali aku muak ingin rasanya ku lenyap kan mereka satu persatu, mereka merusak kesenangan ku saja. huh!" petinggi 1

"tenang saja saya jamin mereka tak akan berani berbalik pada mahasiswi itu , toh juga gada manfaatnya bagi mereka. hanya buang-buang waktu" petinggi 2

"kau benar, setelah aku tau siapa kepala demokrasi ini akan ku habisi bajingan itu lalu memegang erat negara ini" ucap petinggi 1

"HAHAHA!" gelak tawa menggelegar di sepenjuru ruangan itu.

tanpa mereka sadari salah satu aparat kepolisian merekam percakapan mereka.

"akhirnya dapat juga" ucap salah satu pemberontak negara yang menguping tersebut

keesokan paginya, para mahasiswa kembali melakukan aksi demokrasi.

"KEMBALIKAN TEMAN-TEMAN KAMI!"

"KEMBALIKAN HARGA JUAL DAN BATALKAN KENAIKAN PAJAK!"

"KAMI TIDAK BUTUH PENUNDAAN KAMI HANYA BUTUH PEMBATALAN PAJAKK!"

ucap para mahasiswi berkali-kali masih tetap membela keadilan di tengah gemparnya penculikan.

hari ini tidak hanya mahasiswi tapi para reporter juga ikut andil mengambil video serta menyiarkan berita.

siang hari ini di kantor dewan. para petinggi serta para reporter datang menyaksikan pengesahan peraturan dan penaikan pajak.

"peraturan dan penaikan pajak kita batalkan"

tok! tok! tok!

"loh mana bisa gitu! negara ini butuh lebih banyak pemasukan!" protes petinggi

"iya, kalau gak dari uang pajak kita mau bantu rakyat jelata dari mana?" ucap petinggi

"sampai sekarang masih banyak warga yang mengeluh masalah uang PKH yang pemerintah keluarkan" ucap hakim

"keputusan saya gak bisa di ubah" ucap hakim

"ah anjinglah"

semua orang bersorak gembira akhirnya perjuangan mereka terbalas











pesan yang dapat kita ambil dari seri ini, kita tidak bisa terus tutup mata pada hal politik yang memang terdengar sepele namun dapat merusak negara kedepan. kita gatau kesulitan apa yang akan kita hadapi di kemudian hari tapi apa yang kita lakukan sekarang bisa menjadi gambaran esok hari karna sedetik setelah melangkah itu masa depan.

•~ finally ~•

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

democratic action to defend the countryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang