"Sakit. Tapi males bereaksi"
_ Serena・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚.
---Serena Kavia Maharani seorang gadis kecil yang sedang duduk di taman seorang diri. Gadis itu di datangi oleh seorang wanita paruh baya.
Melihat kedatangannya, gadis itu berdiri lalu menyambut wanita itu dengan ceria "Mamah..." sambil melambaikan tangannya. Sedangkan raut wajah wanita yang di sebut 'mamah' oleh gadis itu hanya memasang wajah dingin dan cuek.
---Yurandarani nama Wanita paruh baya itu.
"Pulang" satu patah kata yang keluar dari mulut wanita itu. Tanpa ada rasa apapun, gadis manis itu mulai mengikuti langkah wanita itu yang sudah mulai berjalan seolah olah menuntun.
Sementara gadis itu di belakangnya berloncat loncat kecil sambil mengalunkan lagu yang ia sukai. Sambil memutar mutar sebagian rambutnya.
Sesampainya di bangunan berkaca yang di sebut "rumah", wanita yang membawa gadis itu langsung membawakan sebuah koper. Hal itu membuat gadis kecil ini kebingungan. Sebenarnya apa ini?
"Keluar dari rumah ini. Dan jangan lagi menginjakkan kaki disini!" Ujar ibu Serena seolah olah tak pernah membayangkan bertapa sakit nya hati seorang anak ketika di usir oleh ibunya sendiri.
"Mah!!" bentak ---Aksa Rakhatama. Kakak laki laki dari Serena.
"Mama kenapa sih? masa mau biarin gitu aja Serena di usir? karna apa? ha? kemauan si bungsu itu?" Lanjutnya sudah terlanjur emosi melihat adik perempuannya di usir oleh ibunya sendiri.
Ohhh... mau di usir....
Sakit, sih.. tapi males bereaksi gumam Serena dalam hatinya."Oke" ujarnya lalu pergi
"ADEK!! MAU KEMANA KAMU?!" Tanya Aksa tidak tega melihat adiknya harus pergi tanpa tujuan.
"Orang aku di suruh pergi, yaudah" jawab Serena lalu berlari karna sudah tidak mau berbicara apapun lagi.
・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚.
"Bukan kalah, tapi mengalah"
_Serena"Mengalah lebih baik daripada mengalahkan"
_Serena・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚.
thank you and sorry
Bandung,
13 Oktober 2007
KAMU SEDANG MEMBACA
Serena's story
Teen Fiction"Come back, then leave" . . . "Kenalin. Gue Serena, manusia biasa" . . . ⚠️ WARNING ⚠️ First story, and Beginner, still in the learning stage Jangan hujat, perbaiki.