prolog

24 3 2
                                    

"Dasar anak sialan!"

Tamparan keras menimpa sebuah wajah anak perempuan yang begitu cantik hingga memar.

"Ampun Bun ampun yah, maafin kita," ucap 2 orang anak perempuan yang di cambuk habis habisan oleh kedua orang tua nya.

"Bagaimana bisa kalian minta maaf dengan alasan seperti itu anak anak bodoh!" ucap sang Ibu.

"Plak!!"

Tamparan keras menimpa wajah kedua perempuan itu lagi, mereka berdua menangis kesakitan karena dihukum habis habisan oleh kedua orangtuanya.

Dan di ruangan sebelah yang terkunci terdapat 2 anak perempuan lagi yang tidak terkena hukuman karena nilai ujian mereka masih aman.

"Kak, gimana nih? Aku takut mereka berdua terluka parah," ucap Sena yang gemetar ketakutan sambil memeluk sang kakak sambil menahan tangis.

"Kakak juga gak tau dek, semoga mereka baik baik saja," jawab sang kakak yang masih ingin menahan tangis nya karena tak mau melihat Sena sedih juga.

*Plak, plak, plak*

"Ampun yah, ampun," ucap kedua perempuan itu dengan menangis yang dicambuk habis habisan oleh ayah nya.

"DASAR ANAK BODOH! KALIAN HARUS MENERIMA HUKUMAN INI!" teriak sang ayah.

Setelah hukuman yang begitu menyakitkan kedua perempuan itu pergi ke kamar nya dengan menangis untuk beristirahat karena luka luka dibadan mereka masih sangat terasa sakit nya.

Sena dan Lina yaitu kakak pertama nya pergi keruang makan untuk makan bersama dengan ayah dan bunda nya.

"Sena, Lina kalian jangan sampai nilai kalian turun, satu nilai turun kalian akan bernasib sama seperti kedua saudari kalian! Apa kalian mengerti!" tegas ayahnya.

"M- mengerti ayah bunda," jawab kedua nya dengan rasa takut dan gemetar seluruh badan.

Setelah makan malam yang begitu tertekan, mereka langsung pergi ke kamar dan tidur berdua, karena kedua saudari nya yang lain dihukum tidur digudang dengan ikatan tali yang begitu kencang, betapa sakit dan sadis nya hukuman tersebut, karena hukuman itu bisa melibatkan nyawa.

Nyawa adalah taruhan nya disini.

"Kak, aku takut mati dikeluarga ini," ucap Sena takut.

"Semoga aja kita masih bisa hidup dengan tenang walaupun kita hidup dengan orang tua yang selalu memaksa kita untuk mendapatkan nilai bagus, jika itu tidak terpenuhi maka kita akan menerima berbagai hukuman sadis yang bisa merenggut nyawa kita sendiri, dengerin kakak. Pokoknya kita harus tetap rajin belajar agar nilai kita tidak turun," ucap Lina yang mengingatkan Sena.

"Iya kak," jawab Sena dengan suara gemetar.

Bagaimana ya kisah Sena dan 3 saudari nya yang lain?

Ayok baca cerita ini dan vote cerita nya serta follow akun ini untuk mengetahui cerita nya seperti apa
Terimakasih happy enjoy.

Smart or Dead?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang