Untukmu, Cintaku

9 0 0
                                    


Berat, Jeno harus melepaskan cintanya, dunianya, kekasihnya yang sedari dulu dilindungi dengan segenap hati atas keinginan cintanya sendiri. Jaemin bilang, mereka tidak akan bisa bersama, Jaemin bilang bersatu hanya ada pada mimpi mereka saja. saat itu berkali kali Jeno menolak, berusaha menggenggam Jaeminnya lebih erat.

setahun

dua tahun

Jaemin tetap berada dalam pelukannya, tapi entah kenapa hanya kehampaan yang dirasa. "aku ada disini, kenapa kau sangat risau?" ucap kekasih hatinya kala itu, genggaman jemari Jeno mengerat pada tali cintanya, menyakitkan, kenyataan bahwa cintamu membiarkan dirimu jatuh meski dia tahu hal itu akan membuatmu mati, sungguh menyakitkan. hatinya masih menginginkan Jaemin meski Jeno tahu, Jaemin sudak menolaknya kenyataan yang Jeno sudah tahu akan membunuhnya, tapi apalah dayanya tak mampu untuk mengkhianati hatinya sendiri.

Keruh selalu terpatri di wajah Jaemin, lelah dia bilang, kemudian dirinya pergi, meninggalkan Jeno yang merasa amarah mengusai hati dan pikirannya, apakah semua perasaannya pada Jaemin tidak tersampaikan? Apakah selama ini cintanya hanya sendirian? saat itu, dunia Jeno runtuh.

Saat itu, adalah saat terakhir Jeno mampu menggenggam erat Jaemin.

Saat itu, adalah saat terakhir Jeno hidup.

Bertahun sudah dilalui Jeno dengan kesendirian, cintanya habis ketika Jaemin pergi dari kehidupan Jeno, yang ada sekarang hanya kelabu dan dingin, entah sudah berapa selimut Jeno tumpuk untuk menghangatkan tubuhnya, berkali kali mencoba mencari cinta, tak satupun sama. Jaeminnya terlalu berbeda.

Siluet yang dikenal Jeno tiba tiba muncul, berjalan melewatinya, Jeno masih mengingat dengan jelas wanginya, bagaimana cara dia berbicara, tertawa, serta guyonannya yang selalu bisa mencairkan suasana, indah.

Jaeminnya, kekasih hatinya, sedang berbincang mesra sosok lain, dihadapannya Jaemin tersenyum dan tertawa dengan entah apa yang dibicarakan oleh sosok itu, tawa yang sangat Jeno rindukan.

Jeno tanpa sadar menundukkan kepala, hatinya hancur lebur, mungkinkah bukan dia yang selama ini diinginkan? kurangkah dia selama ini untuk cintanya? waktu berlalu, hembusan angin menemani Jeno dengan kesedihannya yang tiada akhir, pantaskah dia hanya mendapatkan rasa pahit dari yang orang katakan manisnya cinta? cintanya membuat Jeno mati.

dibawah rimbun daun berguguran, masih ada sisa salju yang belum sepenuhnya menghilang, Jeno masih disana, mengeratkan jaket untuk menghangatkan diri, sudahlah cukup dia mencari, dalam kesunyian Jeno menuliskan pesan untuk dirinya, untuk cintanya, juga untuk dunianya yang sudah mati.

untuk cintaku


tidaklah pantas dunia ini tanpamu

tanpa seri dari wajah indah dan binar matamu

maaf aku tidak cukup tangguh untuk melihatnya sampai akhir

kala itu akhirlah yang engkau pilih,

tapi aku menolaknya berkali kali

mencoba menggenggam sambil melihat kebawah jurang sendirian

membuatku menjadi seorang pesakitan.


cintaku, saat ini aku cukup beruntung,

wajahmu hadir sebelum akhirku datang

meskipun sebenarnya genggamanku cukup kuat,

tapi engkaulah yang mengiris tanganku,

sehingga jatuh sendirian dalam ruang hampa

pisaumu memaksa mengiris apapun yang mengalungi kakimu.

cukupkah engkau membunuhku?

masih adakah yang harus aku korbankan untukmu?


untukmu, duniaku

gugur daun ini menjadi akhirku.

aku masih menjadi pesakitan, akhirku datang begitu cepat, 'kan?


dari

Lee Je

akhir hari itu, berbondong bondong kerumunan orang mengelilingi pohon yang daunnya berjatuhan diatas tubuh seseorang.



--------------------------------------TAMAT------------------------------------------

memperingati hari angst nomin sedunia

Untukmu, CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang