"Wah... Kau benar-benar tampak berbeda" celetukan Catarina membuat Ayura mengangkat kepalanya dan mengernyitkan kening.
"Apanya yang berbeda ?" Sahutnya langsung tetapi bukan Catarina namanya jika langsung menjawabnya.
Perempuan itu berdecak pelan dan menyandarkan tubuhnya. Tak lupa Catarina juga menggelengkan kepalanya dengan wajah yang dibuat-buat terkejut.
Mereka saat ini tengah makan siang di salah satu restoran yang memang sering mereka kunjungi. Sudah lama sekali Ayura tidak menghabiskan hari bersama sahabatnya itu.
Setelah menyelesaikan tugasnya. Ayura langsung dijemput oleh Catarina untuk menghabiskan waktu bersama hari ini.
Namun bukannya mengatakan perkataan yang penting. Tetapi perempuan itu malah membuatnya kebingungan dengan ucapannya.
"Apa kau tak menyadarinya ? Kau benar-benar berbeda, Ay. Kau tidak seperti dirimu yang dulu"
Ayura memutar matanya jengah mendengar kata-kata puitis yang diberikan sahabatnya itu untuk menggambarnya.
"Aku baik-baik saja oke. Tidak ada yang berubah" Catarina menggelengkan kepalanya dan menelan makannya cepat.
"Kau berubah. Kau jelas berbeda dari yang kukenal. Kau terlihat seperti... Orang jatuh cinta"
Ayura melototkan matanya mendengar perumpamaan yang diberikan Catarina untuk menggambarnya.
"Tidak... Aku tidak..." Ucap Ayura gelagapan yang membuat Catarina mendengus.
"Kau bisa membohongi orang lain tapi kau tak bisa membohongiku, Ayura. Aku sahabatmu"
Ayura terdiam mendengar selorohan Catarina. Ia tidak tau harus mengatakan apa untuk menyanggah hal itu.
Lidahnya terasa keluh dan Ayura benci sekali kenyataan itu.
"Kau mencintai, Mr. De Lana bukan ? Aku bisa melihatnya" Ayura semakin terdiam mendengar penuturan sahabatnya itu.
Catarina menatap Ayura yang terpaku dengan pikirannya sendiri. Hal itu membuat Catarina berdecak pelan dan menemukan tangan Ayura yang berada di atas meja.
"Apa yang kau pikirkan ? Tidak ada salahnya jika kau mencintai Mr. De Lana, Ay. Itu bukan hal aneh" Ayura menghela napas mendengar hal itu dan menatap keluar jendela restoran yang mereka singgahi.
"Kau tau, pernikahan kita hanya karena tanggung jawab dan aku dengan bodohnya malah jatuh cinta" bisik Ayura yang membuat Catarina menatapnya iba.
"Jatuh cinta bukan hal yang bodoh, Ay. Lagipula kau mencintai calon suamimu. Apakah itu salah ?"
Ayura terdiam untuk beberapa saat. Memang apa yang dikatakan Catarina benar. Tidak ada yang salah dalam mencintai. Karena hati tidak bisa dipaksa bagaimanapun.
Tapi... Devan bukanlah sosok yang bisa di gapainya. Pria itu terlalu sempurna dan berbeda dengannya.
Sejak awal Ayura sudah tau jika mereka berbeda dan seharusnya Ayura sadar diri dan membentengi diri. Bukannya malah mengorbankan hatinya seperti ini.
"Mr. De Lana bukanlah Jordan, Ay. Mereka berbeda" ucapan Catarina sekali lagi membuat Ayura terdiam dan menganggukkan kepalanya.
Mungkin alasan itulah yang membuat Ayura berpikir dua kali untuk mengiyakan perasaannya. Nyatanya Jordan meninggalkan luka yang cukup dalam di dalam hatinya.
Pria itu adalah pria pertamanya dan sekaligus pria pertama yang menyakiti hatinya. Bukankah tidak salah jika Ayura takut untuk mencinta ?
Ayura menghela napas dan menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By Mr. Gay
Romance"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yan...