Cahaya dari penghalang Aponi akhirnya meredup, meninggalkan langit malam yang kembali gelap. Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Saat kegelapan mulai menguasai kembali tempat itu, Aponi mengeluarkan teriakan yang mengguncang seluruh kuil.
Di bawah cahaya yang meredup, mata Aponi menyala dengan warna merah menyala. Energi yang dia curahkan seolah-olah mengubah dirinya, membangkitkan kekuatan yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya. Tubuhnya bergetar, dan aura magis yang sangat kuat menyelimuti dirinya, membuatnya tampak seperti makhluk dari legenda kuno.
Nocturna yang sebelumnya tampak percaya diri kini terlihat terkejut. "Apa... apa yang terjadi?" tanya Nocturna, suaranya bergetar saat melihat perubahan yang tidak terduga pada Aponi.
Aponi merespons dengan tatapan yang penuh dengan kegilaan dan tekad. "Kau tidak tahu apa yang kau hadapi, Nocturna! Selama ini aku hanya berusaha menjaga keseimbangan, tapi sekarang aku akan menggunakan semua kekuatan yang ada dalam diriku!"
Dengan gerakan cepat dan penuh kemarahan, Aponi memancarkan energi ilusi yang sangat kuat. Simbol-simbol kuno yang hancur di sekeliling mereka mulai bersinar lagi, dan kekuatan magis yang menggelegar muncul dari reruntuhan kuil. Aponi bergerak seperti tornado energi, menciptakan ilusi dan mengacaukan persepsi Nocturna.
Nocturna mencoba untuk bertahan, tetapi bayangan dan ilusi Aponi membuatnya sulit untuk fokus. Cahaya dan kegelapan berbaur dalam campuran yang membingungkan, dan Nocturna tidak bisa membedakan antara yang nyata dan yang ilusi.
"Apa yang kau lakukan, Aponi? Ini tidak mungkin!" teriak Nocturna, berusaha menangkis serangan yang datang dari segala arah.
Aponi tertawa gila, suara tawa itu seolah mencerminkan kebebasan dan kemarahan yang dia rasakan. "Ini adalah kekuatan yang sudah lama aku tahan! Kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku jika aku menggunakan semua kemampuanku!"
Dengan gerakan yang semakin cepat, Aponi menciptakan ilusi yang sangat kuat—bayangan yang tampak seperti ribuan Aponi menari di udara. Ilusi ini membuat Nocturna semakin bingung dan kewalahan. Setiap kali Nocturna mencoba menyerang, dia hanya berhadapan dengan bayangan yang menghilang dalam kegelapan.
Rion, yang sebelumnya hanya bisa menyaksikan kekacauan, kini merasa terinspirasi oleh perubahan yang terjadi pada Aponi. "Aponi, kau benar-benar mengubah permainan ini! Bagaimana aku bisa membantumu?"
Aponi, meskipun dalam keadaan kegilaan, memberikan satu tatapan singkat pada Rion. "Gunakan kekuatanmu untuk melindungi dirimu dan menjaga agar energi ini tetap stabil. Aku akan mengalihkan perhatian Nocturna!"
Rion mengangguk, meskipun dia masih merasa bingung. Dia berusaha menggunakan kekuatan yang dia pelajari dari Aponi untuk melindungi diri dan memberikan dukungan. Dalam keadaan yang kacau ini, dia dapat merasakan energi Aponi yang sangat kuat, dan dia menyadari betapa pentingnya perannya saat ini.
Di luar kuil, bayangan Nocturna mulai terpecah, tidak mampu menghadapi kekacauan yang dihasilkan oleh Aponi. Namun, saat kegelapan tampak menyusut, Aponi mulai merasakan bahwa kegilaannya tidak bisa bertahan selamanya. Energi yang dia keluarkan sangat besar, dan ada risiko bahwa dia mungkin kehilangan kendali.
"Aku tidak akan membiarkanmu mengalahkanku, Nocturna!" Aponi berteriak, mengerahkan kekuatan terakhirnya. Namun, tatapan mata Nocturna tampak semakin gelap, menandakan bahwa dia masih memiliki kekuatan yang belum sepenuhnya dikeluarkan.
Nocturna berusaha mengumpulkan kembali energinya, berfokus pada titik kelemahan yang mungkin ada di antara ilusi Aponi. "Kau mungkin bisa menciptakan kekacauan, Aponi, tapi kekuatan sejati akan selalu menemukan jalannya."
Saat pertarungan terus berlangsung, Aponi semakin merasa terjebak antara dua dunia—dunia yang dia coba lindungi dan dunia yang dia rusak sendiri dengan kekuatan kegilaannya. Dalam kekacauan ini, masa depan pertarungan mereka menggantung di ujung pisau. Akankah Aponi dapat menahan kekuatan kegilaannya dan mengalahkan Nocturna, atau apakah mereka semua akan terjebak dalam kegelapan yang tak terhindarkan?
Aponi melanjutkan serangannya dengan kegilaan yang tampak tidak terkendali. Setiap gerakan, setiap ledakan energi ilusi yang dia hasilkan, seolah menciptakan realitas yang terpecah-pecah di sekeliling mereka. Cahaya dan bayangan saling bertabrakan, dan ruang di sekitar kuil menjadi labirin yang terus berubah.
Rion berjuang untuk tetap fokus di tengah-tengah kekacauan. Dia menggunakan semua pengetahuan dan kekuatan yang dia pelajari dari Aponi untuk membuat perisai pelindung, melindungi dirinya dari serangan yang tidak bisa dilihatnya. "Aponi, bagaimana aku bisa membantu lebih banyak?" teriak Rion, suaranya nyaris tenggelam oleh suara ledakan dan ilusi yang bersinggungan.
Aponi, dalam kondisi hampir kehilangan kendali, menjawab dengan suara yang gemetar. "Cobalah untuk stabilkan energi ini! Aku tidak bisa bertahan lama jika keadaan terus seperti ini. Nocturna masih mengintai di luar sana!"
Sementara itu, Nocturna berjuang melawan ilusi yang menyelimuti dirinya. Bayangan yang terus berubah dan energi yang terpecah membuatnya sulit untuk menentukan arah serangannya. "Kalian pikir bisa mengalahkan aku dengan kekacauan ini? Kegelapan adalah bagian dari diriku, dan aku tahu bagaimana cara mengendalikannya!"
Tiba-tiba, Nocturna menciptakan sebuah gelombang energi gelap yang kuat, menghantam ilusi Aponi dan merobek sebagian besar bayangan yang ada. Energi tersebut meluncur menuju Aponi, menandakan bahwa Nocturna mencoba mencari titik lemah dari penghalang yang diciptakan Aponi.
Aponi berteriak, berusaha mengendalikan ilusi yang hampir tak tertahan. "Tidak... aku harus terus berjuang!"
Dia mengarahkan kekuatannya pada pusat ilusi, mencoba memusatkan semua energi menjadi satu titik fokus. Dengan gerakan penuh semangat, dia menciptakan satu ilusi besar yang menyelimuti Nocturna, seolah membingungkan dan memperlambat langkahnya.
Rion merasa keringat dingin mengalir di dahinya saat melihat Aponi yang hampir kehilangan kendali. "Aponi, kau hampir bisa melakukannya! Aku akan mencoba memperkuat perisai ini untuk melawan gelombang energi Nocturna!"
Rion mengumpulkan semua energi yang dia miliki, membuat perisai pelindung yang lebih kuat untuk menahan gelombang energi gelap yang datang dari Nocturna. Namun, meskipun perisai itu kuat, dampaknya mulai membuat Rion merasa semakin lemah.
Ketika Aponi terus menciptakan ilusi yang membingungkan Nocturna, dia mulai merasa energi dalam dirinya terkuras habis. Cahaya ilusi yang dia ciptakan mulai meredup, dan kegilaan di matanya tampak semakin menghilang.
"Nocturna... aku akan menghentikanmu..." Aponi berbisik dengan lemah, mencoba memusatkan sisa-sisa kekuatannya. Namun, energi yang dia gunakan terlalu besar, dan dia merasakan tubuhnya mulai goyang.
Nocturna, melihat peluang ini, mulai mendekat dengan kecepatan yang mengerikan. "Kau telah kehilangan, Aponi! Dunia ini akan kembali ke kegelapan!"
Saat bayangan Nocturna hampir mencapai Aponi dan Rion, tiba-tiba, seluruh kuil bergetar dengan hebat. Batu-batu runtuh, dan suara menggelegar menggema di seluruh area. Seolah ada kekuatan lain yang mulai bangkit di dalam reruntuhan kuil.
Rion, dengan kekuatan yang tersisa, menatap Aponi yang mulai goyang. "Aponi! Apa yang terjadi? Ada sesuatu yang lain!"
Aponi, yang sekarang hampir tak mampu berdiri, menatap ke arah bayangan misterius yang mulai muncul dari reruntuhan kuil. "Ada sesuatu... yang lebih besar dari Nocturna... entah apa itu..."
Kegelapan mulai meresap kembali ke dalam ruangan, dan bayangan baru yang misterius mulai muncul dari kegelapan. Entitas ini tampaknya lebih besar dan lebih kuat dari apa pun yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Suara gemuruh terdengar semakin mendekat, mengancam untuk menelan segalanya.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterlie: Misteri di Antara Sayap (PRE-ORDER)
Mystery / ThrillerDi sebuah kota kecil yang tersembunyi di balik hutan lebat, ada legenda tentang kupu-kupu bernama Butterlie. Kupu-kupu ini memiliki sayap berkilauan yang memantulkan cahaya bulan dan matahari. Namun, di balik keindahannya, Butterlie menyimpan rahasi...