Kegelapan semakin merayap di sekitar kuil yang hancur, mengintai dengan kehadiran yang menakutkan. Entitas misterius, yang kini jelas terlihat, tampak seperti bentuk yang tak bisa dijelaskan—sebuah bayangan besar dengan mata yang memancarkan cahaya dingin, hampir tidak manusiawi. Energi di sekelilingnya bergetar dengan frekuensi yang menakutkan, membuat udara terasa berat.
Aponi, meskipun hampir kehabisan tenaga, berusaha mengumpulkan kekuatan terakhirnya. Dia memandang Rion dengan mata yang penuh ketakutan dan keputusasaan. "Rion... kita harus menemukan cara untuk menghadapi makhluk itu. Jika tidak, kita akan terperangkap di sini selamanya."
Rion merasa tubuhnya kaku karena ketegangan. "Apa itu, Aponi? Aku tidak bisa membayangkan makhluk sebesar itu ada di sini."
Aponi menarik napas dalam-dalam dan berusaha berdiri tegak meski lelah. "Itu... sesuatu yang lebih tua dari semua legenda. Entitas ini mungkin adalah inti dari kegelapan itu sendiri. Jika kita tidak berhati-hati, dunia kita mungkin akan hancur."
Entitas misterius melangkah maju, dan setiap langkahnya menyebabkan gempa kecil di tanah. Bayangan hitam di sekelilingnya mulai meluas, menelan segala sesuatu yang ada di jalurnya. Teriakan teredam dan bisikan aneh terdengar dari kegelapan, semakin mengganggu mental Rion dan Aponi.
"Aponi! Bagaimana kita bisa mengalahkannya?" teriak Rion, mencoba menenangkan pikirannya di tengah-tengah kekacauan. Dia bisa merasakan tekanannya semakin meningkat saat bayangan itu semakin dekat.
Aponi, dengan sisa-sisa kekuatan yang ada, memfokuskan energinya pada simbol-simbol kuno yang masih bersisa. "Aku harus mencoba membuka kembali jalur energi kuno. Mungkin dengan cara itu kita bisa memanfaatkan kekuatan tersebut untuk melawan entitas ini."
Aponi mulai mengaktifkan simbol-simbol kuno di sekelilingnya, dan cahaya yang lembut mulai muncul. Namun, entitas misterius tidak terpengaruh oleh cahaya itu. Ia hanya menatap dengan mata dingin, seolah-olah menunggu saat yang tepat untuk menyerang.
Tanpa peringatan, entitas itu melepaskan gelombang energi gelap yang sangat kuat, menghancurkan sebagian besar simbol yang sudah diperbaiki oleh Aponi. Gelombang energi itu menghantam dinding kuil, membuatnya runtuh lebih banyak lagi.
Rion terpaksa melompat untuk menghindari reruntuhan dan menggunakan kekuatan pelindung yang tersisa untuk melindungi dirinya dari serangan. "Aponi! Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Aponi berusaha keras untuk menjaga fokusnya. "Kita perlu menemukan cara untuk menghentikan gelombang energinya. Jika kita bisa melemahkan inti kegelapan itu, mungkin kita bisa menghalau ancaman ini."
Entitas misterius, yang tampaknya tidak terganggu oleh usaha Aponi, mulai mempercepat gerakan kegelapannya. Bayangan hitam mulai menyerang ke segala arah, menciptakan ilusi dan memanipulasi realitas sekitarnya. Setiap kali Aponi mencoba mengarahkan energi, bayangan-bayangan ini menyimpang dari target dan menciptakan kekacauan yang lebih besar.
"Aponi, apa yang harus kulakukan?" tanya Rion, merasa hampir kehilangan harapan. "Aku tidak bisa melawan semua ini sendirian!"
Aponi, dengan napas tersengal-sengal, melihat Rion dengan tatapan penuh harapan. "Kau harus menemukan cara untuk menstabilkan energi yang aku keluarkan. Jika kita bisa menggabungkan kekuatan kita, mungkin kita bisa mengganggu keseimbangan kegelapan itu."
Namun, saat mereka berusaha bekerja sama, kegelapan entitas misterius semakin mendalam, seolah mengalir melalui setiap celah di kuil. Bayangan hitam melahap semua cahaya, dan entitas itu semakin mendekat, siap untuk menghancurkan sisa-sisa harapan mereka.
Tiba-tiba, suara gemuruh yang sangat kuat mengguncang seluruh kuil. Entitas misterius mengangkat lengannya, dan sebuah lubang gelap muncul di tengah-tengah ruangan, menarik segala sesuatu menuju pusatnya. Rion dan Aponi merasa diri mereka tertarik oleh tarikan gelap itu, dan mereka berjuang untuk tetap berdiri di tempat.
"Rion! Kita tidak bisa menyerah sekarang!" teriak Aponi, memusatkan semua energi yang tersisa pada simbol kuno.
Rion, dengan kekuatan terakhirnya, berusaha menstabilkan energi sekuat mungkin. Namun, saat bayangan gelap semakin mendekat, mereka merasa keputusasaan menggerogoti harapan mereka.
Kegelapan semakin mendalam, dan tarikan gelap dari entitas misterius mulai menghisap segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Rion dan Aponi berjuang melawan kekuatan yang menarik mereka, mencoba untuk tetap berdiri di tempat sambil berusaha mempertahankan fokus mereka.
"Rion, tetap berfokus!" teriak Aponi, suaranya hampir tenggelam dalam suara gemuruh dari lubang gelap yang menganga. "Kita harus mengalihkan energi ini!"
Rion berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan energi pelindungnya, tetapi bayangan hitam yang menyelimuti mereka membuatnya sulit untuk tetap fokus. "Aku tidak bisa menahan ini selamanya, Aponi! Apa yang harus kulakukan?"
Aponi, dengan sisa-sisa kekuatan dan napasnya yang tersengal-sengal, mengarahkan tangannya ke simbol kuno di sekelilingnya. "Gunakan kekuatanmu untuk memperkuat inti simbol ini! Jika kita bisa menciptakan energi yang cukup kuat, mungkin kita bisa menetralkan tarikan gelap itu!"
Rion mengangguk dengan penuh tekad, meskipun tubuhnya terasa lemah. Dia berkonsentrasi dan mencoba untuk memusatkan semua energinya pada simbol-simbol kuno yang masih bersinar. Cahaya dari simbol-simbol tersebut mulai bersinar lebih terang, berusaha melawan tarikan gelap dari entitas misterius.
Namun, entitas itu tidak tinggal diam. Dengan gerakan besar, ia melepaskan gelombang kegelapan yang mengalir ke arah Aponi dan Rion, mengancam untuk menghancurkan semua usaha mereka. Bayangan hitam menyelimuti mereka, menekan dan membuat mereka hampir tidak bisa bernapas.
Tiba-tiba, sebuah ledakan energi yang sangat besar mengguncang kuil, menyebabkan seluruh struktur bergetar hebat. Entitas misterius mengeluarkan teriakan gelap yang menggetarkan seluruh tempat, dan lubang gelap di tengah ruangan semakin membesar, seolah-olah siap menelan semuanya.
"Aponi! Ini semakin buruk!" teriak Rion, hampir tidak bisa mendengar suaranya sendiri di tengah kekacauan. "Kita harus keluar dari sini!"
Aponi menatap Rion dengan tatapan penuh tekad meskipun wajahnya tampak pucat. "Kita tidak bisa mundur sekarang. Kita harus menggabungkan kekuatan kita dan mengalahkan entitas ini!"
Dengan satu dorongan terakhir dari kekuatan mereka, Aponi dan Rion berusaha menciptakan ledakan energi yang sangat kuat. Cahaya dari simbol-simbol kuno bersinar lebih terang, menciptakan pusaran energi yang mulai melawan tarikan gelap.
Namun, saat mereka hampir berhasil menciptakan energi yang cukup kuat, entitas misterius mulai menunjukkan kemarahan yang lebih besar. Bayangan gelapnya menggulung, menciptakan tornado kegelapan yang mengancam untuk menghancurkan seluruh kuil.
Saat Aponi dan Rion berjuang melawan tarikan gelap dan kekacauan yang mengelilingi mereka, tiba-tiba, entitas misterius memancarkan sebuah gelombang energi yang sangat kuat, menghantam mereka dengan kekuatan yang hampir tak tertahan. Rion merasa tubuhnya terlempar ke tanah, dan cahaya dari simbol-simbol kuno meredup.
Di tengah kegelapan dan kehampaan, Rion melihat Aponi yang terbaring tak bergerak, dan entitas misterius berdiri di tengah kegelapan dengan kehadiran yang mengancam. Rasa ketidakpastian dan ketakutan menyelimuti mereka, dan tampaknya ada sesuatu yang lebih besar yang akan terjadi.
Dengan kegelapan yang semakin dalam dan energi yang semakin menurun, pertarungan mereka untuk bertahan hidup dan menyelamatkan dunia mereka semakin kritis. Apakah mereka dapat menemukan cara untuk mengalahkan entitas ini, atau apakah mereka akan terjebak dalam kegelapan yang tak terhindarkan?
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterlie: Misteri di Antara Sayap (PRE-ORDER)
Mistero / ThrillerDi sebuah kota kecil yang tersembunyi di balik hutan lebat, ada legenda tentang kupu-kupu bernama Butterlie. Kupu-kupu ini memiliki sayap berkilauan yang memantulkan cahaya bulan dan matahari. Namun, di balik keindahannya, Butterlie menyimpan rahasi...