#15-Topengnya tebal

71 19 11
                                    

Marvel sadar kalau sedari tadi Rui berjalan di belakangnya, yah Marvel tidak keberatan karena memang mereka satu kelas.

Saat memasuki kelasnya, wajah murung nan pucat bagai mayat hidup itu kembali tersenyum gembira, senyumannya manis dan langkahnya riang, "Hai Serena," sapa Rui lembut saat melewati kursi Serena, saat itu Serena tersenyum manis membalas senyuman itu.

Aluna dibuat penasaran, dia mendekatkan kursinya dengan kursi kakaknya, menopang pipi menggunakan tangan dengan senyum candaan, menaik turunkan alisnya beberapa kali, "kau ini!" kesal Serena.

"Serena," panggil Rui.

"E-eh ya?" sahut anak itu gugup, Rui bisa pastikan telinga gadis itu memerah padam dengan rona merah di wajahnya juga.

"Mau berjalan-jalan?"

"Ha? Yang benar? Ahh maksudku, iya boleh, iya aku mau, hehe..." Serena memalingkan wajahnya, Rui terkekeh sebentar kemudian tersenyum tipis menatap papan tulis kapur yang masih kosong, hingga guru tiba dan sudah saatnya untuk mereka belajar.

"Hari ini tidak ada kelas sihir,"

Semuanya terdiam dengan alis terangkat, perasaan heran dan tidak enak tiba-tiba mereka semua rasakan.

"Hari ini ujian tertulis!"

"TIDAK!!!!!"

3 jam berlalu, mereka semua terkapar di meja masing-masing dengan mood yang kurang enak, kepala mereka terasa ingin meledak, nyonya Deborah memberikan ujian tertulis matematika, biologi dan kimia dengan waktu satu jam saja, dan yang lebih gila, soalnya berjumlah 50 buah dan 20 diantaranya soal beruntun dan harus memakai cara.

Kepala Rui rasanya mendidih, dia memikirkan kenapa air matanya berwarna putih akhir-akhir ini, keluarganya aneh, mimpi ditambah lagi dengan soal-soal ini, Rui ingin menghilang dari dunia saja rasanya.

"Hei, mau ke kantin?" Sho pada Leah, kakak dari Serena dan Aluna, seorang putri kedua di kerajaan Lunarcine, anak itu punya senyum yang ramah dan pemikiran kreatif.

"Aku tak tau kakak bisa bergaul," gumam Crish dengan perasaan heran, Sho hanya memutar bola matanya malas lalu mendecih cuek, "dia kekasihku!" jawab anak itu cuek.

Sontak seluruh mata langsung tertuju kepada mereka berdua, Leah terdiam dengan wajah memerah padam, karena malu di raihnya tangan Sho lalu diseretnya menuju luar untuk segera pergi.

"Si tiang bendera itu punya kekasih?" ucap Jake bertanya-tanya, "keren juga," sambung Jake.

"Memangnya kau?" sindir Jay.

"Apa kau tak punya kaca?" balas Jake setengah terkekeh.

"Coba sebutkan apa gunanya memiliki seorang kekasih?"

"Tidak ada."

Disaat san'dluna sibuk mengejek Sho, keempat saudaranya hanya menganga tak percaya dengan apa yang mereka dengar sekaligus lihat.

"Rui, mau ke kan-"

"Aku harus ke kamar mandi lagi!" sela anak itu berjalan secara tergesa-gesa, meninggalkan Serena yang murung karena belum sempat di dengarkan.

Kenapa cepat sekali? Baru tadi dia keluar dari kamar mandi, dan sekarang harus pergi kesana lagi.

Saat berlarian di lorong tepatnya di depan kelas Ian, Ian langsung mencegah jalan Rui menggunakan tubuhnya, "Ian! Jangan menghalangi jalan ku!!" gertak Rui menutup mulutnya dengan telapak tangan.

The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang