Chapter 18

5.7K 285 21
                                    

Ayura tersenyum sumringah menatap Nicholas yang langsung menyambutnya ketika Ayura baru saja sampai di lantai ruangan Devan.

Pria itu langsung berdiri dari tempatnya dan tersenyum tak kalah sumringah dari Ayura.

Pria itu begitu baik mungkin itu juga yang membuat Ayura cepat akrab dengan Nicholas. Ya walaupun terkadang menyebalkan.

"Hai, Nic. Bukankah sudah waktunya makan siang ?" Nicholas yang mendengar ucapan Ayura tersenyum keci.

"Aku masih ada beberapa pekerjaan. Setelah ini aku akan istirahat"

Ayura menganggukkan kepalanya dan mengeluarkan bungkusan yang memang disediakan untuk pria itu.

"Makan siang untukmu kau bisa makan sambil mengerjakan tugasmu" 

Nicholas tersenyum sumringah dan menerima bingkisan itu darinya.

"Kau sangat baik. Terima kasih. Masuklah Devan dan Miss. Lalith telah menunggumu" kernyitan di kening Ayura seketika terlihat ketika mendengar nama yang tak dikenalnya.

"Miss. Lalith ? Siapa dia ?" Nicholas tersenyum dan mengangkat tangannya.

"Tenang bukan kekasih Devan. Jika kau penasaran masuklah" Ayura mendengus mendengar guyonan Nicholas sebelum berjalan mendekati pintu ruangan Devan.

Tak lupa Ayura mengetuk pintu tersebut dan tak beberapa lama pintu itu terbuka. Pintu ruangan Devan memiliki kunci otomatis untuk membukanya dari jarak jauh.

Saat Ayura masuk. Sosok Devan terlihat duduk di sofa ruangannya dengan sosok perempuan yang duduk  bersamanya.

Devan terlihat mengangkat tangannya dan menyuruh Ayura untuk mendekat.

Devan menempatkan Ayura untuk duduk di sampingnya dan menghadap perempuan yang bernama Miss. Lalith itu.

"Perkenalkan ini Miss. Lalith dan ini Ayura, dia calon istriku" Ayura berusaha menahan senyumannya ketika mendengar cara Devan memperkenalkannya.

Emang boleh secalon istri itu ?

Perempuan itu terlihat tersenyum dengan memangku tablet yang cukup besar di pangkuannya.

"Miss. Lalith akan membantumu memilih persiapan pernikahan kita"

Ayura melongo mendengar ucapan Devan yang bahkan terlihat santai. Seolah-olah pria itu hanya mengatakan tentang cuaca hari ini.

"Loh ... Bukankah kau sudah menyiapkannya ?" Tanya Ayura langsung dan Devan menganggukkan kepalanya.

Dengan lembut Devan memeluk pundak Ayura seolah mengabaikan sosok Miss. Lalith yang terlihat fokus dengan tabletnya.

Walaupun Ayura yakin jika sebenarnya buat itu niat perempuan itu. Memang Devan tidak pernah tau tempat untuk bermesraan.

"Ya, dan aku sudah berpikir untuk mengubahnya sesuai kemauanmu" Ayura melongo mendengar hal itu dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak... Devan..."

"Tidak ada bantahan, Dear. Aku sudah memikirkannya. Ini pernikahan kita bukan ? Sudah seharusnya mempelai yang memilihnya. Ini momen sekali seumur hidup untukmu" tegas Devan yang membuat Ayura merasa tersentuh.

Tetapi tetap saja. Acara pernikahan akan dilaksanakan seminggu lagi dan pria itu tiba-tiba ingin mengubah semuanya menurut keinginannya?

Bukankah itu berlebihan ?

"Tapi..." Suara decakan itu keluar dari mulut Devan yang terlihat memutar matanya itu.

"Kau tidak berpikir untuk menikah lagi bukan ? Kau hanya menikah sekali denganku, Ayura. Tidak akan ada pria lain oke" Ucap Devan dengan melototkan matanya.

Trapped By Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang