"cermin di balik pembelajaran" (bab1)

2 0 0
                                    


Alea Camella Rowellson, atau yang sering dipanggil Lea. Lea sering dikenal sebagai perempuan yang selalu ceria dan selalu menebar senyuman dimana saja. Namaun, setelah lulus S1 sastra inggris, lea mengalami sebuah konflik batin yang mendalam. Di balik senyumnya yang menawan yang setiap orang lihat, ternyata Lea menyimpan sebuah kegelisahan untuk masa depannya. Ketidakpastian ini juga yang membuat dirinya seolah-olah Dia berdiri di depan sebuah cermin yang sedang memantulkan bayang dirinya sendiri yang bingung, yang sedang terjebak di antara harapan dan kenyataan yang akan datang.

Kehidupan Lea yang selalu seperti biasanya penuh dengan semangat mulai munculnya perasaan hampa. Hingga suatu pagi, kakak iparnya memanggil Lea untuk meminta bantuannya untuk mengantar Brian, keponakannya yang masih kecil, ke PAUD. Meski awalnya Lea merasa enggan dan mau menolaknya, tetapi akhirnya Lea setuju untuk melakukan akan tugas ini. Lea berharap bahwa tugas sederhana ini bisa menjadi sebuah cara untuk mengalihkan pikirannya dari kekhawatiran yang terus-menerus menghantuinya setiap harinya.

Setibanya di PAUD, setelah mengantar Brian masuk ke kelas, Lea memutuskan untuk menunggu hingga keponakannya selesai belajar. Ketika duduk di ruang tunggu, matanya tiba-tiba tertuju pada seorang gadis kecil yang duduk menyendiri di pojokan kelas. Gadis itu terlihat sangat murung, berbeda dari anak-anak lain yang sibuk bermain dan tertawa. Gadis kecil tersebut seolah membawa aura kesedihan yang sangat mendalam, dan entah kenapa, Lea merasa ada sesuatu dalam diri gadis itu yang sangat mengusik hatinya.

Gadis kecil itu bernama Dinda. Setelah berbincang dengan salah satu guru di PAUD, Lea mengetahui bahwa Dinda baru saja kehilangan ibunya, Rani, dalam sebuah kecelakaan tragis. Ayahnya, Kapten Arga, seorang tentara yang terkenal, kini menjadi satu-satunya orang tua yang Dinda miliki. Namun, kehilangan ibunya telah membuat Dinda menutup diri dari dunia. Seperti Lea, Dinda juga tampaknya sedang terperangkap dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan duka. Setiap hari, Dinda hanya duduk menyendiri, seolah-olah tidak ada lagi yang tersisa dalam hidupnya.

Lea merasa dirinya seperti bercermin ketika melihat Dinda. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan, seolah mereka berdua saling memahami tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun. Lea pun mulai lebih sering datang ke PAUD, dengan alasan menjemput Brian. Namun, sesungguhnya hatinya selalu tertuju pada Dinda. Rasa penasarannya terhadap gadis kecil itu semakin tumbuh. Ia mulai bertanya kepada guru-guru di sana tentang Dinda, berharap bisa menemukan cara untuk mendekatkan diri pada gadis itu.

Waktu berlalu, dan akhirnya Lea memberanikan diri untuk menawarkan diri sebagai guru privat bahasa Inggris untuk Dinda. Ia berharap, dengan mengajari Dinda, ia bisa lebih dekat dengan gadis kecil itu dan membantu Dinda keluar dari bayang-bayang dukanya. Saat Lea berbicara dengan Kapten Arga, ia bisa melihat sorot kesedihan yang dalam di mata pria itu. Kapten Arga setuju, bukan hanya karena ingin putrinya belajar, tetapi juga karena ia melihat ketulusan di dalam mata Lea. Ia tahu bahwa Lea datang bukan hanya sebagai guru, tetapi sebagai seseorang yang bisa memahami luka yang sama.

Saat sesi pertama mengajar, Lea berbicara dengan Dinda dengan lembut.

"Jadi, Dinda, apa kamu suka belajar bahasa Inggris?" tanya Lea, mencoba memecah kebekuan.

Dinda mengangkat bahunya, tampak ragu. "Aku tidak tahu, Tante Lea. Aku hanya ingin ibu
kembali."

Lea merasa hatinya tergerak. "Aku mengerti. Kadang, belajar hal baru bisa membantu kita merasa
lebih baik, meski tidak menggantikan orang yang kita cintai."

Seiring berjalannya waktu, melalui pembelajaran bahasa Inggris yang rutin, Lea dan Dinda akhirnya sudah mulai saling membuka diri satu sama lain. Lea tidak hanya mengajarkan untuk Dinda tentang kata-kata baru, tetapi mengajarkan juga tentang cara merangkul kehidupan meski masa lalu yang menyisakan luka yang dalam. Dalam proses ini, Lea sendiri pun juga belajar banyak hal tentang kesabaran, cinta, dan arti sebenarnya dari sebuah kebahagiaan. Dinda, di sisi lain, perlahan-lahan mulai tersenyum lagi, dan senyum itu adalah cermin dari kerja keras dan ketulusan hati Lea.

story romanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang