Maap kalo banyak typo nya (⇀‸↼‶)
Yaa sudah, lanjut~
___
—
–Sesampainya di lantai tiga, Len langsung menyusuri lorong, terus berlari sembari mencuri pandang ke arah jendela kaca untuk mengintip ke dalam ruangan-ruangan di lanta tiga, mencoba mencari dimana ruang musik berada. Hingga saat hampir di ujung lorong, ia menabrak seseorang yang baru saja menuruni tangga, yang mungkin saja baru kembali dari rooftop.
Len yang menabrak tubuh besar itu, menjadi satu-satunya orang yang terjungkal dan jatuh ke lantai.
"Ouch! bokong ku..." rintih Len, sambil mengusap-usap pantat nya. Lalu mendongak, berniat untuk protes, tapi, penampilan orang itu, siswa laki-laki yang ia tabrak membuat Len ciut, karena penampilan nya yang seperti preman.
"Gue gak pernah ngeliat lo sebelumnya, siapa lo?"-
"memang nya lo siapa, sampe gue harus ngomong ke lo, siapa gue, hah?" ucap Len, agak ngegas. Ia merasa tersinggung, karena dia berbicara dengan bahasa sangat informal seperti itu padahal mereka baru bertemu.
"you little sh*t- lo gak tau siapa gue, atau lo mau ngerasain tangan gue ngehancurin muka mulus lo itu, hah?!" ucap siswa itu tak kalah ngegas.
"oh? sok, maju kadieu!" ucap Len sambil segera berdiri, dan pandangan nya langsung tertuju pada dada bidang siswa itu, bukan karena dia mesum atau apa.. Tapi karena siswa itu memang terlalu tinggi!
Sementara siswa itu juga terdiam, seperti terkejut karena Len lebih pendek dari yang dia bayangkan. Begitulah, akhirnya keduanya saling terdiam, sebelum kemudian seseorang melaju melewati mereka masuk ke ruangan di ujung lorong. Itu adalah salah satu siswa yang tidak membawa alat musik!
"sial*n!.." celetuk Len, lalu segera berlari mengikuti siswa itu.
"WOYY! Jangan kabur lo!"-
"bacot!" saut Len, tanpa menoleh ke belakang. Dan benar saja, di ruangan tempat siswa tadi mask adalah ruang musik. Dengan cepat, Len segera masuk dan mengunci pintu ruang musik itu.
tunggu.. aku kan ga bisa main alat musik. ngambil yang mana ini...
Dengan kebingungan, Len mengamati satu persatu alat musik disana. Sementara siswa tadi, menatap Len dengan ekspresi takut.
"kenapa liatin a—"
"Aku bakal teriak kalau kamu ngapa-ngapain aku!" teriak siswa itu, membuat Len mengernyitkan kening nya dengan bingung. Siswa itu menatap Len dengan tubuh gemetar, tatapan ketakutan nya terasa, menembus kacamata yang ia gunakan hingga membuat Len merasa bersalah.
"aku ga minat ngapa-ngapain laki-laki kayak kamu." ucap Len, lalu kembali fokus memilah alat musik disana.
"A-apa maksud mu laki-laki kayak aku.. Dasar rasis! Hanya karena aku omega, bukan berarti aku akan diam saja menerima penghinaan macam itu!"-
"apaan sih, gila.. narsis banget jadi orang. " ucap Len sambil menatap siswa itu tanpa minat. Lalu kembali berkeliling, mencoba mencari alat musik yang mungkin bisa ia gunakan.
"Kamu... Gak punya niatan untuk ngerundung aku?"-
"hah? kamu pikir aku ga punya kerjaan lain apa? lagian, untuk apa aku ngerundung kamu?"
"Aku.. Aku kan omega, aku juga... Kecil.. Dan....Culun.."-
"ha? terus? apa sangkut pautnya itu semua sama aku?" ucap Len, sambil terus memperhatikan setiap alat musik disana dengan penuh pertimbangan. Hingga, tiba-tiba pintu ruangan musik di gedor, ingin di dobrak oleh beberapa siswa di luar.
"Hey! Apa-apaan ini!"-
"Siapa di dalam?!"-
"Jangan kunci pintu nya!"-
![](https://img.wattpad.com/cover/376043085-288-k889744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Take it Easy!
Ficção GeralWARNING! INI CERITA BL (BOYS LOVE) / MLM / YAOI /GAY [slow up] kalau kalian nyari bl yang fokus ke 'hubungan' fisik nya, bisa skip aja! karena ini, adalah tentang plot cerita nya. __ - TAKE IT EASY, adalah idiom (inggris) yang kerap digunakan dalam...