1

85 14 2
                                    


PERINGATAN:

Kata kasar, vulgar, bullying dan kekerasan.






Suara gemuruh riuh terdengar bergitu merdu memekik telinga, semua itu terjadi setelah Kavian Azegara berhasil menumbangkan lawannya diatas ring tinju. Membawa dia dengan kemenangan telak.

Sebagian dari penonton adalah kaum hawa. Mereka termasuk kedalam penggemar berat Kavian yang sangat akrab dipanggil Ian itu.  Siapa yang tidak kenal dia?. Pemuda itu tampan, kaya, dan juga bertalenta. Dia terkenal karena sangat ahli bertarung di dalam ring tinju.

"Ian, Bokap lo nelpon" Pemuda itu mendesah pelan, setelah mendengarkan ucapan Michael.

Dari layar hpnya, terlihat 10 panggilan tak terjawab. Yang artinya sang Ayah sudah menelponnya dari tadi. Dengan takut, dia menekan ikon hijau, menerima panggilan sang Ayah.

Tak lama sebuah suara bariton menyambutnya.

"Dimana kamu?"

"Ian barusan habis tanding, Yah"

"Pulang sekarang, ada hal penting ingin ayah bicarakan"

Hanya pembicaraan sesingkat itu, layar Hp Kavian kembali gelap.

Michael, Lalisa kekasih Kavian serta Brian terlihat ikut tegang mendengar pembicaraan keduanya.

"Gue pulang!" Ucapnya singkat sambil merapihkan barang bawaanya.

" Loh? Perayaannya gimana? Masa gak jadi?" Protes Brian terlihat kecewa

"Tunda dulu!"

"Udah beda rasanya nanti!"

" Sama aja. Ada hal penting yang ingin Bokap gue bicarain. Gue gak mau kena masalah lagi" Brian diam. Dia tau bagaimana kerasnya Ayah Kavian.

"Gue titip Lisa yah, tolong anterin dia" Ucapnya sambil menatap wajah polos sang kekasih.

"Sorry, gak bisa anterin kamu pulang. Kalo udah sampa apart, kasih tau aku." Lalisa mengangguk mengerti. Sebuah kecupan kecil di berikan Kavian di dahi gadis itu, sebelum melangkah pergi dari sana.

"Ck, bisa-bisanya romantisan dulu" cibir Michael

"Jomblo diem!" Seru Lisa






Vènènum












Ruangan keluarga kini terasa sangat berbeda. Susasananya terasa mencekam daripada biasanya. Tepat dihadapan Kavian, Ada Sang Ayah dan Sang Bunda. Tatapan matanya tak setajam biasanya, kali ini lebih tenang. Namun sang Bunda terlihat berbeda, Dia telihat cemas dan tidak setenang biasanya.

"Jadi, Apa yang ingin Ayah bicarakan?" Ucap Kavian memecah keheningan. Karena sungguh dia benci berada dalam situasi ini.

"Kamu akan Ayah jodohkan dengan Putri keluarga Halion!" Ucap Silas membuat Putranya itu membulatkan matanya karena kaget. Kavian bahkan belum sepenuhnya menyiapkan diri untuk menerima apa yang akan keluar dari mulut Ayahnya itu.

"A- Apa?" Suaranya sedikit meninggi

"Apa?" Beo Silas menatap putranya itu. "Sudah jelas yang Ayah katakan, Kamu akan Ayah jodohkan dengan Putri keluarga Halion, Jennie Halion" ucapnya dengan penuh penekanan.

Kavian terlihat terkekeh. " Aku gak setuju. Kenapa Ayah selalu memutuskan sesuatu sesuka hati tanpa memikirkan orang lain?"

Isabel melerai sang anak, berusaha meredam emosi putranya itu,"Kavian, hentikan"

"Hentikan? Ayah bahkan selalu menghabsikan waktunya diluar! Sibuk dengan pekerjaanya dan tak sedikitpun meluangkan waktunya untuk keluarga. Lalu, sekarang Ayah datang dan melakukan perjodohan gila ini? Aku gak mau, Bunda! Gak akan pernah mau! Aku punya pilihan sendiri. Aku berhak mencari kebahagian sendiri! " Ucapnya menggebu-gebu

"Dengan gadis miskin itu, hah? Ayah gak akan setuju. Jennie sudah jelas latar belakangya. Dan yang terpenting, kita memiliki kedudukan yang sama. Ayah tidak mau dibantah! Kamu harus terima perjodohan ini. Kamu tau, Ayah punya kekuasaan. Kamu tinggal pilih, kamu mau menerima perjodohan ini atau gadis miskin itu hidup menderita atau bahkan kamu tidak akan bisa melihatnya lagi"

Jantung Kavian rasanya sangat sakit. Orang berkedudukan, memeng selalu bertindak sesuka hati mereka.

"Kavian, Terima perjodohan ini. Apa yang kamu pikirkan,hah? Jennie memang pilihan terbaik, apalagi kalian sudah saling kenal dari kecil. Hubungan keluarga kita juga terjalin baik, jadi tolong jangan merusak hubungan ini. Bunda mohon, kamu terima yah Nak"

Tak mengubris ucapan sang Bunda, Kavian melenggang pergi dari Ruangan tersebut menuju kekamarnya. Dia butuh waktu sendiri.

Dia benci menerima fakta ini. Bahwa dia harus dipisahkan dengan Lisa dan harus menjalin hubungan dengan Jennie. Gadis yang sangat dibencinya bahkan sedari kecil. Gadis itu angkuh, dan suka menindas yang lemah dan rendah. Selalu memasang wajah dan senyuman manis di depan media, memasang topeng yang sempurna. Dia selalu berbuat sesuka hatinya, itulah mengapa Kavian membencinya.

"Ck, sialan" Umpat pemuda itu

Dia harus mencari cara agar perjodohan ini tidak terjadi. Dia tidak ingin dipisahkan dari Lisa.

































Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VènènumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang