BAB 17

1.5K 110 5
                                    

.
.
.
.
HAPPY READING

Di ruang yang gelap dengan tiga pria yang sedang duduk berhadapan dan saling memandang datar satu sama lain, sehingga diantara pria itu mulai membuka suara.

"Jadi bagaimana?" tanya pria yang mempunyai tato ular itu pada dua pria di hadapannya.

Pria yang berambut blonde seperti Italian itu pun berkata "kau ingin menjinakkan pemuda itu.. Apakah kau sudah memikirkan dengan matang kerana bisa saja kau termasuk jebakan yang tidak kau ketahui" ucapnya dengan bijak sambil menatap pria bertato ular itu dengan malas.

Sedangkan pria bertopeng smile itu hanya diam mendengarkan kedua pria yang sepertinya tidak akur sedari dulu itu, kemudian ia pun bangkit dari duduknya dan membelakangi kedua pria yang masih duduk itu.

"Xi mau kemana?" tanya pria bertato ular itu ketika melihat pria bertopeng itu berdiri dari duduknya.

"Sepertinya kau terlalu bodoh Samuel Eduardo!" ucap pria bertopeng itu dengan dingin.

Pria bertato ular yang bernama Samuel Eduardo itu pun tersentak dan ia mulai berkeringat dingin ketika mendengar perkataan dari pria bertopeng itu.

"Itu-" belum sempat Samuel berkata ia langsung mendapatkan tembakan dari pria bertopeng itu.

Bang!

"Arghhh!" teriak Samuel kerana tertembak di lengan kirinya.

"Samuel.. Jangan merusak rencana yang sudah ku fikirkan dengan matang hanya kerana nafsu bodoh mu itu!" ucap pria bertopeng itu kemudian pergi meninggalkan ruangan gelap itu.

Saat sudah melihat pria bertopeng itu keluar akhirnya pria yang berambut blonde itu menertawakan kebodohan Samuel.

"Diam sialan!!" ucap Samuel sambil memegang lengan kirinya yang terkena tembakan tadi.

Pria berambut blonde itu pun menghentikan tawanya lalu berkata "ck! Dasar bodoh bisa-bisanya kau menjadi gabungan kami dengan otak udang mu itu!" ucapnya sambil menatap rendah Samuel kemudian melangkah pergi meninggalkan Samuel yang masih meringis akibat tembakan di lengan kirinya.

Samuel yang menatap kepergian pria berambut blonde Italian itu hanya bisa mengepalkan tangannya, kemudian ia juga beranjak pergi dari ruang gelap itu.





Disisi Xander saat ini tertawa melihat layar di hadapannya itu kerana ia merasa lucu dengan sifat layaknya anak-anak yang sedang bertengkar itu, sedangkan xion yang masih berdiri di samping juga melihat adegan yang menunjukkan ketiga pria di ruangan gelap itu yang adalah ketua mafia.

"Xion lihatlah betapa lucunya mereka" ucap Xander dengan kekehan yang seram.

Xion yang mendengar menelan ludahnya kasar kemudian menjawab "be.. Benar tuan sangat lucu sekali haha.." ucapnya sambil tertawa paksa kerana takut dengan Xander yang terlihat seperti psikopat.

Xander berhenti tertawa kemudian wajahnya kembali berubah jadi datar dan dingin kemudian ia pun membuka laci mejanya dan terlihatlah pistol yang mempunyai lambang X di ujungnya lalu Xander pun mengambil pistol itu dan menembak Benda bulat di dinding hadapannya, sehingga dinding itu berputar dengan sendirinya dan terpampang jelaslah foto-foto para mafia di depannya.

Transmigrasi Alexanderix to AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang