Suasana sejuk hadir dalam setiap manusia yang berlalu,mereka mengikuti insting dan feeling bahwa hujan sebentar lagi akan jatuh menghantam bumi. Bukan untuk menghancurkan,tetapi untuk memberikan kebutuhan manusia dan setiap makhluk.
Namun,berbeda dengan 7 makhluk kecil yang berukuran di bawah 100 cm itu. Mereka segera pulang setelah memungut beberapa sampah. Pakaian mereka berwarna cerah walau kumal-kumal dari pasir melekat di baju masing-masing.
"Kakak aku lapar!"
"Kakak,aku juga!"
"Kakak! Ini melelahkan!"
"Aku haus!"
"Hiks,sakit!"
"Kakak,ada makanan dan minuman gratis di depan sana."
Sontak,sang tertua yang di panggil kakak tersebut menoleh. Matanya berbinar,sudah dua hari mereka tidak makan di karena kan kabur dari rumah.
"Kalian tunggu di sini,aku akan mengambilnya,"memberikan tas rajut kecil.
"Baik kakak,"menerima tas rajut.
Setelah beberapa saat sang kakak pergi,adik mereka rewel. Mereka juga melihat sang kakak kesusahan dalam mengambil makanan gratis tersebut.
"Kakak kedua! Apa kita perlu membantu?"menatap kakak tertua kedua yang melihat, mengambil tas rajut yang di pegangnya.
"Tunggu di sini,aku akan membantunya."
Para orang dewasa hanya melihat. Tidak membantu dan tidak menanyakan keadaan mereka.
Jalan raya tersebut besar,mungkin karena ketidak hati-hatian sang anak tertua kedua tertabrak oleh mobil hitam yang berasal dari Negeri Paman Sam tersebut.
Kecepatan mobil itu tidak terbilang sedang,tetapi lumayan. Anak itu terpental jauh,darah berceceran. Sang kakak yang mendengar suara tersebut menatap sekelilingnya.
Tidak,ia kehilangan jejak para adiknya. Kaca jendela mobil terdengar seperti di pukul. Ia menatap beberapa mobil hitam yang melaju.
"Kakak! Tidak!"
Adik bungsu hampir terjatuh,ia segera berlari. Namun,mobil telah pergi meninggalkan dirinya beserta sahabatnya yang menatap cuek.
"Ziro,jaga mereka."
Kakinya berhenti berlari. Ia memegang 2 buah bungkus nasi dan satu gelas botol minuman. Matanya seketika menggenangkan air, berlian-berlian bening mulai perlahan turun di pipinya.
"Azalea. Berhenti menangis. Mereka menemukan mu,kamu harus berjalan lurus dan berbelok kiri. Korbankan diri mu."
"Baik ziro. Jaga adik-adik ku, Lei akan datang setelah bermain."
Azalea Putri Pratama Senopati. Anak tunggal kaya raya,ia kabur dari rumah dan di ikuti ke enam adiknya.
"Tidak, Lei berada di mobil dan menemani adik pertama. Dia berkata dia yang akan menjaga,aku harus mengikuti mu."
"Baik ziro. Apa kakek berada dalam mobil?"mengharapkan ketidak hadiran pria tua yang berusia 75 tahun itu.
"Ya, Azalea. Dia akan membawamu kembali ke mansion itu."
Azalea menghapus air matanya. Ia harus bersikap tegar, demi adik-adiknya. Ia harus bertahan,perlahan kakinya berjalan lurus dan berbelok kiri sesuai arahan ziro.
"Tangkap gadis itu!"
Suara yang bergetar akibat di makan usia itu kini menatap tajam cucunya yang sendirian. Bajunya kotor di penuhi oleh tanah dan debu.
"Tuan,ke enam cucu anda tidak ada!"
Kakek itu menghela nafas berat. Ia memerintahkan mereka agar mencari dan mencari di mana keberadaan sang cucu.
"Tuan,nona muda telah tidur di mobil. Ke enam cucu anda berada di kediaman Keluarga Widyo Diningrat."
Matanya terbuka lebar. Kabar buruk apa ini? Kenapa mereka harus bertemu keluarga besar itu? Entah keberuntungan atau kesialan yang di hadapi keluarganya saat ini.
"Pulang
||00.37
||Assalamualaikum! Hallo.
Jangan lupa komentarnya jika ada kesalahan,tolong banget ini mah.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Bersaudara Senopati
Teen Fiction"Gue punya 6 adik,mereka memiliki kemampuan masing-masing dan kemampuan gue mencelakai diri sendiri." "Anak itu? Dia kakak sulung 6 bersaudara? Pantas saja dia selalu berusaha mencelakai adikku. Tapi jika dia ingin menyelamatkan adiknya,bukankah dia...