tokoh utama: pia
pia berangkat sekolah bersama ibunya, itu adalah hari pertama ia sekolah.
Pia membawa langkah kaki melalui aspal sekolah dengan tangan ibu ia yang erat mengait miliknya saat ia masuk ke dalam gerbang sekolah. Di dalam sana, dia melihat seorang gadis seusia miliknya dengan ekspresi penasaran di wajahnya. Gadis itu membawa langkahnya seolah-olah sudah sudah siap berbicara seketika. Seketika berikutnya, ibu saya mengecup kepala saya sebelum akhirnya berlari menuju kelas di mana saya akan masuk.
Ketika ibu saya sudah pergi, saya mengalihkan pandangan saya ke arah gadis itu dengan tampilan penasaran. Ia membawa langkahnya dengan lebih dekat sehingga kini dia sudah sejajar denganku sebelum akhirnya membawa ekspresi tulus di wajahnya.
"halo nama ku alya, nama kamu siapa?"
pia hanya diam dan sinis ke alya yang sedang memperkenalkan dirinya.
Alya membawa ekspresi yang sudah terluka sedikit akibat sikap sinis miliknya sebelum akhirnya membawa tangan kirinya untuk membenarkan kerudung miliknya
"Kau pendiam sekali, ya,"
Alya menunjukkan ekspresi sedikit tercengang saat melihat sikap pia yang sinis tapi ia mencoba untuk tetap membawa ekspresi tulus di wajahnya saat lagi bertanya,"
"Mau jadi temanku?"
Pia menerima tawaran Alya untuk menjadi temannya sehingga kini Alya membawa ekspresi senang di wajahnya,
"Ayo kita duduk bersebelahan."
Saat kelas 2 SD, pia dan Alya selalu berdua saat di dalam kelas sehingga kini saat istirahat mereka selalu duduk bersama
Seakan sudah ada ikatan khusus di antara mereka sehingga kini saat istirahat, mereka selalu duduk bersama saat istirahat untuk berbicara tentang apa saja sementara anak-anak lainnya sudah berlari ke lapangan bermain
Pia dan Alya dipisahkan bangkunya di kelas oleh guru yang bernama Pak Agus. Mereka dibedakan jam kelasnya sehingga kini sementara pia akan menjadi bagian dari gelombang 2, alya akan menjadi bagian dari gelombang 1
Beberapa hari berlalu dari saat pia dan alya dipisahkan di dalam kelas sehingga kini sehabis beberapa hari berlalu, mereka terlihat menjadi lebih pendiam dari sebelumnya saat berada di dalam kelas, karena tidak ada yang bisa di ajak bicara
Saat istirahat, pia tidak lagi tertawa bersama dengan alya seperti sebelumnya sehingga kini saat istirahat, dia hanya duduk diam dengan pemandangan kosong di wajahnya sementara alya selalu membawa pandangan dengan sedikit kekhawatiran di wajahnya
Beberapa hari berlalu hingga kini pada akhirnya, mereka dipertemukan lagi di dalam kelas sehingga kini pia dan Alya duduk bersama seperti biasa saat berada di dalam kelas sehingga kini mereka membawa pemandangan penuh kebahagiaan di wajahnya saat mereka duduk bersama kembali
Saat kelas 6 SD, pia dan Alya sudah menjadi lebih dekat dari sebelumnya sehingga kini saat bersantai atau saat berada di dalam kelas, mereka terlihat seperti sudah tidak bisa dipisahkan dalam saat bersama
.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 sahabat?
Randombeberapa dari bagian cerita ini menceritakan sebuah kisah nyata, 3 sahabat dari kecil dan berlanjut menjadi tak terduga