[1]

552 19 14
                                    

AS SOON AS POSSIBLE, CERITA INI AKAN TAYANG DI APK. HINOVEL. PASTIKAN KALIAN MENGIKUTI AKUN QEYNOV UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI DI HINOVEL. TERSEDIA PULA JUDUL MENJADI DOSEN KAMPRETKU (PFF! KAMPRET DOSEN IS MY HUSBAND) & BRIDE OF CENTURY.

SELAIN MENGGUNAKAN KOIN, CHAPTER TERKUNCI DAPAT DIBUKA DENGAN IKLAN.

.

.

.


Jika cinta untukmu merupakan sebuah dosa yang teramat besar, maka akan aku biarkan mereka menyebutku sebagai pendosa yang bahagia.

Jika rasa ingin memilikimu harus aku bayar dengan panasnya api neraka, maka biarkanlah bara itu bersaing dengan besarnya rasa cintaku yang membara..

Sayang, melebur pun aku tak apa.. Asal bisa memilikimu seutuhnya.


Amelia, nama wanita itu adalah Amelia.

Damian tak bisa melepaskan netranya dari sosok yang kini duduk di hadapannya sekarang. Wanita itu terus saja membuka mulut, menceritakan semua hal tentang apa yang menurutnya lucu. Almost all story— termasuk cerita tentang betapa konyol kelakuan kedua orang tua mereka selama menetap di Negara Kincir Angin selama ini.

Ya! Mereka! Amelia, Mami dan Papinya tinggal di Belanda. Selain mengurusi anak cabang perusahaan, kepindahan Tuan dan Nyonya Wijaya tersebut juga ditujukan untuk menemani putri bungsu keluarga Wijaya yang tengah menyelesaikan studi disana.

"Tapi nih Kak, selain kekonyolan mereka, Amel juga mau cerita tentang ketidakadilan mereka sama Amel."

Alis-alis Damian terangkat. Apakah kedua orang tuanya tidak memperlakukan Amelia dengan baik? Tidak mungkin! Amelia Wijaya adalah anak kesayangan mami dan papi mereka. Bahkan maminya akan menangis satu malam penuh hanya karena melihat goresan kecil ditubuh putri tercintanya.

"Kak... Dengerin aku nggak sih?!"

"Ah, ya, gimana?!" Damian mendengarnya. Ia hanya berpura-pura abai saja.

Sebenarnya Damian rindu dengan wanita dihadapannya ini. Adiknya— satu-satunya saudara yang ia miliki di muka bumi ini. Kata adik adalah sebuah kenyataan paling pahit yang membuat Damian marah pada sang Pencipta. Ia merasa Tuhan tidak adil padanya, karena menjadikan Amelia bagian dari darah yang sama dengan dirinya.

"Kak!! Tuh, kan! Aku cerita ditelepon, Kakak selalu sibuk! Aku cerita disini, Kakak malah bengong, nggak nyimak!" amuk Amelia merasa diabaikan. "Kakak bener-bener nggak dengerin aku kan?! Makanya nggak ada kasih respon dari tadi?!"

"Kakak tadi merespon Amel. Kamu nggak liat alis kakak yang satu gerak naik ke atas?" Amelia mendengus. Selalu saja seperti itu. Bibirnya mengerucut saking kesalnya dengan sang Kakak.

'Bibir itu— Bibir yang dulu setiap malam ia kecup meski sang pemilik tak pernah menyadari,' batin Damian sembari menatap bibir ranum milik Amelia.

"Kak Dam, Astaga!"

"Ya..." gagap Damian saat Amel memanggil namanya. Shit! Kakak rindu Amel, makanya kakak lebih fokus sama wajah kamu.

"Tau ah! Dua tahun nggak ketemu, dua tahun itu juga kakak mengabaikan semuanya.. Saat aku pulang ke Indo, Kakaknya malah ambil perjalanan bisnis. Sekalinya aku pulang selamanya, kakak kayak nggak seneng gitu. Mending aku pulang ke rumah!"

Possessive Broter [Sister Who Became His Wife]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang