CERITA INI SUDAH DAPAT DIBACA DI APLIKASI HINOVEL. UNTUK CHAPTER-CHAPTER SELANJUTNYA, TEMAN-TEMAN DAPAT MEMBACANYA DISANA.
TERIMA KASIH.
.
.
Amelia menggeliat dalam tidurnya. Wanita itu memimpikan kehidupan yang nyata bersama kakaknya. Kehidupan indah, dimana ia dan sang kakak bersama demi merajut asa. Menjalankan rumah tangga yang secara sembunyi ia idam-idamkan.
Dosa! Sekali pun dalam mimpi, nyatanya satu suku kata itu juga melintas dalam benak Amelia. Sejauh apa pun Amelia pergi, nyatanya ia ingin terus kembali. Biarlah hanya darah yang menjadi alasan untuk ia tak bisa bersatu dengan sang kakak. Asal masih bisa melihat kakaknya, Amel sudah cukup bahagia.
Cukup!
Amelia membuka mata perlahan saat merasakan ada seseorang yang memeluk tubuhnya. Ia menatap sendu wajah Damian yang berada di hadapannya. Jemari tangan Amelia terulur menyentuh wajah itu. Wajah damai yang beberapa tahun ini tidak ia lihat dalam kesehariannya.
"Aku berdosa Kak." lirihnya, sangat pelan.
"Aku berdosa. Tolong ampuni aku Kak. Biarlah hanya aku yang merasakan sakit ini." Bisik Amel mulai tercekat. Amel memajukan bibirnya, mengecup bibir Damian singkat. Dalam hati ia merasa takut jika Damian terbangun lalu mempertanyakan akan hal yang ia lakukan baru saja.
"Aku mencintaimu Kak. Sangat," lirih Amelia lagi, sebelum kembali memejamkan mata. Ia ingin terus berada dalam dekapan Damian. Jadi sebelum semuanya berakhir, biarkan dirinya kembali terlelap dengan tenang dalam dekapan pria yang ia cintai, meski dengan status yang sama. Sebagai seorang adik belaka.
Lima belas menit setelah Amelia benar-benar kembali terlelap, Damian membuka kedua matanya. Hatinya menghangat saat Amelia masih berada disampingnya. Wanita itu masih tertidur damai dalam dekapan tubuhnya.
"I love you," adalah kata pertama yang Damian ucapkan ditelinga dan wajah wanita itu. Meski pelan, ia harap wanita itu dapat mendengar pernyataan cintanya. Sesekali Damian mengendus wangi dari rambut sang adik. Ia terbuai dengan harum itu sampai tak sadar bahwa indera penciumannya itu saat ini berpindah, meninggalkan kecupan pada ceruk leher milik wanita tercintanya.
Amelia melenguh membuat darah Damian berdesir hebat. Lenguhan itu, lenguhan yang Damian rindukan. Lenguhan yang ia dengar kala ia mencuri-curi bibir dan harta berharga yang dimiliki oleh wanita yang dirinya cintai.
Amelia mengernyitkan kening saat merasakan sesuatu yang basah tengah bergerak diatas kulit lehernya. Tangannya bergerak, meremas baju Damian yang kini telah menindih tubuhnya. Matanya terbelalak, merasa terkejut atas apa yang Damian lakukan.
"Kak.." tegur Amelia sembari mendorong tubuh Damian.
Damian menggelengkan kepala, membawa kedua tangan Amelia ke atas kepala wanita itu agar sang adik tak banyak bergerak. Karena demi apa pun, ia tak ingin kehilangan wanitanya lagi. Damian ingin Amelia terus berada di ranjangnya kala ia membuka mata untuk esok dan seterusnya.
"Kak, apa yang Kakak lakuin Kak>! Berhenti, kita kakak-adik, Kak!"
"Kakak cinta kamu." Ujar Damian berani, membuat Amelia bungkam tanpa kata. Tubuhnya mematung mendengar kata cinta yang keluar dari bibir Damian.
"Kakak cinta kamu Amel. Kakak pengen milikin kamu." Papar Damian jujur. Ia tahu apa yang mulutnya katakan adalah sebuah kesalahan. Apa yang ia lakukan juga merupakan dosa besar karena ingin menggauli adiknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Broter [Sister Who Became His Wife]
RomanceApa jadinya jika seorang kakak memiliki perasaan cinta pada adiknya sendiri?! Damian Wijaya- Pria itu jatuh hati kepada orang yang salah. Ia mencintai Amelia- Adiknya. Akan kah Damian dapat memiliki Amelia seutuhnya? Atau kah perasaan tersebut harus...