first shoot

126 14 10
                                    

Jonggun terkubur dalam pekerjaannya di kantor. Dia tidak pulang dari kemarin karena pekerjaan-pekerjaan yang menumpuk dan Jonggun tipe yang terlalu obses dengan bekerja. Teman-teman kerjanya juga prihatin melihat kondisi Jonggun yang tidak peduli dengan tubuhnya.

"Sumpah Gun lu bisa gak sih libur sehari aja? Lihat mata lu udah kayak zombie aja", ujar Ryuhei memasuki kantor Jonggun yang berantakan oleh berkas-berkas.

"Diem lu kuning, gue kerja juga buat perusahaan"

"Ya tapi gak gini juga Gun, lama-lama lu bisa mati gara-gara kerja. Gue sebagai teman yang baik hati gak mau temen gue kenapa-kenapa. Jadi gue udah booking tempat di club sama temen-temen yang lain dan lu gak boleh nolak. Kita udah patungan buat bayarin dan spesial biar lu keluar dari kerjaan lu", Ryuhei duduk di salah satu kursi sambil menatap Jonggun yang masih berkutat dengan kertas-kertasnya.

"Ck, nyusahin aja lu pada", ucap Jonggun dengan raut wajah yang masam.

Sungguh Jonggun sangat malas untuk keluar, namun setelah dipikir-pikir memang dia sepertinya membutuhkan sedikit hiburan dan alkohol karena pekerjaannya sangat membuat kepalanya pusing. Tidak ada salahnya untuk menerima ajakan temannya, selain itu tidak ada yang menolak gratisan.

"Oke, gue ikut. Kapan kalian ke club?", mendengar pertanyaan Jonggun, Ryuhei tidak bisa menahan senyumnya.

"Nanti malam, gue bakal share lokasinya.Lu tinggal dateng dan nikmatin semuanya"

"Iya, sekarang lu bisa pergi dari kantor gue karena gue harus nyelesain semuanya biar bisa ikut nanti malam"

Setelah itu, Ryuhei kembali ke kantornya dengan membawa berita bahagia. Dia segera memberikan pesan ke teman-temannya jika Jonggun akan ikut nanti malam.

---Skip time---

Jonggun sudah sampai di tempat parkir club. Hahaha gini-gini walau umur 30 muka gue masih ganteng dan awet muda, batin Jonggun sambil menatap dirinya di spion mobilnya. Jonggun sadar bahwa dirinya termasuk dalam cogan jadi tidak pernah dalam hidupnya merasa insecure dengan penampilannya. Dengan menggunakan kemeja, celana hitam, jam tangan, dan rambut pomade, dia berjalan dengan percaya diri menuju ke pintu club.

Memasuki club dihiasi dengan musik keras yang memekakkan telinga, lampu kelap-kelip, orang-orang yang mabuk dan bergoyang-goyang di lantai dansa. Sambil berdesakan, Jonggun melihat ke sekeliling mencari teman-temannya. Matanya menulusuri setiap orang yang terlintas. Namun bukan teman-temannya yang ia temukan tapi sepasang mata cerah yang menatapnya lekat. Jonggun terkejut namun tidak bisa menghindar dari godaan mata tersebut. Mata itu menatapnya seoalah-olah ia menemukan mangsa yang dinanti-nantikan. Dia adalah seoarang pemuda berperawakan langsing, putih, tinggi, dan berambut kuning. Mata di balik lensa itu tidak bergerak seinci pun hanya terfokus pada setiap gerakan Jonggun. Di sisi lain Jonggun merasa napasnya tersedot oleh mata itu. Sambil berjalan maju, namun tidak melepas menatap bocah itu. Dilihat dari ujung kaki sampai rambut, penampilan bocah itu cukup menarik dan termasuk dalam tipe Jonggun. Tapi dia tidak bisa berlama-lama menatapnya karena harus menemukan teman-temannya.

Ah, mana sih orang-orang. Gue liat dari tadi gak ada yang muncul. Kalau ternyata gue diprank awas aja lu Ryuhei. Gue pasung lu bugil di depan kantor, Jonggun meggerutu dalam hatinya karena sulit menemukan teman-temannya.

Tiba-tiba ada tepukan dari belakang di pundak Jonggun.

"Woi Gun, lu dari mana aja lama banget. Sini ikut gue, yang lainnya udah nunggu", ucap Ryuhei sambil menyeret Jonggun ke tempat lainnya.

"Liat siapa yang datang",ucap Ryuhei sambil cengengesan.

"Wow Yang Mulia Jonggun akhirnya keluar dari sangkarnya", canda Shinwoo.

"Jangan gitu Shin, nanti dia ngambek malah balik pulang", ucap Gimyung sambil dibarengi tawa yang lainnya.

"Diem lu pada, awas aja kalau gak seru. Kalian udah buang-buang waktu gue",ucap Jonggun sambil duduk di tengah-tengah Ryuhei dan Gimyung.

"Shuttt jangan banyak cincong, gue yakin lu bakal suka. Seo sama gue udah nyiapin sesuatu buat lu tapi sebelumnya kita minum-minum dulu. Hari ini kita ditraktir sama Shinwoo YEAYYYYY", teriak Gimyung dibarengi kekehan yang lainnya.

Mereka semua memandang Shinwoo yang terlihat pasrah oleh keadaan karena dikibuli teman-temannya.

"Katanya patungan, kalau gini caranya gue gak bakal datang tadi hahh nasib-nasib punya temen kek monyet semua"

"Utututu jangan cemberut gitu, nanti gue kasih enak-enak deh",goda Ryuhei kepada Shinwoo.

Shinwoo yang awalnya lemas jadi langsung semangat, "Gass sekarang juga sayang~"

Tidak ada yang kaget mengenai hubungan Ryuhei dan Shinwoo karena Gimyung dan Seo sendiri juga sama sedangkan Jonggun, dia tidak masalah baik laki-laki maupun perempuan sama saja.

"Telinga lu budek apa, nanti ya nanti dasar sangean", Ryuhei cemberut dan menahan tangan Shinwoo yang ingin merangkulnya.

"Oke buat merayakan Jonggun hari ini, ayo kita bersulang sampai mabuk,"ucap Seo sambil menuangkan bir ke gelas semua orang. Mereka minum-minum sambil bercanda tawa. Tak sadar sudah dua jam dan mereka mulai memberikan kejutan yang disiapkan oleh Gimyung dan Seo.

"Oke karena kita udah mulai mabuk dan sebentar lagi tengah malam. Kita harus senang-senang kan?" tanya Gimyung yang entah kenapa membuat perasaan Jonggun tidak enak.

Ini bocah mau bikin ulah apalagi dah, batin Jonggun sambil menatap curiga Gimyung dan Seo yang saling senyum-senyum.

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAPARAZZI (GUNGOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang