PROLOG

126 14 0
                                    





"Minghao! Hao! Sayang... Minghao... "


Tangannya mencoba meraih wajah anaknya yg kini dipenuhi tetesan air mata. Bau anyir darah tak ia hiraukan yg penting sekarang anaknya bisa tenang.


"Minghao... Mama disini, Hao-ya... Bisa denger suara mama?" Suaranya ia pertahankan untuk tegar, ingin rasanya menangis melihat kondisinya sekarang dengan rasa sakit yg luar biasa juga tak tega melihat bagaimana mata anaknya yg berlinang air mata, bergerak dengan gelisah seakan gelap akan menelannya sekarang juga.



"Ma... Mama... " Cicitan dari anaknya, Minghao yg agak mulai tenang kini mencari sosok mamanya dimana.


"Hao?, ini mama nak,... Hao jangan takut ok? Mama disini"


"Mama? Papa dimana?"


"Papa ada disamping mama kok sayang,... Tapi papa belum sadar, Hao tidak usah khawatir ok? Hao ada yg sakit nak?"


"... Kepala Hao sakit ma... Disini sesak, ugh... Bau darah"


"Astaga hao-ya, Hao tahan dulu yah sakitnya?... Kita cari cara buat bisa keluar ok?"

Gumaman pelan sebagai jawaban dari sang anak. Sang mama tahu pasti sekarang anaknya sangat kaget, entah nantinya akan berbekas apa.


"Huh?"

Agaknya itu suara manusia berbicara, semakin mendekat ke arah mereka. Syukur mereka bisa selamat sekarang.


















"Pak, tolong pak,... Suami saya masih ada di dalem"

"Ma... A-api... "

Katakan sekarang jantung sang mama sempat berhenti berdetak beberapa detik. Melihat wajah takut sang anak, ia berbalik namun  pemandangan di depan sudah penuh dengan kobaran api merah disertai dengan suara ledakannya.


Para warga yg sempat ingin menolong kini berteriak dan berlari menjauh. Minghao sudah tak sadarkan diri, sang ibu sudah berlinang air mata. Ia sempat ditarik menjauh agar tak terkena ledakan api dari mobilnya yg tadi sudah terbalik kini meledak.



Masih ada satu orang disana...



Tak sempat membuka matanya, ataupun mengeluarkan suaranya...




Kini tenggelam dalam gumpalan bara api yg sangat terang di tengah-tengah gelapnya malam. Suara tangisan sang mama jadi pengisi kejadian tragis saat itu. Para warga mulai berteriak meminta tolong untuk dibawain air, juga meminta pertolongan pada pemadam.




Kini hilang sudah satu, meninggalkan bekas yg dalam untuk keduanya yg kini masih belum percaya dengan keadaan.









—·—










"YAK!! KERJAAN LO CUMA GELONJOTAN KE ALPHA YG BARU LO KENAL KAYAK GINI!?"




Sudah habis kesabaran yg ia bendung dari tadi. Bagaimana dirinya ditempeli oleh seorang wanita yg tak tahu itu Omega ataupun Beta.




"Ayolah... Kenapa lo marah? Gue udah ngeluarin feromon gue, tenang ok?"


"YAK!? LO GAK TAU MALU APA? FEROMON LO BUSUK! SIALAN!"


"Yak!? maksud lo apa?"


"Gue bilang, feromon punya lo BUSUK! ngerti? Bisa nggak pergi sekarang, busuk?"


Dikatakan kasar, yah memang kasar. Tapi hanya itu cara agar dirinya terbebas dari bencana.
Sumpah! Yg tadi memang B u s u k.






"Mingyu ya, kayaknya lo berhasil usir semua jalang yg deketin lo" Ucapnya baru sampai di hadapan sang namja yg sibuk marah-marah tadi.

"Yah memang harus diusir, semua bau Hoshi hyung"



"Ouh... Rupanya lo masih gak bisa nerima feromon omega yah"

Mingyu diam, yg dikatakan namja sipit itu fakta.
















Bukan bau, tapi ia tak pernah merasakan aroma dari feromon Omega.







TBC...







Kali ini dengan tema OMEGAVERS. Dan yah... This a first time to me make a story by this theme. Jadi jika ada kesalahan atau sesuatu yg agak kurang untuk para pembaca, mohon maaf yg sebesar-besarnya dari saya olby!

I'm alone without your pheromonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang