16

551 81 22
                                    

"Rupanya kalian janjian makan disini juga?"

Tobirama bertanya namun tak ada yang menjawab, Sakura, Izuna dan Madara fokus makan ramen. Sementara Hiruzen merasa canggung berada di tengah-tengah mereka, apalagi Tobirama baru saja diabaikan.

"Kami juga tidak tahu kalau kau akan kemari bersama Hiruzen," Akhirnya Sakura menjawab, setelah beberapa menit.

"Ikat rambut mu saat makan, Sakura."

Izuna mengambil karet dan mengikat asal rambut Sakura, namun tetap terlihat bagus. Beberapa saat kemudian Madara menyeka sisa makanan yang ada di sudut bibir Sakura.

"Astaga, apa kau anak kecil?"

Sakura tersenyum. "Aku akan melakukan ini setiap kali sedang makan."

"Ya, jangan sampai kau memakan rambut mu sendiri," celetuk Madara. "Padahal kau sudah menikah."

Tobirama terkekeh sinis. "Jadi seperti ini perlakuan yang didapatkan seorang tuan putri?"

"Apa? Kau mau jadi perempuan?"

"Tch."

Sakura mengambil mie ramen dan menyodorkannya pada Tobirama, memaksa pria itu untuk memakannya. Dengan terpaksa Tobirama menerima suapan Sakura, namun Sakura malah menjahilinya.

"Astaga! Maafkan aku, kuahnya sampai mengalir ke dagu mu."

Sakura mengambil tisu dan membersihkan kuah yang ada di dagu Tobirama, Tobirama mendengus namun ia hanya diam saja mendapati perlakuan Sakura.

"Kau lihat, kan? Teman-teman mu bahkan memperlakukan ku lebih baik, padahal kau pernah bilang bahwa kau akan jadi suami yang baik."

"Aku tidak ingat pernah mengatakan itu."

"Jangan terlalu angkuh, Tobirama."

Tobirama benar-benar jengah karena Sakura terus mengatakan dirinya angkuh, selalu saja kata itu yang keluar dari mulut Sakura. Beberapa saat kemudian Tobirama dan Hiruzen kembali ke akademi, meninggalkan Sakura bersama Izuna dan Madara.

Madara tersenyum. "Dia sama sekali tidak berubah, tapi aku bersyukur semuanya jadi lebih baik karena mu. Seandainya kau tidak ada.. aku tidak tahu akan bagaimana nantinya..."

"Berlebihan," Sakura tersenyum malu.

"Intinya kau itu yang istimewa disini, memangnya sekarang desa Konoha sudah ada saat masalalu yang sebelumnya?"

Sakura terdiam, Sakura tak tahu jelas kapan desa Konoha ada. Tapi tetap saja Madara dan Izuna mengatakan hal istimewa tentangnya, Sakura jadi malu sendiri karena ucapan mereka.

Padahal di masa depan Madara bahkan hanya menganggap dirinya dewa dan ingin memusnahkan seluruh shinobi, tapi di tempat ini Sakura melihat banyak sisi lain dari Madara, pria itu lebih hangat.

"Hei, kak, lihat cara ku mengikat rambut Sakura, sekarang malah terlihat lebih bagus."

"Oh ya? Benar juga, bagaimana caranya? Aku juga mau mencoba."

"Tidak akan ku beritahu," Izuna mencibir.

Madara mendengus lalu mengacak rambut Izuna, adiknya juga sama saja kekanakannya. Madara juga heran bagaimana ia bisa dekat dengan Hashirama dan Tobirama yang kekanakan seperti Izuna.

Hanya Mito yang paling waras diantara mereka, Mito yang paling dewasa hingga ia jadi lebih canggung bersama mereka. Ini yang paling membuat heran, bagaimana bisa Hashirama mendapatkan hati seorang wanita anggun seperti Mito.

"Ini hanya ikat asal, kak, semua orang bisa melakukannya," tukas Sakura menyentuh rambutnya.

"Kenapa kau beritahu?!" Izuna tak terima.

Gulungan Waktu✓(Tobirama×Sakura)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang