┼─HAPPY READING─┼
Jakarta selatan.
Suara barang pecah memenuhi salah satu ruangan di sebuah rumah, membuat seorang anak SMP yang baru pulang sekolah segera pergi ke ruangan itu dan melihat apa yang terjadi.
"Aku capek, La!" Basta, anak SMP itu mendengar sang Papa membentak mamanya. Terkejut, Sebasta diam di depan pintu tanpa ada niat untuk membukanya.
"Aku lebih capek, Mas! Mas Juna gak pernah ngertiin perasaan aku!" Tangan Basta mencengkeram erat gagang pintu, saat telinganya mendengar bentakan sang Mama.
Menghela napas panjang sejenak, lalu Basta membuka pintu itu, hendak masuk ke dalam dan melerai orangtuanya yang sedang bertengkar.
Namun, Basta merasakan tangan menepuk pundaknya saat hendak masuk. Segeralah Basta menoleh ke belakang, ternyata itu adik dari papanya bersama sang istri, yaitu Bapak Abi dan Ibuk Hara.
Segeralah Abi menutup kembali pintu ruangan itu dengan pelan agar mereka berdua tidak menyadari jika anak mereka mendengar pertengkaran mereka.
"Basta gapapa? Ayo ke kamar Basta aja, ya? Jangan di sini." Ucap Hara sambil mengusap pipi Basta.
Basta yang diusap hanya diam menunduk, mencoba mencerna situasi yang saat ini terjadi.
"Mama sama papa berantem ya, Buk?" Tanya Basta dengan pandangan tertuju pada ruangan yang menjadi tempat adu argumen orangtuanya.
Abi mengusap rambut Basta, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Kita lihat dulu, ya? Kalo masalahnya besar, nanti Basta ikut bapak sama ibuk aja, oke?" Tanya Abi mencoba membujuk Basta agar ikut dengannya, entah bagaimana nasib Basta jika nanti dia tidak ikut dengannya.
"Emang masalahnya parah ya, buk? Mama sama papa berantem gara-gara apa?" Mata Basta berkaca-kaca, mengingat orangtuanya yang saling membentak satu sama lain sambil memecahkan barang di sekitar mereka hanya untuk meluapkan emosi.
Hara segera memeluk Basta, tangannya tak henti mengusap rambut anak itu untuk menyalurkan ketenangan.
"Tanyanya nanti aja, ya? Ayo ke kamar, beresin baju kamu, ibuk bantuin." Hara segera menggandeng tangan Basta dan membawanya ke kamar.
Abi yang melihat itu menghela napas kasar, setelah istri kan keponakannya pergi, segeralah Abi mendobrak pintu ruangan itu alias kamar Kakaknya dengan istrinya.
"Mas Juna! Mbak Mala!" Bentak Abi pada keduanya.
Sontak pasangan suami istri itu terdiam kala mendengar bentakan Abi.
"Kamu ngapain ke sini, Abi?" Tanya Juna sengit sambil menatap tajam Abi, begitu pun Mala.
"Kalian bisa gak sih? Jangan memperkeruh suasana? Basta abis selesai ujian kelulusan, bentar lagi dia mau SMA, kalian bukannya memperhatikan Basta malah memperbesar masalah kecil!" Tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Juna, Abi langsung saja menghantam keduanya menggunakan kalimat-kalimat panjang lebar.
"Ngurus satu anak aja gak bisa, apalagi ini Basta anaknya penurut sama pendiam, kalo emang gak bisa ngurus anak ya gak usah bikin. Biar apa? Biar orang tau kalo bibit kalian berdua itu bibit unggul?" Mala yang sudah muak mendengar ocehan Abi pun akhirnya angkat bicara.
"Abi, kamu gak ngerti masalah aku sama mas Juna, jadi kamu gak usah ikut campur!"
"Basta itu ponakan aku, mbak! Jelas aku harus ikut campur!"
Juna hanya diam memejamkan mata saat telinganya menangkap suara bentakan dari Abi dan Mala.
"MALA HAMIL, BI! MALA HAMIL SAMA ORANG LAIN!"
Mala dan Abi sontak kaget, Mala menutup mulutnya shock atas ucapan Juna.
"Mas Juna!" Bentak Mala pada suaminya itu.
"Kamu diam!" Tunjuk Juna pada Mala.
Abi menghela nafas kasar saat mendengar fakta yang tentunya sangat mengejutkan. Tak berselang lama kemudian, ponselnya berbunyi, ternyata itu pesan dari Hara yang mengabari jika dirinya dan Basta sudah berada di luar rumah.
"Basta akan aku bawa pergi, kalian bisa bawa pulang Basta kalo kalian udah baikkan."
Segeralah Abi keluar dari ruangan itu dan menutup pintu dengan kencang, meninggalkan Juna dan Mala yang masih saling melontarkan umpatan, walaupun tadi sempat berhenti karna mendengar penuturan Abi sebelum dia pergi.
┼─SEBASTA─┼
"Nah itu bapak," tunjuk Hara pada Abi yang baru saja keluar rumah.
"Kalian nunggu lama?" Tanya Abi pada keduanya, sontak hal itu dijawab gelengan oleh sang istri.
"Basta jangan sedih dong..." Bujuk Hara pada Basta yang sedari tadi diam dengan pandangan menunduk.
Abi yang melihat itu sontak memegang kedua bahu Basta.
"Keponakannya bapak kan strong, masa tiba-tiba jadi sad gini sih?" Tanya Abi sambil mencubit pipi Basta.
"Bapak!" Abi dan Hara sontak tertawa kala mendengar teriakan kesal oleh Basta.
"Bapak mah gitu!" Basta bersedekap dada sambil menatap jengkel Abi, kesal karna pipinya dicubit.
"Bapak minta maaf, ya, abisnya kamu diem mulu, udah ayo masuk mobil." Tutur Abi sambil menuntun Basta agar masuk ke mobil, Hara yang melihat itu segera memasukkan tas yang berisi pakaian milik Basta ke dalam mobil.
"Bapak, kita mau kemana?" Tanya Basta sedikit was-was, karna merasa bingung dengan hal yang terjadi.
Hara menoleh pada Abi, melihat sang suami yang memberi kode anggukan, Hara menghela mapas pelan lalu memberitahukan kepada Basta.
"Basta untuk sementara tinggal bareng bapak sama ibuk, ya?"
┼─TBC─┼
Sabtu, 14 sept 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN FATE
Random"yakin banget kalo gue bisa dapetin hatinya." Basta terkekeh pelan, sambil tangannya membuang setangkai bunga yang hendak dia berikan kepada Natta, gadis yang dia suka. ┼─DAMN FATE─┼ Sebasta Elkairo Mahaprana, itu namanya. Manis senyumnya, tampan ru...