"Lamaaaa."Bibir Tania maju 3 centi saat Eijaz yang sudah lumayan jauh didepannya mengatainya. Sebenarnya bukan dia yang lama, Eijaz saja yang jalannya kecepetan.
"Makanya jalannya jangan cepet-cepet." Ucap Tania tidak terima dikatain lama. Dengan mulut komat-kamit ia berjalan menghampiri Eijaz yang berkacak pinggang menunggunya.
"Gue udah jalan selayaknya manusia, kalo lo tuh jalan kayak siput." Ucap Eijaz lagi saat Tania sudah berdiri disampingnya. Eijaz kembali mendorong trolli dan meninggilakan Tania yang mendumal.
Saat ini Tania sedang ada di supermarket Mall dekat rumahnya. Malam ini rencananya dia, Kania, dan Eijaz akan mengadakan pesta barbecue, itulah sebabnya sekarang dia bersama Eijaz sedang membeli bahan keperluan nanti malam. Kania tidak ikut karena perempuan itu harus lembur sampai jam 7 malam nanti.
"Tungguinnnnn."
"Makanya jalannya yang cepet."
Tania menghentak-hentakkan kakinya. Tidak Kania, tidak Eijaz sama saja. Sama-sama suka membuat Tania kesal. Tania lalu sedikit berlari kecil mengejar Eijaz yang sekarang berhenti didepan perdagingan.
"Awas aja kalo lo kesandung terus jatuhin barang. Gue gadein lo."
Tania mengerucutkan bibirnya lalu ia menghela nafas merasa bosan. "Kapan pulangnya sih, kak?"
"Baru juga dapet daging udah nanya kapan pulang."
"Bosen tau. Belanja is not my passion."
Sekarang giliran Eijaz yang mengehela nafas. Kok bisa sih dia betah bertetanggaan dengan dua manusia seribet Kania dan Tania. "Yaudah kita bagi tugas. Sekarang lo milih jajan buat nanti malem dan gue milih yang mau di bakar biar gak lama belanjanya."
"Tapi jangan ditinggal. Gak bawa dompet soalnya."
"Iyaa buruan sana."
————
Setelah ngembil keranjang belanjaan Tania langsung menuju etalase jajanan. Ia memilah-milah jajanan
Rupanya ada Lanang disini. Tania memajukan rambut-rambutnya untuk menutupi wajahnya, berharap pemuda itu tidak mengenalinya namun ternyata pemuda itu malah menghampirinya.
"Eh ada babunya si Gembrot."
Tania mengerutkan dahinya. "Bicaranya yang sopan."
Lanang tertawa geli dengan jawaban yang sangat diluar ekspetasinya. "Lagi ngapain disini?"
"Potong rambut. Menurut kakak ngapain aku disini kok masih tanya."
"Eitss galak amat, namanya juga basa-basi."
Tania hanya mendengus tidak menjawab. Ia sibuk memilah jajanan untuk menyembunyikan rasa gugup. Tania tidak tahu kenapa dia menjadi gugup didekat Lanang seperti ini.
"Mau gue bantuin?"
"Gak usah. Kakak belanja yang mau di beli aja." Tania menolak dengan tujuan agar Lanang meninggalkannya namun ternyata pria itu malah masih berada disekitarnya. Diam-diam Ia mencuri pandang, Lanang terlihat sangat tampan saat sedang fokus seperti ini. Tangan Tania langsung menyentuh dadanya sendiri yang bergemuruh.
"Ngomong-ngomong gimana skripsi lo?" Lanang kembali mengajaknya mengobrol membuat Tania sedikit tersingkap karena disaat yang sama dia sedang melirik Lanang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat In Love
Teen FictionKucing adalah hal yang menggelikan sekaligus menakutkan bagi Tania. Namun sayangnya dia harus punya kakak yang menjadi babu dari hewan itu. Tahta tertinggi dirumahnya adalah si Meong sedangkan Tania cuma bagian dari remahan-remahan wiskhasnya aja.