Part 01

2 1 0
                                    

Long time no see, my beloved readers.

Gimana kabar kalian? Is everything okay? I bring a different story than usual.

Dipikir pikir, udah lama banget gak nulis lagi. Biarpun banyak dari kalian yang masih malas dan pelit vote, tapi tetep mantengin cerita ini tolong banget dukungannya ya buat aku. Biar aku juga makin semangat berkarya nya. Semoga kalian suka ya sama cerita baru yang aku buat ini.


~HAPPY READING~










Malam hari ini dihiasi oleh rintik rintik hujan gerimis, aroma tanah yang dibasahi oleh air hujan tercium jelas menenangkan. Seorang gadis bermata hazel menatap keluar jendela memandangi setiap tetes air hujan yang turun membasahi tanah. Tatapannya kosong, pipi kirinya terdapat warna biru ke unguan. Memar yang tercetak jelas dikulit halus nan putih itu, bekas tamparan sang ayah.



Diluar kamarnya terdengar gelak tawa yang terdengar membahagiakan berasal dari ayah, ibu dan adik laki lakinya yang tengah berada di ruang keluarga.




"Selamat ulang tahun kesayangan ibu, sebagai hadiah ibu telah membelikanmu sebuah motor sport merah yang sangat kau inginkan itu".


"For real bu?! Thank you so much, kau memang yang terbaik untukku. Aku menyayangimu bu".


"Hey son, jangan kau pikir ayahmu ini tidak memiliki hadiah apapun untukmu? Serius kau hanya memeluk ibumu penuh cinta sementara aku tidak hm?".


"Oh ayoklah aku juga menyayangimu ayah hebatku, jadi apa hadiah yang akan kau berikan untukku di ulang tahun yang ke 14 ini?".


"Aku telah membelikanmu gedung apartemen di sidney."


"Terimakasih banyak ayah! Ayah dan ibu adalah orang tua terbaik di dunia, aku sangat menyayangi kalian!".

"Kami juga menyayangimu jaime".





Setetes hujan kecil turun membasahi pipi gadis yang tubuhnya kian mengurus itu, lalu disusuli dengan hujan hujan kecil lainnya hingga wajahnya kini basah sudah oleh air mata nya.





"Apa salahku terlahir sebagai perempuan?, kalau mereka tak menginginkan anak perempuan lantas kenapa tidak sedari aku masih dikandungan mereka bunuh saja diriku ini". Ucapnya dengan bibir yang bergetar menahan isak tangis agar tak terdengar keluar kamar, meski ia sangat ingin berteriak sekencang mungkin.




Gladys alessandra gilbert, gadis dengan tinggi 155 cm itu menutup jendelanya rapat rapat lalu menutupinya dengan gorden berwarna biru. Warna favoritenya.



Lelah menangis dan mendengar tawa bahagia keluarga harmonis diruang keluarga, mirea pun melangkahkan kaki menuju kasur queen size-nya. 

Melemparkan diri diatas kasur, mirea memeluk gulingnya sendiri sambil menutup mata rapat rapat. Meski air matanya masih berjatuhan, dan kini membasahi seprai putihnya.











*07.15 pm New york city*


*BRAKKK...



"Bangun anak tak berguna!",

"Kau masih tidur di jam begini? Mau jadi apa kau bangun siang serta malas malasan huh?!",

"Cepat bangun atau ku siram kau dengan air panas!",


Mendengar "air panas" dari mulut cantik ibunya, gladys sontak terbangun dengan tubuh yang hampir terhuyung jatuh.


"I-ibu maaf aku-",


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRANDON OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang