Happy Reading
.
.
.
.
.Nara semakin merasakan dampak dari sikap Pak Daniel yang berubah. Perasaannya yang semula penuh harapan kini berubah menjadi rasa sakit yang mendalam. Di sekolah, gosip tentang hubungan mereka masih berlanjut, membuat Nara merasa semakin tertekan. Setiap hari terasa seperti perjuangan untuk menjaga penampilannya agar tetap baik-baik saja di depan teman-temannya.
Sementara itu, Pak Daniel terus menunjukkan sikap acuh tak acuh dan kurang perhatian terhadap Nara. Ketika Nara mencoba untuk berbicara dengannya, Pak Daniel seringkali tidak menanggapi dengan serius atau bahkan menghindarinya. Rasa sakit hati Nara semakin mendalam ketika dia menyadari bahwa Pak Daniel tidak lagi peduli seperti dulu.
Suatu hari, setelah pelajaran, Nara duduk di bangku taman sekolah dengan tatapan kosong. Kesehatannya semakin menurun, dan rasa sakit fisik yang dialaminya semakin menjadi-jadi. Teman-temannya tidak tahu tentang kondisinya yang sebenarnya, dan Nara memilih untuk menyembunyikannya. Dia merasa semakin kesepian dan terasing dari dunia di sekelilingnya.
Sementara itu, Pak Daniel tampak sibuk dengan urusannya sendiri. Meskipun ada rumor yang beredar tentang hubungan mereka, dia tidak menunjukkan tanda-tanda memperhatikan gosip tersebut atau Nara. Hal ini membuat Nara merasa semakin tersingkir dan tidak dianggap.
Nara mulai merenung dan bertanya-tanya mengapa semua ini harus terjadi padanya. Dia merasa telah memberikan segalanya dalam hubungannya dengan Pak Daniel, namun semua usaha dan harapan seolah sia-sia. Kekecewaannya semakin dalam, dan dia merasa sulit untuk melihat jalan keluar dari situasi yang dihadapinya.
Satu malam, saat pulang dari sekolah, Nara merasa lelah dan terpuruk. Dia merasa bahwa semua beban emosional dan fisik yang dia tanggung telah mencapai batasnya. Dalam keadaan putus asa, dia meresapi semua kenangan dan perasaan yang telah menghampirinya, termasuk bagaimana Pak Daniel yang dulu penuh perhatian kini tampak jauh dan dingin.
Nara memutuskan untuk menulis surat terakhir kepada Pak Daniel, mengungkapkan semua perasaannya dan betapa sakit hati yang dia rasakan. Dalam surat tersebut, dia menulis:
---
"Pak Daniel,
Aku merasa sangat sakit hati dan kesepian saat ini. Aku merasa telah memberikan kepercayaan dan harapan yang besar kepada Anda, tetapi semua itu tampaknya sia-sia. Keberadaan Anda yang dulu selalu memberikan semangat kini terasa jauh dan dingin. Aku tidak tahu mengapa semuanya berubah seperti ini, tetapi aku merasa terabaikan dan tidak berarti.
Aku tahu mungkin ini terlalu banyak untuk diminta, tetapi aku hanya ingin Anda tahu betapa mendalamnya rasa sakit ini. Aku berharap suatu hari nanti Anda bisa memahami perasaan ini, meskipun aku tahu mungkin itu tidak akan terjadi.
Terima kasih untuk semua waktu yang telah kita habiskan bersama. Aku akan mencoba untuk terus maju meskipun terasa sangat sulit.
Salam, Nara"
---
Nara menulis surat tersebut dengan hati yang berat dan meninggalkannya di meja Pak Daniel. Setelah itu, dia merasa sedikit lega meskipun rasa sakit hati dan kesedihan masih mengganggunya. Dia berharap surat itu bisa memberikan sedikit kejelasan atau pemahaman tentang apa yang dia rasakan, meskipun dia tahu bahwa hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapannya.
Hari-hari berikutnya, Nara berusaha untuk menghadapi kenyataan dan melanjutkan hidupnya meskipun rasa sakit dan kekecewaan terus menghantui. Dia merasa harus mencari kekuatan dalam dirinya untuk melawan semua tantangan yang ada, meskipun perjalanan ini terasa semakin berat.
Jangan lupa vote dan komen☺☺☺
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/343985883-288-k525005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia (END)SUDAH TERBIT
Ficção AdolescenteSUDAH TERBIT Part tdk lengkap, part lengkap hanya ada di buku Sinopsis Nara putri, gadis penyuka senja dan bulan. Dan ya jangan lupakan bahwa ia seorang introvert. Ia merasa bahwa Tuhan tidak pernah adil padanya dan Tidak pernah merasakan kebahagiaa...