Kenzie, Karel, Arthur, Rizky dan Ari akhirnya keluar dari ruangan Band, sekarang mereka menuju tempat parkiran “Ehh kalian siap ga buat bulan depan?” tanya Ari kepada teman-temannya.
“Gue ga tau, masih bingung” jawab Arthur. “Aku sebener-nya sih siap-siap aja, tapi demi kenyamanan kita, lebih baik kita pikir-in ini matang-matang, masih lama juga kan 1 Minggu tuh” ucap Kenzie, dan yang lainnya menyetujui perkataan Kenzie.
Flashback on
“Anak-anak, bapak ingin menanyakan sesuatu kepada kalian” ucap pak Chandra saat suara gitar sudah berhenti. “Apa pak?” tanya Kenzie penasaran.
“Kalian bulan depan bisa tampil di sekolahan kita? Karena bulan depan itu acara merayakan ulang tahun sekolah kita yang ke 5” ucap Pak Chandra.
“Loh pak, bukannya ada Kakel ya? Kenapa harus kami?” tanya Arthur kebingungan.
“Iya, kalau anak kelas 12 yang tampil bulan depan, mereka ga diizinkan karena mereka sedang fokus untuk ujian, terus seharusnya kan anak kelas 11 yang bapak minta, tapi mereka bilang, mereka tidak bisa tampil, karna mereka bakalan ada lomba di tempat lain, makanya bapak meminta bantuan sama kalian” ucap pak Chandra menjelaskan.
“Aduh gimana ya pak, bukannya kami menolak, tapi kan kami masih kelas 10 ya, kami juga baru-baru ini masuk ke kelas Band, masa udah harus tampil aja” Rizky yang kebingungan harus menjawab apa pun langsung membuka suara.
“Hmm, izinin kami pertimbangin ini dulu pak, kalo kami terima sekarang, takutnya malah bakal kacau acaranya nanti, kami minta waktu untuk mikirin ini mateng-mateng, minggu depan kami bakal kasih jawabannya” Kenzie berbicara cerdas, ia meminta waktu untuk memikirkan hal itu.
“Baiklah, bapak tunggu jawaban kalian, semoga saja kalian ingin membantu bapak” ujar Pak Chandra.
“Oke kalian bisa pulang sekarang, karena waktu kelas kita sudah selesai” lanjutnya dan yang lain mengangguk lalu bersiap untuk pulang.
Flashback off
Kenzie sudah berada di depan gerbang, menunggu Karel yang masih berada di daerah parkiran motor. Kenzie melihat sekitar, berniat mencari warung makanan yang enak, namun menurutnya semuanya biasa saja, ia melihat di seberang, seorang wanita berbadan 170 cm yang berdiri sambil memasang wajah datar dan kesal, ia turun dari mobilnya dan menemui wanita tersebut.
“Vio?” panggil Kenzie memastikan.
Yang dipanggil pun memandang heran ke arah Kenzie “Ken?” tanya Olivia.
“Kamu belum pulang?” tanya Kenzie, dan Olivia pun menggeleng, mendapatkan jawaban dari Olivia Kenzie segera menarik tangan Olivia, sang empu yang diperlakukan itu pun menarik tangannya kasar, Kenzie memandang heran ke Olivia.
“Ngapain?” tanya Olivia dengan kebingungan, Kenzie pun membuang kasar napasnya, lagi-lagi ia harus berurusan dengan seorang kulkas.
“Ngantar kamu pulang lah, emang mau ngapain lagi?” jawab Kenzie dan bertanya ke Olivia dengan tatapan polos nan lugu miliknya.
“Oh” jawab Olivia lalu pergi meninggalkan Kenzie sendirian, Kenzie yang melihat itu pun heran dan bingung, lalu ia bertanya, “Mau ke mana?”
“Ga jadi nganter pulang?” tanya balik Olivia dan dibalas cengengesan oleh Kenzie.
‘Imut, ganteng’ batin Olivia saat melihat Kenzie yang sedang cengengesan sambil berjalan ke arahnya.
‘Ih apaan dah’ batinnya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzie Elvan Ardiansyah [END]
Teen FictionKenzie adalah seorang remaja yang bercita-cita ingin menjadi penyanyi terkenal, ia sangat mencintai bundanya dan juga sahabatnya. Namun, untuk mencapai kesuksesannya, banyak sekali rintangan yang harus ia hadapi, apakah ia akan berhasil menghadapi m...