Bab 41// Kepanikan Reza

50 3 0
                                    

Altar yang tidak bisa menghentikan kebiasaan amarah nya, terlebih ini murid yang terlalu kepedean ingin di nikahi. Untuk apa? Semuanya karena bunga mungkin prioritas untuk Altar, tapi ia tetap konsisten untuk memilih Elina.

Pikiran Altar sudah tak karuan, ia tidak menyadari bahwa kesalahan nya sangat lebih tepatnya ia yang seperti tidak biasa suka memarahi anak orang lain.

Billy menepuk pundak Altar, tak ingin berlarut dalam keadaan yang tidak penting untuk di pikirkan. Billy sebagai temanya kini hanya mampu berdoa, semoga ia langsung menikah dengan Elina.

"Al, loh masih kepikiran tentang sikap bunga. Ga usah di dengarkan kali biasanya kalau cewek memang gitu, namanya masih labil ya begitu. Udahlah,kamu fokus dengan pekerjaan sebagai guru, nanti kalau udah fokus menikah kita berdua akan membantu dirimu" ucap Billy yang menyemangati temanya satu pekerjaan.

"Iya yang dikatakan Billy tepat sekali, hidup ini jangan di persulit kalau ada masalah cerita ke kami, kita kan besfreind, teman yang selalu ada. Ngomong ngomong yang dipikirkan ku kenapa bunga tidak malu ya, udahlah kalau urusan hati itu minta aja sama Allah, nanti juga di turunkan juga mana yang baik yang akan menjadi jodoh mu, karena jodoh itu cerminan diri, kayak aku menemukan speak bidadari" ucap Reza ia yang mengucapkan kalimat baik untuk temanya di hadang galau.

"Kalian memang benar, tapi aku kayaknya udah maksa kasar dengan bunga. Kenapa aku jadi gini ya! Yaudhlah aku harus giat lagi, jodoh itu urusan Allah za, tapi kita juga harus berusaha, berdoa, terima kasih teman yang sudah semangati Altar, tanpa kalian aku bukan siapa siapa." Senyum di balik kesedihan karena pikiran nya sedang pusing.

Mereka tetap semangati Altar bagaimana pun Altar teman yang baik, teman berbagi informasi, dan salah satunya teman akrab waktu kecil bersama Reza. Akhirnya mereka pulang, namun hal itu bukan pulang di tempat masing masing namun mereka singgah di tempat kediaman Reza.

Sebagai suami layaklah mengetahui jika keberadaan istrinya sedang sakit, ia mengangkat tubuh istrinya dan memberikan kecupan di kening istrinya. Reza tak mau juga kehilangan istri yang di cintainya. Meskipun ada berbagai candaan, keributan didalam rumah tangga mereka bagi Reza hal yang biasa. Ia akan tetap membahagiakan istrinya, meskipun terkadang istrinya kurang memahami hal tersebut.

Tak ada yang mau diantara kita kehilangan orang tersayang, apalagi Agnes tak kunjung bangun dari tidurnya. Maka ia menutup kembali pintu tersebut dengan rapat.

Reza meneteskan air mata, ia tahu jika istrinya sakit tapi ia tidak tahu jika istrinya tengah hamil. Pikiran Reza hanya fokus pada istrinya. Sementara kedua temanya juga tidak enak bila berada di rumah mereka.

Billy berteriak, namun Altar langsung mengunci mulut temanya dengan tangan Altar.

"Kenapa Al, gue haus tahu. Ayo kita cari belakang yuk, gue juga lapar" imbuh Billy tiba tiba lapar.

"Jangan berisik, nanti ibu negara kedengaran tahu. Loh ga tahu kalau ibu negara sedang hamil, biasanya orang yang sudah menikah dan melakukan hubungan intim itu akan hamil, loh ga baca kamus besar"

"Ini anak masih kecil udah pikirannya traveling."ucap Billy ia geli dan tertawa terpingkal mendengar dari temanya sendiri.

"Kenapa tertawa, apakah loh ketawain aku. Emang teman laknat ya! Gini gini gue yang di prioritaskan dengan Reza, loh kan teman kerjanya saja. Gue teman kecilnya Reza"ucapnya yang menyombongkan diri.

"Iyalah tu,"

Tak lama Reza keluar, ia membawa Snack juga minuman. Reza yang lupa dengan temanya, namun Reza kembali bersedih dengan keadaan istrinya yang tak sadar dari tidurnya.

"Gini ini, tapi kelamaan banget ambilnya. Loh kenapa za, loh sakit"

"Gpp kok, gue hanya kepikiran tentang Agnes. Apa gue bawa ke RS untuk mengecek kandunganya. Gue takut Agnes tiba tiba seperti itu, kalau ada di posisi kalian bagaimana?"Apakah kalian diam saja, tapi Agnes ga mau di bawa ke RS."

"Kenapa?" Yang sabar za loh pasti kuat, kalau memang Agnes hamil nanti akan ku persembahkan hadiah yang cocok untuk Agnes" tukasnya menghargai temanya.

"Makasih udah semangatkan gue, "

Apakah Reza berhasil untuk membawa istrinya ke RS, ia tak ingin jika istrinya belum sadar dari tidurnya.

Guruku Adalah Suamiku(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang